Mengmuehehe

12 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■


Di pagi hari, sang surya menyingsing di atas sana. Tirai yang menutup jendela, ia singkap satu-satu.  Mata sang guru itu, terperanjat oleh eloknya pagi, jauh dari bising jalanan biasa.

Pagi hari yang cerah, membawa harapan akan hari yang mudah. Surya itu menghantar untuk kembali mengajar.

Nampaknya hari ini akan jadi hari yang istimewa baginya. Ya, usianya akan bertambah 1 tahun.

Rumah yang ia sewa hanya berjarak satu rumah dari komplek sekolah, tempat ia mengajar. Ia berjalan kaki hingga sampai di ruang guru.

Nesha duduk, dan melihat kelender kecil yang menunjukkan hari ini, adalah ultahnya. Kemudian ia teringat akan masa SMA bersama gengnya. Di hari itu, dia mendapat kejutan dari Vino, sampai mampu membuatnya terharu. Pesta yang berlangsung dengan meriah. Namun semua itu tinggallah kenangan. Semenjak kejadian bertahun-tahun lalu, membuatnya malu untuk unjuk diri di depan orang terdekat, terutama Vino.

Sementara itu tiga agen itu berjalan dengan santainya memasuki ruang kelas.

Belum sampai mereka duduk sudah di panggil saja oleh seseorang yang juga siswa di sana.

"Tiga saudara...."

"Kalian dipanggil sama kakak kelas."

"Ada apaan emang?" tanya Vino ingin tau.

"Mana gua tau, tadi 2 orang ke sini manggil kalian."

"Ya elah manggil doang! Dahlah biarin aja," tutur Tara menggampangkan, dengan melanjutkan untuk duduk di kursinya.

Dia tidak tahu siapa yang ia abaikan wkwk.

Kemudian target datang ke kelas. Mata Vino, Tara dan Faris tidak lepas darinya.

"Alan... lu di panggil sama kakel," lanjut seorang lelaki yang tadi berbicara dengan trio agen.

"Kelas mana?" jawab target yang ternyata bernama Alan.

"Suruh ke perpus."

Karena trio agen melihat Alan yang bergegas untuk menemui kakel, mereka jadi ikutan menemui kakel.

Sampai di tangga, Alan mulai berbicara.

"Lah, lu pada mau ngapain?"

"Kita juga dipanggil," jawab Tara sepontan.

"Owh gitu." balas Alan singkat.

Mereka berjalan bersama menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, terlihat sangat rapi dan sepi.
Vino,Tara dan Faris hanya mengikuti Alan dari belakang.

Ternyata setelah rak-rak buku yang panjang, dibelakang ada kursi berserta meja untuk membaca buku.

Di sisi sebelah kanan ada 5-6 orang siswa urakan, yang sedang menonton dua orang berkelahi.

Buk...buok... (Suara kepalan tangan memukul perut)

Huek.....ehekk.....(suara seseorang yang batuk menahan sakit)

Alan terus berlari, sampai melihat seseorang yang sedang di pukuli oleh satu orang lelaki. Trio agen juga mengikutinya, dan mulai merasakan panas dingin setelah melihat pertunjukan itu.

Yang memukuli itu bernama Edo. Yang di pukuli bernama Raditya.

"Apa-apaan ini?" ujar Alan dengan melenggang ke sana memapah tubuh Raditya.

Jones VS JonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang