28. Bocor Bocor, Pakai Apa?

416 102 6
                                    

"Jihyo tunggu!" teriak Jaehyun begitu liat Jihyo jalan dikoridor sama Yerin.

Belakangan ini Jihyo sama Yerin emang sering ke kantin bareng, kali ini pun sama, mereka baru balik dari kantin.

Jihyo berhenti, Yerin garuk tengkuknya, bingung harus apa. "Ehm, gue balik ke kelas deh. Nanti pulang sekolah jangan lupa ya temenin gue ke perpus kota," ucap Yerin sambil berlalu ninggalin Jihyo.

"Apaan? Mau apa lagi?" tanya Jihyo begitu Jaehyun berdiri didepannya. Tangan Jihyo langsung digenggam sama Jaehyun, laki-laki itu gak izinin Jihyo pergi sebelum dia selesai ngomong.

"Kasih tau gue apa yang lo gak suka dari gue, gue bakal catet diotak dan janji gak akan ngelakuin apa yang lo gak suka," ucap Jaehyun dengan ekspresi lucunya, Jihyo mau ketawa tapi sebisa mungkin dia tahan.

Dia juga sekangen itu sama laki-laki didepannya ini. Jihyo terlalu munafik kalau bilang dia baik-baik aja tanpa Jaehyun.

"Jangan jauhin gue," ucap Jaehyun lagi, dia serius sama ucapannya, seenggaknya kalau gak pacaran, mereka bisa kan habisin waktu dirooftop? Ngobrolin hal random? Atau seengaknya Jaehyun sama Jihyo bisa sapa-sapaan kan?

Jihyo berdecak sambil lepasin tangan Jaehyun. "Cukup, Jae! Gue gak suka sama semua tentang lo! Gue mau kita saling gak kenal aja! Gue mau lo jauhin gue juga!"

"Chaeyeon udah balik, gue harus kembali ke dia? Kalau iya, emangnya lo mau gue balik sama dia?" tanya Jaehyun.

Perkataan Jaehyun menciptakan situasi hening diantara mereka, Jihyo masih mematung.

Chaeyeon kembali? Dan apa katanya? Jaehyun mau kembali ke Chaeyeon?

Pernyataan konyol macam apa ini, Jihyo gak suka ini.

Bruk!

Mata Jihyo mengerjap beberapa kali, tangannya megang keningnya, Jaehyun tiba-tiba jadi dua. Semuanya abu-abu sebelum akhirnya semuanya menggelap.

Tepat saat Jihyo liat telapak tangannya, darah. Dia keburu pingsan tanpa sempat ucapin satu patah kata.

Tubuh Jihyo hampir ambruk, untungnya tangan Jaehyun sigap narik dia kepelukannya.

"BANGSAT! LO APAIN CEWEK GUE?!" teriak Jaehyun marah, otot-otot wajahnya mengeras. Darahnya mendidih begitu liat siapa yang nimpuk Jihyo pakai batu ini.

Shinwon melotot, dia salah sasaran. Niatnya dia mau nimpuk Jaehyun karna kesal terakhir kali dia babak belur tapi malah dia yang kena skors.

Gak perduli sama Shinwon, Jaehyun buru-buru bawa Jihyo kegendongannya. Dia bawa Jihyo ke UKS tanpa pikir panjang.

"WOY TOLONGIN! SIALAN LO SEMUA JANGAN PADA PLONGO! KEPALANYA BERDARAH LO GAK LIAT?!" amuk Jaehyun ke beberapa penjaga UKS yang emang sempat bingung.

"Hyo? Hyo? Lo denger gue kan? Please maaf, maaf, maaf," gumam Jaehyun, sambil rebahin tubuh Jihyo disalah satu ranjang UKS.

Suara anak PMR yang panik buat Jaehyun tambah pusing.

"Ini gak bisa ditanganin di UKS, kepalanya bocor. Ini perlu dibawa kerumah sakit," kata anak PMR ke Jaehyun begitu selesai meriksa kondisi Jihyo.

"Terus gimana? Gue harus apa sekarang?" tanya Jaehyun seraya mijit keningnya.

"Lo jagain dia disini, gue panggil guru piket,"

•••

"Anak saya kenapa bisa sampai kayak gini?!" tanya mami Jihyo, daritadi wanita paruh baya ini masih marah-marah mengutarakan kemarahan dan kekecewaannya.

Mereka semua lagi nungguin Jihyo dikoridor rumah sakit yang lumayan sepi ini.

Jihyo sadar begitu perjalanan ke rumah sakit, dan saat ini kepalanya lagi dijahit sama dokter. Dia tenang karna bagian yang lagi dijahit udah dibius.

Walau dia masih sedikit meringis.

Selang beberapa menit Jihyo keluar dari ruangan itu. Semuanya selesai setelah mami Jihyo ngurus administrasinya.

"Jihyo, lo gak apa-apa kan? Lo ingat gue kan? Gue siapa?" tanya Jaehyun berturut-turut sambil nangkup kedua pipi Jihyo pelan-pelan.

"Gak, gue gak kenal lo," ucap Jihyo seraya lepasin tangan Jaehyun dari pipinya dan jalan kearah maminya yang masih marah-marah sama guru piket.

"Mami, udah. Jihyo gak apa-apa, semuanya udah beres kok. Gak begitu sakit juga. Maaf, Jihyo ganggu waktu mami," ucap Jihyo sambil nundukin kepalanya.

Jaehyun melotot, kenapa Jihyo minta maaf? Apa ganggu waktu maminya lebih penting daripada kecelakaan tadi? Atau jangan-jangan Jihyo gak nyaman tinggal disana dan selalu dapat kekerasan dari mami tirinya?

Pikiran Jaehyun melayang-layang. Lagi-lagi pikirannya terlalu jauh.

"Lo gak salah Jihyo!"

Dengan tanpa dosa, Jaehyun ikut masuk ke pembicaraan dua orang itu. Guru piket melotot kearah Jaehyun karna ucapan Jaehyun yang gak sopan.

"Sekali lagi saya minta maaf ya bu, saya janji kejadian seperti ini tidak akan terulang. Jihyo murid yang baik, tadi ada ketidak sengajaan dari salah satu teman Jihyo dikelas lain," jelas bu piket sambil senyum kikuk.

Empat orang ini jalan kearah parkiran, dengan bu piket yang tampak punya topik menyenangkan dengan mami Jihyo. Sementara Jaehyun sama Jihyo yang masih gak berniat keluarin suara.

"Udah gak sakit kan? Gue mutilasi Shinwon pulang sekolah nanti-"

"Jae, berhenti perduli sama gue. Cukup, gue terlalu capek sama semua ini. Gue lakuin ini karna gak mau lo marah sama gue nantinya. Gue terlalu takut Jae bahkan hanya untuk jalan disamping lo kayak sekarang," ujar Jihyo, dia kecilin volume suaranya. Jarak antara mereka dengan dua wanita paruh baya itu terbilang cukup dekat.

"Kenapa? Kenapa lo takut? Gue gak pernah marah-marah sama lo lagi, kan? Lagian, lo sekarang juga gak cengeng kayak dulu," ucap Jaehyun masih gak habis pikir.

"Masalah Chaeyeon tadi, silahkan. Silahkan kalau lo mau pacaran lagi sama dia, terserah lo mau ngapain aja sama dia, gue gak perduli," kata Jihyo sebelum akhirnya ninggalin Jaehyun dengan cara jalan duluan.

Gak lucu kan kalau mereka harus drama teriak-teriak didepan kedua wanita paruh baya itu?

Jangan, Jae. Jangan balik sama Chaeyeon. Gue.. gue udah terlanjur, terlanjur cinta sama lo.
-batin Jihyo.

Batin Jihyo memang tak selaras dengan apa yang dia ucap. Berbeda jauh.

Dan sampai sekarang Jihyo ragu untuk maju atau mundur dihubungannya sama Jaehyun. Meski begitu..

Jihyo rasa, dia gak akan bisa lihat Jaehyun berpaling dari dia.
Jihyo rasa, dia juga gak akan bisa lihat Jaehyun sama perempuan lain.
Rasa itu, semakin hari semakin membesar dan semakin nyiksa dia.

Mencintai Jaehyun adalah sebuah kesenangan sekaligus ketakutan terbesar Jihyo sampai saat ini.

-TBC-

Ya okey, makin lama makin tidak jelas~
Dan semakin hari aku juga makin bingung untuk sub judulnya :')

B.A.B.U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang