Jiwa yang Bangun

16 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Bella termenung, melihat pemandangan kota di depan jendela ruang kerjanya.

"Apakah Rezza juga sering melihat ke arah sana?" batinnya mulai bertanya-tanya.

"Kenapa rasanya di ruangan ini... aku bisa merasakan kehadiran Rezza?" ungkap Bella dengan satu tangan di dadanya. Ia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang.

Tok...tok...

Karyawan wanita mulai membuka pintu, dan memberikan setumpuk berkas untuk Bella.

"Terima kasih!" ucap Bella, kemudian melanjutkan duduk di sana dan bekerja.

Bella tidak menemukan kaca matanya, ia lupa menaruh dimana. Setiap laci di mejanya ia buka. Hingga yang paling bawah, bukannya kaca mata yang ia temukan, tapi malah sebuah berkas.

Kemudian tangannya mengambil kaca mata yang ia selipkan didada, tepatnya di tengah-tengah kemejanya.

"Woah, ngga sadar aku nemuin kaca mataku..." kekeh Bella.

Ia melihat ke arah bekasnya, dan bersiap untuk membaca.

Ia pahami kata demi kata, hingga sampai pada lembaran terakhir.

"Aku tidak pernah menemukan berkas jenis ini sebelumnya! Kontrak apa ini?" pikir Bella bingung.

Bella segara menghubungi no pengirim yang tercantum di berkas itu. Namun tidak di jawab. Kemudian Bella menyimpan berkas itu untuk ia bawa pulang.

█■■■■█

Tak tik demi tak tik, mulai Rezza dalami. Ia menyusun siasat dengan benar, di ruang kecil yang sekarang menjadi tempat tinggalnya.

Dirinya yang sekarang, masih belum mampu melawan pergerakan musuh yang laten. Rezza paham dan mendalami seluk beluk, dari mafia yang mengincar keluarganya. Yang memang ternyata ada hubungannya dengan keluarga Lowis.

Seakan Tuhan mengiring Rezza menuju jalan keluar, dari sini dia jadi tau banyak informasi tentang para musuhnya. Tanpa harus menyelidiki dulu. Karena pelatihnya, adalah mantan informan para mafia yang sama.

Pak Darto merasa bersalah, karena dulu pernah berada di geng haram itu. Kali ini ia merasa harus bertindak benar dengan membocorkan semua rahasia, yang ia ketahui meski nyawa taruhannya.

Ia sudah bersiap dengan segala kemungkinan. Memang ia baru mengenal Rezza, namun Rezza sudah menjadi murid favoritnya saat ini.

Aturan pertama yang berlaku untuk geng triad sendiri, adalah membocorkan informasi/berkhianat sama dengan bunuh diri.

Aturan ke dua, adalah balas dendam untuk setiap anggota yang tewas, dalam bertugas.

Aturan ke tiga, sekali masuk tidak akan bisa keluar. Sekali keluar, hanya sisa tubuh tak bernyawa.

Banyak kemungkinan motif dari mafia yang bekerja sama dengan geng triad.

Jones VS JonedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang