°^°Permainan Pertama°^°

27 7 0
                                    

SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■


"Adnan Zayne, aku sangat bahagia! Karena kau begitu banyak memberiku informasi tentang keluarga Lowis."

"Yah, aku turut bahagia!"

"Adnan, setelah ini... kamu awasi setiap pergerakan Hana! Jika dia membahayakan Bella, cepat hubungi aku!"

"Siap!"

Adnan telah mengatakan segalanya, termasuk tentang rencana Hana yang ingin mendapatkan Rezza.

Kini dengan adanya Adnan, Kyla merasa diuntungkan. Ia telah berhasil menguak rahasia besar dibalik mimik polos Hana.

Walau Hana yang mengawali permainan, tapi Kyla yang memegang kendalinya.

Baiklah saat ini Kyla hanya perlu membuat Rezza berada dekat dengan Bella.

█■■■■█

Dengan kaca mata hitam dan sepatu berhag tinggi Hana berlenggak-lenggok memasuki rumah. Dengan diikuti beberapa bodyguard nya termasuk Adnan.

"Mbok, cepat siapkan saya kopi!" teriak Hana dengan raut yang agak kesal.

Lalu ia berjalan menaiki tangga menuju ruang santai. Dan duduk di sana.

"Adnan," panggil Hana.

"Iya..." sahut Adnan sembari melangkah maju dari barisan bodyguard lainnya.

"Temukan wanita ini, dan serahkan pada ku! Sudah ku tulis alamatnya di belakang foto," pinta Hana sambil menunjukkan sebuah foto.

"Baik, nyona." Adnanpun segera berlalu dari sana.

Si mbok yang ingin menyuguhkan kopi berhenti sejenak setelah melihat Adnan yang berlari kecil menuruni tangga. Seperti tergesa gesa.

Mbok mengacuhkan Adnan dan segera naik tangga, menghantarkan kopi kepada Hana.

"Aku tidak suka penghianat!" tukas Hana pelan.

"Chiko, Adam, Hary, awasi Adnan! Cepat!" titah Hana dengan menggebrak meja di hadapannya.

Mbok yang melihatnya pun kaget dengan nampan dan kopi yang bergetar.

"Letakkan saja di sini!" suruh Hana.

"Ba—baik, nyonya."

.....
....
...
..
.

"Awasi Adnan? Emang ada apa sama Adnan?" gumam mbok dengan menuruni tangga, ia jadi ingin tau apa yang dilakukan Adnan, sehingga Hana menyuruh bodyguard untuk mengawasinya.

"Mbok... mbok... " panggil Rezza tapi Mbok tidak menjawab.

"Mbok, kenapa?" tanya Rezza dengan menepuk pundak mbok.

"E—eh, awasi Adnan!" balas mbok yang latah karena terkejut.

"Hah? Adnan siapa?" tanya Vino yang datang bersama Rezza.

"Tangan kanan nyonya, e—eh tangan nyonya! Aduh, eh—aduh!" tutur mbok masih dengan latahnya.

"Ooo... awasi Adnan, tangan kanan nyonya?" ujar Vino dengan menonjok pelan lengan Rezza.

"Nah, bener den!" Mbok membenarkan dengan mengangkat jempolnya.

"Entahlah..." balas Rezza dengan mengangkat kedua bahunya.

"Mbok, hantarkan jus ke kamar Rezza ya!" sahut Vino.

"Siap den."

█■■■■█

Jones VS JonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang