27. Kembalinya Mantan Terindah

383 102 13
                                    

"Chaeyeon.."

"Hai, Jae. Papa nyuruh gue balik, gak tau kenapa. Tapi kayaknya gue mau dicariin sekolah disini," ucap Chaeyeon sambil meluk Jaehyun.

Jaehyun balas pelukan Chaeyeon, dia rindu. Rindu sama perempuan ini.

Kayak ada keajaiban yang tiba-tiba ngetuk pintu rumah Jaehyun dan keajaiban itu bawa Chaeyeon kembali kedirinya setelah kehilangan Jihyo.

"Lo gak seneng ya gue balik? Padahal gue kangen banget sama lo, kok gue gak diizinin masuk? Liat nih bawaan gue sebanyak ini," kata Chaeyeon seraya lepasin pelukannya dari Jaehyun.

Jaehyun senyum dan bukain pintu rumahnya lebar, Chaeyeon langsung narik kopernya masuk, dia pergi ke kamarnya.

Iya, kamar yang itu.

"Lo pernah pacaran awet ya? Gue tadi pagi gak sengaja liat kamar sebelah lo karna nyari bi Mira. Gue liat kamar cewek ada balon yang disusun dan dibentuk kayak nama, namanya... Chaeyeon kalau gak salah. Kamarnya warna pink. Dia mantan lo?"

Sebentar Jaehyun lirik Jihyo yang lagi noleh kearah dia, keliatan penasaran buat Jaehyun ketawa dan anggukin kepalanya.

"Iya, mantan terindah," sahut Jaehyun.

"Sampai punya kamar dirumah lo? Gila, gak takut apa tuh cewek disamber sama lo?" tanya Jihyo sembari geleng-geleng kepala.

"Dah biasa, hampir lima kali," jawab Jaehyun asal.

Huh, Jaehyun jadi kangen Jihyo. Meski Chaeyeon udah balik. Rasanya dia malah tambah rindu sama perempuan yang berapa hari belakangan jauhin dia dan mau gak mau berhasil buat Jaehyun terus kepikiran.

"Mau makan apa? Gue masakin nih, mau makanan Singapura? Gue juga bisa nih beberapa-"

Ucapan Chaeyeon terpotong begitu buka kulkas Jaehyun. Matanya membulat dan sedetik kemudian ketawa sambil megang perutnya.

Apaan ini? Isinya cuman susu kotak strawberry? Laki-laki itu udah gila kah?

Apa yang dilihat Chaeyeon itu betulan, kali ini gak ada kopi kaleng, semuanya betul-betul susu stawberry dari paling atas sampai bawah. Entahlah, mungkin Jaehyun pikir dengan ini Jihyo bisa balik ke dia.

Ehm.. semacam ritual mendatangkan Jihyo, mungkin?

Konyol memang.

Jaehyun menghela nafasnya. "Gak usah ketawa lo, punya pacar gue tuh."

Chaeyeon mematung, pacar? Jadi.. Jaehyun pacaran disaat dia pergi?

"Lo pacaran?" tanya Chaeyeon sambil noleh kearah Jaehyun yang duduk dibangku meja makan, tatapannya sulit diartikan. Jaehyun angguk-angguk kepala. "Iya, lo ketinggalan berita."

"Terus pacar lo mana?" tanya Chaeyeon lagi.

"Dirumahnya lah, emangnya tinggal disini kayak lo," jawab Jaehyun sambil ketawa kecil.

Sementara itu Jihyo lagi main ayunan dihalaman rumahnya, sesekali dia natap nanar ponselnya. Gak ada pesan dari Jaehyun.

Apa Jaehyun semudah ini lepasin dia? Kenapa Jihyo jadi rindu spam chat dari Jaehyun kalau dia ngambek atau marah.

Bersamaan dengan Jihyo yang merenung, langit nurunin beberapa butir air dari sana. Sepertinya langitpun mendukung dia untuk ber-mellow ria.

"Non Jihyo ayo masuk, hujan turun," ucap salah satu asisten yang emang nemanin dia disini daritadi seraya nutupin puncak kepala Jihyo dengan kedua tangannya.

Padahal Jihyo mau lebih lama lagi disini. Tapi dia juga sadar kalau nantinya dia sakit pasti mami sama papinya gak cuman marahin dia, tapi marahin wanita paruh baya ini juga.

•••

"Mau kemana?" tanya Jaehyun ke Chaeyeon yang udah rapih dipagi hari ini. Dia baru turun sementara dari jam lima pagi Chaeyeon udah ngubrak-ngabrik dapur.

"Mau kerumah papa, ngabarin kalau gue dirumah lo. Lo tau kan dia panikkan? Semalam aja gue ditelponin berkali-kali karna harusnya gue udah sampai," jelas Chaeyeon sambil makan bubur ayam yang dia beli pagi tadi.

"Tuh, bubur ayam. Gue beliin pagi-pagi biar lo gak terlambat. Lagian jangan bucin banget jadi orang, satu kulkas lo isi susu kotak," ucap Chaeyeon sambil geleng-geleng kepala.

Jaehyun ketawa, sebelum akhirnya nyubit pipi Chaeyeon, gemas.

Sementara itu Jihyo baru aja turun dari lantai dua, Jihyo menghela nafas begitu tau dimeja makan baru ada papinya.

Mereka pasti canggung-canggungan lagi kali ini.

"Selamat pagi, papa."

"Jihyo, nanti malam mami sama papi mau ada acara. Jadi kayaknya gak pulang sampai besok, kamu gak apa-apa sendiri dirumah?" tanya papi Jihyo begitu Jihyo duduk disalah satu kursi meja makan.

Sontak dengan cepat Jihyo angguk-angguk kepala, lagian kenapa harus minta persetujuan Jihyo? Toh, mereka cuman ketemu saat makan pagi sama makan malam.

Jadi apa bedanya kalau gak ketemu dimakan malam?

"Pagi, Jihyo. Hari ini kamu tambah cantik nih," puji maminya yang baru aja datang dan duduk disamping Jihyo kali ini.

Jihyo senyum nyambut kedatangan mami tirinya. "Pagi, mi. Terima kasih pita rambut dan sepatunya. Jihyo suka sekali."

Padahal..

"Loh kenapa pakai pita? Kayak anak kecil, saya mau dikuncir aja hari ini," ucap Jihyo yang lagi duduk diatas meja rias. Dia nolak begitu salah satu wanita paruh baya itu masang jepitan pita dirambutnya.

"Maaf non Jihyo, tapi jepitan ini dan sepatu yang dipakai non Jihyo nanti pemberian dari nyonya, jadi harus dipakai hari ini untuk menghormati. Memangnya non Jihyo tidak baca pesan diatas nakas?" tanyanya.

Jihyo geleng-geleng kepala. Semalam dia langsung tidur padahal salah satu dari tiga orang ini udah bilang ke dia sebelum masuk ke kamar.

Menghormati?

Oke, terserahlah.

Tapi selanjutnya Jihyo kaget begitu liat sepatunya dari Jaehyun dimasukan ke kardus. "Eh mau ngapain mbak?!" paniknya.

"Mau dibuang-"

"Apa?! Gak boleh, simpen aja dong, kenapa dibuang!"

Ternyata tinggal dirumah ini betul-betul merepotkan, memangnya keluarga ini masih ada keturunan kerajaan atau gimana sih?!

Nyatanya teriak-teriak ngomelin Jaehyun yang nyusahin dia tiap pagi lebih baik daripada senyam-senyum, sampai sudut bibirnya pegal.

-TBC-

Dikit ya? Maaf ya, otakku lagi ngebul banget ×_×
Btw, nanya nih. Kalau misalnya aku buat cerita Jihyo sama Minhyuk BTOB gimana? Misalnya ya, udah ada draftnya sih tapi baru dikit, gak tau juga ceritanya nanti berhasil debut apa enggak wkwk.


B.A.B.U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang