15. Pengakuan + Pemaksaan Jaehyun

555 129 14
                                    

"Eh sorry sorry," ucap Jihyo karna gak sengaja nabrak laki-laki bertubuh lebih menjulang daripada dia.

Karna Jihyo yang gak sengaja nabrak dia, kertas-kertas yang dipegang sama laki-laki itu berhamburan. "Gak apa-apa, santai."

Tentu aja dong Jihyo ikut bantuin, merasa bersalah karna buru-buru mau nyamperin Jaehyun. Berakhir nabrak laki-laki gak berdosa ini.

"Ini."

Tangan Jihyo terulur untuk mengembalikan kertas-kertas yang sempat terhambur. Pandangannya beralih natap siapa yang dia tabrak.

"Eh.. Jihyo ya?"

Suara ini.

Kayaknya Jihyo tau itu siapa.

"Rowoon?" tanya Jihyo hati-hati, takut salah orang. Enggak! Tapi dia yakin itu Rowoon.

Cinta pertamanya. Jauh sebelum Jaehyun. Memang dulu Jihyo gak bisa liat cowok ganteng. Ngeliat sekejap pasti langsung suka.

Sekarang udah hilang, yang pasti karna ulah Jaehyun. Boro-boro suka ama cowok lagi, ketauan ngobrol kayak gini pasti Jaehyun bisa marah-marah setengah mati.

Laki-laki bertubuh menjulang itu senyum dan anggukin kepalanya. "Wah lo udah SMA tambah cantik aja ya," pujinya.

Jihyo senyum. "Ya, dong. Orang dari gue orok gue juga udah cantik."

Rowoon ketawa kecil, sampai akhirnya Jihyo sadar. Dia bingung, ngapain Rowoon disini? Rasanya Jihyo gak pernah liat Rowoon disini dari awal masuk sekolah.

"Lo ngapain disini?" tanya Jihyo.

"Gue pindah kesini, udah dari dua hari yang lalu malah. Kemarin gue baru aja ambil baju seragam," jelas Rowoon sambil nunjuk bajunya sendiri.

Bibir Jihyo membentuk huruf 'O', selanjutnya dia anggukin kepalanya ngerti.

"Ya udah gue duluan ya, bye," pamit Jihyo, dia lambaikan tangannya sebelum menghilang dibalik tembok.

"Kok lama?!" bentak Jaehyun.

Jihyo meringis, kesakitan. Dan nunjuk rok seragam bagian belakangnya yang sedikit basah. Mata Jaehyun melebar, begitu juga sama teman-temannya.

"Lo diapain?! Sama siapa?! Kenapa?!" tanya Jaehyun berturut-turut, bahkan laki-laki itu sekarang udah berdiri didepan Jihyo seraya goyangin bahu Jihyo beberapa kali.

"Gue kepleset! Makannya jangan minta gue buru-buru dong!" teriak Jihyo.

Memang benar adanya, tadi karna buru-buru. Jihyo gak liat ada peringatan kalau lantai koridor baru aja selesai di pel. Berujung dia jatuh terduduk disana.

Jaehyun berniat keluar koridor, buat Jihyo nepuk jidatnya.

"Mau ngapain lo?" tanya Jihyo, pantatnya masih sakit dan dia mau istirahat dulu disini. Eh, Jaehyun malah udah mau pergi lagi yang mau gak mau Jihyo harus ikutin.

"Nyari tukang bersih-bersihnya, gila ya ngepel apaan itu sampai bikin orang kepleset-"

"Jae! Lo yang salah juga nyuruh gue buru-buru, gak mau disalahin?! Iya?!" tuduh Jihyo.

Bambam ngelirik yang lainnya. "Lo pada ngerasa gak sih? Mereka ributnya tiap hari kayak ributnya pasutri baru? Apa aja diributin, heran gue."

Mingyu geleng-geleng kepala, bukan gak setuju sama ucapan Bambam, tapi pusing liat dua orang itu adu bacot. "Udah lo berdua, capek banget gue liat lo berdua ribut mulu!"

B.A.B.U [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang