"Mulai sekarang lo harus jadi babu gue, karna lo udah malu-maluin gue didepan umum. Seorang Jung Jaehyun masa dilempar sepatu upik abu lo?!" bentak Jaehyun.
Jihyo meringis merasa tangannya dicengkram kuat sama laki-laki didepannya ini.
"Lo gak boleh telat kalau gue minta lo untuk kemana aja, pokoknya harus dua puluh empat jam! Gue mau liat lo kecapean karna gue suruh-suruh-"
Jaehyun terdiam, belum sempat dia selesai marah-marah. Kok, udah nangis aja?
Buru-buru Jaehyun lepasin cengkraman tangannya, merasa bingung, heran, dan.. bersalah.
"Iya iya, udah. Gak usah nangis! Dasar cengeng! Gue gak suka ngobrol sama anak cengeng. Mana handphone lo?" tanya Jaehyun.
Tangan Jihyo mulai masuk ke saku almamaternya. Dia nyodorin ponselnya kearah Jaehyun, selanjutnya Jihyo hapus air matanya.
Dari hadapan Jihyo, dia bisa tau laki-laki itu lagi ngetik sesuatu diponsel miliknya.
"Gue nyimpen nomor gue, intinya lo harus nurutin gue! Kalau enggak gue hukum!" peringat Jaehyun sambil masukin balik ponsel Jihyo ke saku almamater.
Jihyo angguk-angguk kepala, terserah.
Dia mau urusannya sama Jaehyun segera berakhir.
Tapi na'asnya, hubungan mereka bertahan sampai sekarang. Karna semesta, kayaknya gak izinin mereka untuk berpisah.
"Eh, eh. Itu Jaehyun sama siapa? Cewek baru? Cepet banget, setelah putus eh langsung dapet ganti."
Jihyo yang memang kebetulan juga baru turun dari mobil, langsung liat kearah pandangan orang-orang. Disana ada Jaehyun dan seorang perempuan yang gak Jihyo kenal.
Tapi, kayaknya itu Chaeyeon. Ingat? Jihyo pernah liat foto mereka berdua diatas lemari Chaeyeon.
Jihyo jalan masuk kedalam sekolah, terlalu lama-lama disana buat Jihyo panas hati.
"Jihyo, tunggu!"
Baru aja dia jalan beberapa langkah dan baru masuk ke halaman sekolah, Jaehyun langsung narik tangannya dan otomatis mau gak mau Jihyo berhenti karna tarikan itu.
"Lepas," ucap Jihyo sambil narik tangannya.
Jaehyun neguk salivanya susah payah, rasanya nafasnya tercekat untuk ngomong ini ke Jihyo. Bahkan suaranya serasa hilang sampai saat ini.
"Gimana?! Dia Chaeyeon, seratus kali lebih baik dari lo! Gue gak akan nyesel putus sama lo! Gue udah gak suka sama lo jadi mending lo pergi jauh-jauh dari hidup gue!" teriak Jaehyun.
Maaf hyo, tapi gue cuman mau liat lo cemburu atau seengaknya sedikit marah. Gue kehabisan cara untuk dapetin lo lagi.
-batin Jaehyun.Jihyo natap datar Jaehyun.
"Iya, kalau bisa benci gue juga Jae," kata Jihyo. Jaehyun terhenyak, gimana bisa perempuan ini ngomong kayak gitu ke dia?
"Kenapa? Kenapa lo takut sama gue? Kenapa lo mau gue benci lo? Dan gue jugak gak akan bisa benci lo, lagian lo punya kesalahan apa yang lo tutup-tutupin dari gue, hyo?" tanya Jaehyun pelan.
"Gue.. anak dari istri kedua, dan mami gue perusak rumah tangga orang, gue ada karna kesalahan, gimana? Sekarang lo bisa kan benci gue?" tanya Jihyo balik.
Persetan sama orang-orang yang gak sengaja dengar ucapannya, Jihyo jalan ninggalin halaman sekolah dengan Jaehyun yang masih mematung disana.
Jaehyun masih gak bereaksi. Maksudnya, Jihyo itu anak perusak rumah tangga orang?
Dan ucapan Jaehyun waktu itu..
"Gue benci semuanya tentang mereka berdua, gue bahkan masih marah kalau gak sengaja teringat itu lagi, gue mau bunuh mereka berdua yang kurang ajar sama mama gue, perempuan gak punya malu dan satunya lagi papa gue."
•••
Jaehyun mijit keningnya yang pusing, pernyataan Jihyo tadi pagi masih ngusik dia bahkan sampai tengah malam gini.
Memangnya kenapa kalau Jihyo anak perusak rumah tangga orang? Apa Jaehyun juga harus benci sama dia? Jihyo gak salah, yang salah orang dewasa yang lakuin itu.
Kenapa harus Jihyo yang bertanggung jawab atas apa yang gak dia lakuin?
Memangnya setiap anak bisa memilih ingin dilahirkan dikeluarga seperti apa?
"Belum tidur, Jae?"
Dengan suara seraknya Chaeyeon nyapa Jaehyun ditengah malam, dia kayaknya kebangun dan sekarang lagi nyari air karna haus.
Jaehyun geleng-geleng kepala. "Hm, gak bisa tidur," ucapnya.
"Chae, gue mau minta pendapat lo deh, sini lo," kata Jaehyun sambil nepuk-nepuk sofa sebelahnya. Chaeyeon yang baru bangun tentu masa bodo.
"Tau deh, besok aja. Gue ngantuk parah," kata Chaeyeon sambil berlalu.
Sepanjang malam Jaehyun terjaga, laki-laki ini gak tidur sama sekali. Chaeyeon sampai terlonjak kaget liat Jaehyun yang rebaban disofa sambil lambai-lambai tangan kearahnya.
"Lo ngapain jam segini? Tumben udah bangun?" tanya Chaeyeon bingung.
Ini masih jam setengah lima pagi. Jelas aja Chaeyeon kaget, Jaehyun yang gak pernah bangun pagi tiba-tiba kerasukan hantu apa sampai bangun jam segini?
"Gak tidur gue dari semalam, mata gue ngantuk tapi otak gue gak mau tidur," jelas Jaehyun, dia bangun dari posisi rebahannya. Dan lagi-lagi nepuk sofa yang ada disampingnya.
"Sini, gue mau nanya," kata Jaehyun.
"Nanya apaan sih sampai gak bisa tidur gitu?" tanya Chaeyeon bingung. Dia ambil posisi duduk disamping Jaehyun.
Jaehyun jelasin panjang kali lebar awal mula dia sama Jihyo ribut sampai ucapan Jihyo kemarin pagi.
"Hah? Maksud lo gimana?" tanya Chaeyeon bingung, otaknya masih lola, maklum baru bangun tidur.
"Dia anak har-"
"Gue jahit ya mulut lo Chae, bisa gak jangan pakai bahasa itu? Pacar gue tuh," potong Jaehyun.
Chaeyeon ketawa pelan sebelum akhirnya berekspresi serius.
"Ya gak apa-apa sih, bukan dia yang salah. Mamanya yang salah. Jadi emangnya kenapa? Toh, kalau kalian pacaran juga gak apa-apa. Kan dia gak ada hubungannya sama rusaknya hubungan mama sama papa kita, jadi kenapa dia merasa bersalah? Lo bilang aja kalau lo gak marah karna ini, lagian dia gak salah,"
Mama sama papa kita? KITA?
Yap, Chaeyeon bukan pacar atau mantan terindah Jaehyun.
Chaeyeon itu kembarannya Jaehyun, sebelum akhirnya diambil sang papa untuk sekolah di Singapura. Karna takut Chaeyeon juga berontak kayak Jaehyun.
-TBC-
Bagian selanjutnya ending gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.A.B.U [END]
FanficJihyo jadi babu Jaehyun cuman karna gak sengaja nimpuk kepala Jaehyun pakai sepatu lusuhnya. "Anjing lo Jae, tengah malam gue disuruh ke tempat lo. Udah sinting ya?!" omel Jihyo, sementara tangannya nyambar jaket hitam yang tersangkut dibelakang pin...