12. Tembakan Cinta Yerin

522 130 20
                                    

"Kamu ngapain anak orang?!"

Suara disebrang sana buat Jaehyun ketawa, rupanya laki-laki paruh baya itu sedang sok perduli sama hidupnya.

"Jawab! Kamu selama ini sudah papa beri kebebasan, dan apa ini?! Mau jadi apa kamu?!"

"Jadi astronot," jawab Jaehyun asal.

Tut.

Dia mutus sambungan telpon itu sepihak, sebelum papanya menjadi-jadi.

Kakinya melangkah menuju dapur rumahnya, jam nunjukin pukul dua belas lewat lima belas menit. Dan dia masih belum tidur.

"Hah sial."

Tangan Jaehyun mulai ngutak-ngutik ponselnya. Dan hubungin satu perempuan yang muncul dipikirannya, siapa lagi kalau bukan Jihyo.

"Apaan sih lo?! Tengah malam gini gue dibangunin."

Suara Jihyo serak, Jaehyun yakin dia kebangun karna panggilan masuk. "Udah tidur?"

"Belum, masih olahraga dibulan."

Jaehyun ketawa pelan. "Oh ya udah, gitu aja."

"ANJ-"

Tut.

Panggilannya juga Jaehyun yang akhiri, sudah dipastikan perempuan bermarga Park itu besok marah-marah karna ganggu tidurnya.

Jaehyun jalan kearah kulkas miliknya, dia ambil kopi kalengan yang ada disana. "Kayaknya malam ini gue gak tidur lagi."

Ingatannya kembali kejadian siang tadi, mukulin Shinwon yang udah dia tahan sejak lama. Dan diawal cerita ini dia bonyok juga karna ribut sama Shinwon.

Yang awal permasalahannya Jihyo juga.

"Babu lo cantik Jae, permalam berapa tuh?" tanya Shinwon, sialannya teman-teman Shinwon juga ikut ketawa.

"Bangsat lo!"

Bugh.

Makannya dia marah waktu Jihyo bilang jangan ribut kalau gak ada alasan.

Jaehyun gak pernah nyentuh Jihyo lebih dari kissing, karna Jihyonya terlalu berharga untuk dia ambil kepolosannya.

Dan kalian bisa tau, kenapa Jaehyun seposesif itu sama Jihyo.

Mereka memang bukan pacaran, statusnya tidak jelas ditutupi dengan embel-embel hubungan babu dan majikan.

Jihyo itu..
Rumah bagi Jaehyun.
Entah berapa banyak perempuan yang Jaehyun kejar. Pada akhirnya, Jaehyun cuman kembali ke Jihyonya.

•••

Pletak.

Kepala Jaehyun kena pukul sendok bersih yang baru aja diambil sama Jihyo.

"Makan yang betul! Gak usah main handphone, bisa gak sih?" tanya Jihyo yang udah jengkel dari tadi karna ulah Jaehyun.

Sebentar nyendok makanannya, sebentar liat ponselnya. Dan berulang kayak gitu.

Jaehyun meringis, pukulan sendok yang dilayangkan sama Jihyo jauh lebih sakit daripada biasanya.

"Gila lo, mau buat gue lupa ingatan ya!" marah Jaehyun, Jihyo cengar-cengir karna dia tau kali ini emang dia kebablasan mukulnya.

"Iya, biar gue minggat dari lo. Atau lo gue buang dijalan tol biar harta lo gue kuasain," ujar Jihyo.

"Dasar matre," ledek Jaehyun, Jihyo angguk-angguk kepala sambil minum susu kotak-nya yang lagi-lagi dia ambil dari kulkas Jaehyun kayak biasa. "Bukan matre deh, tapi realistis," ucap Jihyo.

"Udah-udah, kalian ini tho kayak bahas harta warisan. Mas Jaehyun lihat udah jam berapa, kalian kan berangkat berdua kasihan mbak Jihyo kalau sampai ikut telat kayak kamu juga," nasehat bi Mira sambil nunjuk jam dinding.

Jihyo ketawa. "Nah betul tuh," sahutnya.

Jaehyun geleng-geleng kepala karna diberi petuah pagi-pagi, bi Mira memang hobi marah-marah ke Jaehyun. Perempuan paruh baya ini memang pengganti mamanya, mungkin kalau mamanya masih hidup, mamanya akan berlaku sama kayak bi Mira.

Sambil nunggu Jaehyun makan, Jihyo ngambil tas Jaehyun yang ada disofa. Sebelum dia bawa, dia ngecek kelengkapan buku Jaehyun.

"Aduh mas Jaehyun, nanti kalau mbak Jihyo udah pacaran gimana coba? Apa-apa mbak Jihyo yang ngurusin," ujar bi Mira sambil geleng-geleng kepala seraya kakinya melangkah kearah dapur lagi.

Jaehyun naruh alat makannya sambil cengengas cengenges. "Mana ada yang mau sama cewek kasar kayak dia bi, jadi selamanya dia sama Jaehyun."

Mata Jihyo mendelik dengar penuturan Jaehyun, laki-laki bajingan itu memang menyebalkan hampir setara dengan Joo Dan Tae. Pemeran fiksi drama.

"Awas aja lo kalau gue punya cowok, nangis darah deh lo gue tinggal," kekeh Jihyo sebelum akhirnya narik paksa Jaehyun untuk bangkit dari kursi meja makan.

•••

Sampai disekolah, Yerin sudah dengan buket bunga dan berdiri didepan kelas Jaehyun. Jaehyun angkat alisnya bingung karna pergerakan Yerin yang tiba-tiba nyodorin buket bunga cantik itu ke Jaehyun.

"Ehm, kata temen-temenku udah gak jaman nunggu cowok yang nembak. Aku gak perlu kenalin diri aku ke kamu kan? Pasti kamu sering denger namaku," ujar Yerin panjang kali lebar.

Jihyo yang emang berdiri disamping Jaehyun meringis, kenapa dia yang tiba-tiba malu.

Yerin, kayaknya lo salah ngomong deh.
-batin Jihyo.

"Maksud lo? Lo nembak gue?" tanya Jaehyun dengan tatapan bertanya. Yerin angguk-angguk kepala. "Ya, gue Jung Yerin minta Jung Jaehyun untuk jadi pacarnya."

Setengah mati Jihyo nahan tawanya yang hampir meledak, dia betul-betul kehabisan ide bagaimana cara berekspresi serius.

Mingyu sama Jungkook yang baru balik dari kantin dan sekarang berdiri disamping Jihyo juga ikut mati-matian nahan tawa.

Jungkook yang biasanya berekspresi serius sekarang nutup matanya biar gak kelepasan.

Entah kenapa ucapan Yerin betul-betul terdengar seperti banyolan belaka.

"Oke, gue terima," jawab Jaehyun enteng. Sebentar dia noleh kearah Jihyo yang malah tepuk tangan meriah. Ekspetasinya hancur. Jihyo malah segitu bahagianya.

"Nahkan apa yang gue duga, Jaehyun gak akan nyia-nyiain cewek cantik!" heboh Jihyo sambil tepuk tangan dan senyum kearah Yerin. Tugasnya berkurang kalau Jaehyun punya pacar, dan dia suka itu.

Yerin meluk Jihyo. Sementara Jaehyun mematung.

Jangan bilang Jihyo yang nyuruh Yerin untuk nembak dia? Jadi.. Jihyo segitu gak ada naruh perasaan ke Jaehyun?

Kecewa, itu yang Jaehyun rasain sekarang.

Jaehyun narik Yerin yang masih pelukan sama Jihyo kayak tadi, dan sedetik kemudian nyium pipi Yerin yang tentunya buat perempuan itu senang setengah mati.

Dia ngelakuin itu bukan karna pengen, tapi penasaran sama reaksi Jihyo.

Dan seperti biasa Jihyo cuman ngalihin pandangannya. Sekarang bahkan dia malah lompat-lompat sama Mingyu.

Niatnya mau buat Jihyo cemburu, tapi malah hatinya yang panas karna liat Jihyo sama Mingyu senyum-senyum.

-TBC-

B.A.B.U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang