SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
☕
"Kita sambung lagi yok..." ujar Autor pada Vino dan Alan.
"Sampe mana tadi, gua lupa hahah" ungkap Vino.
"Sampe bagian gua njirt" balas Alan.
"Oh iya iya"
"Jadi si Edo itu... Apa si anjir, lupa gua, hahahah" ujar Alan malah ngga bisa serius habis bersambung.
"Serius bego, kagak enak sama Authornya," bisik Vino dengan mencondongkan kepalanya ke arah Alan.
"Gua denger anjir, cepetan dah selesain kasusnya, lu pada mau bayaran kagak sih," sahut Author gregetan.
Selang beberapa menit kemudian, setelah menghela napas panjang. Membiarkan suasana tenang hinggap di tengah-tengah mereka.
"Jujur gue belum paham betul tentang Edo, tapi kita bisa sama-sama cari tahu. Kalau si pembunuh bayaran itu... dia udah mati, bro," tegas Alan dengan sorot mata yang intens.
"Mati? Why?" tanya Vino dengan raut wajah yang terkejut.
"Karena dia gagal dimisi itu, dan identitasnya sudah diketahui oleh kalian" ungkap Alan dengan suara parau.
Pembunuh itu berhasil dibunuh oleh Edo, setelah Edo membunuh siswa di sekolah. Alan menjelaskan dengan gamblang, membuat Vino mengelus dadanya.
"Jadi begini cara mereka menghilangkan jejak," gumam Vino dalam benaknya.
"Musuh kita ini banyak. Kalo incar satu persatu musuh, kita ngga akan menang," lanjut Alan.
"Kita sama-sama incar kepalanya. Nanti malem, jam sebelasan, kumpul di Club'street. Base kita ada di sana," tutur Vino, tak ingin basa-basi lagi.
"Oke" jawab Alan singkat.
█■■■■█
Pukul 23:00 malam, Tasya dan Alan dengan gaya punk-nya turun dari mobil CR-V, benar-benar sangat keren. Author sampai terkesima hahaha.
Keduanya kemudian berjalan memasuki lorong dengan kelap-kelip lampu hias disepanjang lorong.
Mereka berhenti di sebuah bangunan dengan papan bertuliskan "Roll Casino"
Mereka masuk dan langsung merasa tertarik dengan dengan keadaan di dalam. Ini bukan live music club, tapi seperti cafe dengan banyak permainan di dalamnya. Sangat tertata, tidak merusuh semua yang bergabung punya tittle dan geng masing-masing.
"Baru pertama kali melihat hal seperti ini, ada di dalam Club'street. OMG, that's amazing!" ujar Tasya dengan menurunkan kacamata hitamnya.
"Selamat datang, rekan." Mila menyapa dengan senyum hangat.
Mila menggiring Alan dan Tasya untuk bertemu dengan gengnya.
Mereka saling menyapa dan berkenalan. Namun saat Tasya ingin menyalami Tara, Tara malah keburu duduk duluan. Jadi, mereka hanya beradu senyuman singkat.
Masih dengan tingkahnya yang sedikit slengean, Tasya menyalakan korek dengan sebatang rokok yang terselip di kedua jarinya.
Kini keadaan mulai serius. Tasya berdiri berprestasi dengan sebuah gambar dari proyektor, sedangkan semua duduk, seakan rapat yang sebenarnya. Di mulai dengan memperkenalkan tokoh yang punya andil besar dalam geng triad ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones VS Joned
Teen Fiction[TeenFiction] ↓↓↓↓ Menceritakan tentang dua pemikiran yang berbeda, tetapi menyatu karena hati yang sama. Keduanya sama-sama lemah dalam percintaan. Tapi, mereka punya skill mastah dalam keahliannya masing-masing....awokawok'-' Jomblo ngenes, kata...