Pertahanan diri

15 5 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Di dalam kamar kecil, layaknya kos-kosan Bella dulu. Rezza tertidur, tanpa alas, hanya di atas lantai. Tadinya, ia merasa ragu, namun ditetapkan dalam hatinya, jika ingin kembali makan harus dengan ilmu bela diri. Pasalnya musuh bukan orang sembarangan, yang hanya mengandalkan senjata api, namun juga dibekali ilmu beladiri layaknya karate, whing chun.

Rezza harus mensetarai, kemampuan lawan untuk pertahanan diri. Tuhan telah membawanya pada pelatih seni silat, artinya memang dia harus belajar, sebagai pengasingan diri di sini.

Pagi ini... dia bangun dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya, akibat kecelakaan kemarin. Rasa sakit pada rusuknya, makin menusuk saja. Paman datang, dan menyuruh Rezza meminum jamu yang paman buat di gelas kecil.

"Saya tidak suka minum jamu. Saya tidak akan coba meminumnya" ujar Rezza pada paman.

Kemudian paman menaruh jamu itu di lantai. Paman duduk berhadapan dengan Rezza, lalu menghela nafas panjang, dan terlihat ia sedang memainkan jari-jarinya, seperti sedang melakukan teknik segel tangan dalam anime Naruto hehehe.

Kedua jari paman dilesatkan tepat pada area rusuk Rezza yang cedera. Rezza menjerit kuat merasakan sakitnya.

"Akhhhh...."

"Ahhh... sakit sekali, kenapa paman melakukan ini?" erang Rezza dengan berguling-guling kesakitan.

"Selain pelatih silat, saya juga jago ilmu pijat loh," jawab Paman dengan tersenyum tipis pada Rezza. Ia menyodorkan jamunya lagi, lalu melenggang pergi dari sana.

Rezza segera meminumnya, ia berfikir jamu itu adalah penawar sakitnya.

Setelah beberapa saat, Rezza merasakan sakitnya berkurang. Ia berfikir sudah sembuh karena pijat tadi, Rezza tersenyum, dan bersiap memulai harinya.

"Sakti juga ni orang," ujar Rezza dengan tersenyum senang.

█■■■■█

Masih dengan kesedihan, Bella tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Ia meringkuk berlinangan air mata.

Damita yang merasa tak tega, juga ngga berani mengganggu Bella di kamarnya. Ia hanya sesekali mengintip, dari balik pintu.

Seakan sepi, dan kacau. Dunia bisnis sedang berduka. Berita di mana-mana, wartawan masih memantau dari depan, mereka ingin menemui Bella, namun tidak di-ijinkan. Keadaan Bella benar-benar tergoncang.

Sedangkan Rezza, di sana tidak memperdulikan keadaan Bella, dan lainnya yang sedang berduka, ia tetap pada pendiriannya, biarkan semuanya berjalan seperti ini, sembari ia belajar bagaimana memperkuat pertahanan diri.

Namun, perasaannya tetap berkecamuk memikirkan istrinya, juga orang tuanya. Dilain sisi, masalah yang harus diselesaikan juga tidak kalah pentingnya.

Dia harus berkorban dengan apa yang ia senangi dulu, kemudian akan dia dapatkan kembali.

Di sebuah kamar di Roll Casino.

Jones VS JonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang