"Lo mimisan, ayo ke UKS."
Mereka lagi jalanin hukuman untuk nyapu lapangan yang penuh sama daun berguguran, ini jam pulang sekolah jadi sekolah hampir kosong dan sisa beberapa murid lontang-lantung yang masih ada kegiatan ekskul.
Ini tiga hari sejak kejadian tampar-tamparan didepan kelas Yerin, dan sejak hari itu Jihyo masih marah sama Jaehyun.
Baru aja Jaehyun mau gandeng tangan Jihyo, tangannya langsung ditepis Jihyo yang lagi mendongak untuk meminimalisir darahnya.
"Gue bisa sendiri, gak usah temenin gue," ujar Jihyo, dia mulai jalan menjauh dari Jaehyun, ninggalin laki-laki itu ditengah lapangan dengan sampah dedaunan.
Jaehyun menghela nafasnya, dia nendang tempat sampah yang tadinya dia tarik untuk mempermudah kerjaannya.
Dan karna ulahnya, sampah dedaunan yang udah rapih terbuang ditempat sampah kembali mengotori lapangan.
"Argh! Bangsat!" umpat Jaehyun.
"Hyo lo gak capek ngambek sama gue? Gue udah berkali-kali minta maaf tapi semarah itu lo sama gue?" tanya Jaehyun sambil sesekali lirik Jihyo yang masih berkutat sama buku novelnya.
Jaehyun lagi mengendarai mobilnya kerumah Jihyo, mereka baru pulang padahal jam udah nunjukin pukul enam sore.
"Enggak," jawab Jihyo acuh tak acuh.
"Lo jahat banget sih, gue jadi gak bisa tidur setiap malam karna mikirin lo," ucap Jaehyun sambil merucutkan bibirnya.
"Oh ya? Bagus deh, kalau kebanyakan tidur nanti lo jadi beruang," sahut Jihyo asal, tanpa noleh ke Jaehyun.
"Kalau gue jadi beruang lo mau maafin gue?" tanya Jaehyun gak masuk akal.
Jihyo nahan tawanya yang mau meledak karna pertanyaan Jaehyun, entah apa yang harus dia lakuin sama laki-laki disampingnya ini. Sebisa mungkin dia fokus sama novelnya.
"Boleh deh, tapi beruangnya harus pinter buat bantuin gue nugas."
Jaehyun senyum, dia punya ide.
"Oke, besok pagi beruangnya berdiri didepan rumah lo, jangan sampai beruangnya nungguin lo bukain pintunya kelamaan karna masih tidur, soalnya beruang kan tukang marah."
•••
Bunyi bel rumah Jihyo dijam enam pagi ini buat Jihyo berdecak, matanya masih terpejam sementara dia turun tangga hati-hati karna nyawanya belum terkumpul.
Tetangganya mungkin mau nitipin kucingnya lagi.
Klek.
Pintu utama rumah Jihyo terbuka, mata Jihyo yang masih setengah langsung membulat begitu liat beruang yang biasanya ada diacara ulang tahun anak TK berdiri didepan rumahnya.
"Apa-apaan," gumam Jihyo heran.
"Pagi, pacarnya beruang."
Bahkan dalam hitungan detik Jihyo sadar, ini ulahnya Jaehyun. Jihyo ketawa, dia udah berjongkok sambil ketawa dan megang perutnya.
"Lo ngapain, Jae?" tanya Jihyo disela-sela ketawanya.
Jaehyun susah payah lepas kepalanya beruang, dia cemberut sambil liatin Jihyo yang masih setia diposisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.A.B.U [END]
FanfictionJihyo jadi babu Jaehyun cuman karna gak sengaja nimpuk kepala Jaehyun pakai sepatu lusuhnya. "Anjing lo Jae, tengah malam gue disuruh ke tempat lo. Udah sinting ya?!" omel Jihyo, sementara tangannya nyambar jaket hitam yang tersangkut dibelakang pin...