SELAMAT MEMBACA
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■☕
"Eh, tukang caper!" Sandra menggebrak meja yang Bella gunakan di perpustakaan sekolah.
"..." Bella mendongak dan menatapnya bingung.
"Maksud lo apaan? Mau dibilang pinter? Mau famous? Mau coba saingin gue?" imbuh Sandra ketus sangat.
"Apaan sih? Dateng- dateng kayak orang gila!" cletuk Bella, kemudian mulai beranjak mengemasi buku-bukunya.
"Ga usah belaga dah! Dasar JONES! Awas ae kalo lu caper ke guru lagi!" umpat Sandra sambil mengambil kaca mata minus milik Bella, kemudian melemparnya.
"Siapa yang caper? Kalo lu takut tersaingi sama gue ya, bilang dong! Emang murid yang pinter lo doang?" gerutu Bella kesal sambil mengepalkan kedua tangannya seraya ingin menonjok.
"Yang caper itu elu! Bukan gue!" lanjut Bella.
"Ohhh selamat! Karena elu udah nantangin gue secara ga langsung. Liat aja, siapa yang bakal dapet nilai tertinggi di ujian minggu depan!" ucap Sandra dengan berjalan congkak meninggalkan Bella di sana.
Sandra adalah rival Bella yang bisa dibilang menakutkan. Dia di segani di sekolah karena terkenal pintar dan juga sok berkuasa. Cukup dreamy untuk kebanyakan cowok.
"Ishhh ribet amat! Mana tadi kaca mata guehh? Aduhhhh, dilempar ke mana?" Bella kebingungan mencari kaca mata minusnya itu sambil berjongkok melihat selokan dengan marah-marah sendiri.
"Nih kaca mata lo!" Rezza datang menghampiri Bella dengan memberikan kaca mata.
"Dia kan yang...duhhh, jadi keinget kejadian kemaren. Ya Allah, Bella malu!" batin Bella berbicara.
Sedangkan Rezza menatapnya aneh karena pipi Bella tiba-tiba merah merona, karena malu dengan kejadian kemarin pagi yang diingatnya.
"Ehhh, ini ambil! Kaca mata elo... kan?" Rezza membuyarkan lamunan Bella.
Dengan cepat Bella langsung mengambilnya.
"Bella, cakep juga ya!" ujar Rezza dalam hati.
Rezza kemudian balik pergi ke kelas karena hari ini ada ulangan MTK, jadi bolosnya ditunda dulu.
Rezza berjalan santai ke tempat duduknya.
Selang beberapa menit......
"Jonedddd! Ehhh, Rezza maksudnya! Pulang sekolah nongkrong kuy, bareng anak-anak! Gua lagi males di rumah nih," ajak Vino teman sepergamenya Rezza.
"Ga bisa! Lagi banyak urusan," balas Rezza asal. Karena ia ingin menjauhi kebiasaan nya yang nongkrong-nongkrong ga jelas bersama teman-temannya itu.
Pembicaraan mereka terpotong, karena Bapak Eko sudah datang dan mulai membagikan kertas ulangan.
••••••••••
"Anjay, masuk pak Eko!" seru teman sebangku Rezza.
"Bisa ae lo ndro! Hahah..." tutur Rezza dengan menepuk lengan Faris.
Kemudian soal dibagikan dan Rezza mulai mengerjakan.
"Aih, susah sangat soalnya! Mana gua kagak belajar semalem. Cap-cip-cup ae lah, PG semua ini," pikir Rezza enteng, ia tak ingin bergelud dengan soal MTK.
Walau sudah kelas XII tapi kebiasaan itu masih tetap ada dalam dirinya, dia tak mencoba serius dalam mengerjakan soal.
Ya, karena tak menghitung sama sekali_- Rezza lancar mengerjakan. Walaupun selesai berkat cap-cip-cup, asal pilih jawaban, yang penting tidak mencontek. Memalukan sekali hedehh....masih mending lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones VS Joned
Teen Fiction[TeenFiction] ↓↓↓↓ Menceritakan tentang dua pemikiran yang berbeda, tetapi menyatu karena hati yang sama. Keduanya sama-sama lemah dalam percintaan. Tapi, mereka punya skill mastah dalam keahliannya masing-masing....awokawok'-' Jomblo ngenes, kata...