Malam ini rencananya Jaehyun sama Jihyo mau jalan-jalan, dengan tujuan entah kemana. Kata Jaehyun mereka harus malam mingguan berdua. Pacaran kayak orang-orang.
Padahal semenjak jadi babunya Jaehyun, kayaknya hampir tiap malam dia bareng sama Jaehyun.
"Halo? Jae, gue lagi males banget nih. Kalau jalan-jalannya ditunda minggu depan gimana?" tanya Jihyo.
"Apa?! Enggak, gak boleh. Gue udah rapih dan sekarang mau jemput lo, sana cepetan siap-siap,"
Panggilannya terputus gitu aja, pasti Jaehyun sekarang udah mulai jalan. Jihyo secepat kilat ganti baju, cuman pakai baju polos dan pakai hoodie kebesaran warna biru yang dikasih Jaehyun beberapa hari lalu.
Hoodie couple. Kata Jaehyun, biar makin kerasa pacarannya. Memang ada-ada aja, tapi berhasil buat Jihyo geli campur ketawa dalam satu waktu.
Sementara bawahannya pakai rok hitam selutut. Gak lupa sama tas selempangnya.
Cuman butuh waktu lima menit sampai Jihyo nyantai dilantai bawah sambil minum susu kotak strawberry kayak biasa untuk nungguin pacarnya itu sampai kerumahnya.
"Lama-lama serasa pacaran betulan juga gue sama Jaehyun," gumam Jihyo diiringi ketawa pelannya.
"Eh non Jihyo mau kemana? Rapih sekali malam-malam gini," ujar bi Imah, asisten rumah tangga sekaligus CCTV yang dikirim papinya.
Jihyo tampak kaget, rupanya asisten rumah tangganya belum pulang. Padahal sekarang udah hampir jam delapan malam.
"Mau jalan sama temen bi, temen sekelas rame-rame. Ini Jihyo nunggu dijemput," jelas Jihyo sambil garuk tengkuknya, gugup.
"Oalah, ya udah non. Saya pulang dulu ya, hati-hati dan jangan pulang kemalaman ya non," ucapnya seraya berlalu.
Jihyo hembusin nafasnya lega, gak paham lagi kalau Jaehyun kesini terus asisten rumah tangganya itu belum pulang.
Suara klakson mobil Jaehyun buat Jihyo cepat berdiri dan jalan kearah pintu rumahnya.
"Kalau ketahuan papi, udah pasti gue gak akan diizinin lagi tinggal sendiri," gumam Jihyo sambil ngunci pintu rumahnya.
Selama diperjalanan Jaehyun sama Jihyo cuman ngobrol tentang hoodie yang mereka pakai, bukan, bukan ngobrol, lebih tepatnya debat.
"Pokoknya hoodie couple-nya harus ganti, apaan ini tipis gini," putus Jaehyun yang masih keukeuh sama keinginannya untuk ganti hoodie couple karna merasa bahannya tipis.
Jihyo juga heran, sebetulnya yang perempuan itu dia atau Jaehyun sih? Kenapa Jaehyun sering protes sama hal-hal kayak gitu?
"Apanya sih yang tipis?! Lo ke kutub utara juga kayaknya gak bakal kedinginan," ucap Jihyo yang emang merasa kepanasan.
Selanjutnya Jaehyun masih ngomel-ngomel karna gak terima sampai akhirnya Jihyo melepas hoodie biru yang bikin Jaehyun gak berhenti ngomel.
"Persetan sama hoodie, sana lo pakai dua aja biar gak dingin!" omel Jihyo sambil lempar hoodie-nya ke pangkuan Jaehyun.
Jaehyun melotot, dia berhentiin mobilnya dan natap Jihyo.
"Lo mau mamerin badan lo ke orang-orang ya?! Sana pakai lagi buru!" omelnya.
Jihyo berdecak, maunya manusia disampingnya itu apa sih. Lagian Jihyo kan pakai baju hitam yang jelas-jelas juga masih kebesaran karna tau laki-laki disampingnya itu pikirannya kotor.
"Gak mau, dah gak mood gue!" omel Jihyo balik.
Jaehyun natap Jihyo, baru sadar kalau pacarnya itu ngambek. "Ih cantik banget deh lo, sini-sini gue cium, boleh gak nih?" tanyanya.
Lagi-lagi gak nyambung karna nyari kesempatan dalam kesempitan.
Juga, ini kayak adegan ulangan waktu kejadian mau ke pesta ulang tahunnya Sujeong. Bedanya kali ini Jaehyun minta persetujuan.
"Gak," singkat Jihyo yang udah natap pemandangan dari kaca mobil Jaehyun.
"Ya udah peluk aja, mau peluk," ucap Jaehyun sambil rentangin tangannya, yang walau udah dia tebak Jihyo gak akan perduli.
"Peluk tapi gak bahas hoodie lagi, deal?"
Jihyo yang muak masalah hoodie ulurin tangannya dan menghadap kearah Jaehyun. Jelas aja, Jaehyun langsung balas uluran tangan Jihyo. "Deal,"
Selanjutnya Jaehyun narik tangan Jihyo, dua orang itu pelukan cukup lama dengan Jaehyun yang sekali-kali ngecup kening Jihyo.
"Janjinya pelukan doang Jung Jaehyun, gak pakai cium kening!"
Emang dasar, dia gak bisa melewatkan kesempatan.
•••
Setelah makan malam, mereka mampir ke pasar malam yang gak jauh dari restaurant tempat mereka makan barusan.
Jaehyun rangkul Jihyo, sementara Jihyo yang natap Jaehyun males.
"Nyari kesempatan terus ya lo, gue pukul juga nih lama-lama," ucap Jihyo sementara kaki mereka tetap menelusuri apa aja yang mau mereka lakuin disini.
Bukannya lepasin tangannya, Jaehyun malah senyum. "Kan lo punya gue, lagian tempatnya ramai. Nanti kalau lo ilang siapa yang susah? Gak lucu ya kalau nanti lo diumumin di abang-abang yang jualan kaset bajakan," kekehnya.
Jihyo geleng-geleng kepala, tapi kebayangnya juga buat Jihyo ketawa. "Gila lo, lo pikir gue bocil ketinggalan bundanya yang sibuk belanja di mall."
"Eh ngomong-ngomong nanti kalau punya anak, lo gak boleh gitu ya- aduh!"
Tangan Jihyo langsung nyubit tangan Jaehyun yang masih rangkul dia. "Ngomong gak jelas lagi lo, gue dorong ke banci yang ngamen itu loh," ancam Jihyo sambil nunjuk perempuan bertubuh kekar alias bencong lagi ecrek-ecrek botol berisi beras.
"Apa neng? Masnya mau dikasih ke saya?"
Entah gimana bisa, omongan Jihyo terdengar sampai orangnya.
Dua orang itu langsung kabur dan rencana mereka untuk main dipasar malam itu gagal karna ucapan Jihyo yang sembarangan.
Baik Jihyo maupun Jaehyun masih ketawa bahkan sampai mobil Jaehyun melaju pergi ninggalin tempat ramai itu.
"Gila, gak kebayang kalau gue dibelai-belai dia," ucap Jaehyun yang udah bergidik ngeri terbayang si mas/mba tadi megang-megang dia.
Jihyo tambah ketawa sambil megang perutnya yang sakit karna gak berhenti dari tadi.
"Mau kemana lagi? Nyari yang lain?" tanya Jaehyun ke Jihyo yang mulai berhenti ketawa.
"Ekhem." Jihyo berdehem untuk normalin kerongkongannya. Dia liat jam yang ada dipergelangan tangannya, udah jam sembilan lewat.
"Pulang aja Jae, gue takut kalau kemalaman terus ada hansip yang ronda ngeliat gue baru pulang, bisa-bisa gue digibahin tetangga," ujar Jihyo sambil kebayang omongan pedas tetangga-tetangganya.
"Nginep aja dirumah gue, sekaligus peluk-pelukan dibalik selimut," ucap Jaehyun sambil noleh ke Jihyo sebentar, senyumnya juga terukir, dan yang paling penting, jangan lupakan tatapan anehnya.
Jihyo ambil tempat tisu yang ada didepannya dan mukulin kepala Jaehyun. "Tobat lo! Lama-lama gue ruqyah beneran lo Jae!"
-TBC-
Kok pas banget ya (❍ᴥ❍)
KAMU SEDANG MEMBACA
B.A.B.U [END]
FanficJihyo jadi babu Jaehyun cuman karna gak sengaja nimpuk kepala Jaehyun pakai sepatu lusuhnya. "Anjing lo Jae, tengah malam gue disuruh ke tempat lo. Udah sinting ya?!" omel Jihyo, sementara tangannya nyambar jaket hitam yang tersangkut dibelakang pin...