Pagi ini Jihyo disambut sama tiga wanita paruh baya yang sibuk dikamarnya, entah dengan maksud apa. Jihyo duduk, wajahnya masih tak terkendali karna baru bangun tidur.
"Ada apa ya?" tanya Jihyo dengan suara seraknya, keheranan.
"Eh non Jihyo sudah bangun, silahkan mandi. Saya sudah siapkan air hangat."
Ah.
Jihyo lupa sekarang dia tinggal dimana, terserahlah. Kayaknya seru juga jadi putri dalam semalam kayak putri Sofia.
Buru-buru Jihyo masuk ke kamar mandi, setelah beberapa menit, Jihyo udah siap sama baju sekolahnya dan rapih karna dibantu sama orang-orang itu.
Lama tinggal diluar, Jihyo jadi lupa kalau dirumah ini seheboh ini untuk berangkat sekolah, perlu beberapa orang untuk ikut bantu dia.
Sampai dimeja makan Jihyo senyum, mami sama papinya udah ada disana.
"Pagi, Jihyo."
"Pagi, mami."
Jihyo duduk bersebrangan dengan pasangan paruh baya itu. Sedikit membosankan karna disini Jihyo gak bisa bawa piring itu ke ruang tamu untuk makan sambil nonton TV.
Mereka cuman ngobrol beberapa sebelum akhirnya kedua orang itu pergi entah kemana, ninggalin Jihyo yang masih belum selesai sama acara makannya.
Jihyo harus makan pelan-pelan karna takut dimarahin sama papinya karna gak sopan dimeja makan.
Iya, makan disini sesusah itu. Layaknya makan sama keluarga kerajaan.
"Kacau banget canggungnya, rasanya tadi gue berharap ada gempa biar orang-orang anggun disini pada heboh," gumam Jihyo sambil mijit keningnya.
Baru sehari tapi Jihyo udah merinding karna tenangnya rumah ini.
Setelah sampai disekolah Jihyo malah langsung diinterogasi sama teman-temannya yang penasaran soal Jaehyun sama Jihyo.
Soalnya semalam mereka dikasih tau sama Jihyo di obrolan grup.
"Demi apa lo putus sama Jaehyun?!" tanya Eunha, jangan lupakan matanya yang udah membesar kaget.
"Iya Eunha cantik, gue putus sama dia," jawab Jihyo tenang sementara matanya masih setia baca buku novel punya Yuju.
"Lo suka kan sama Jaehyun?! Kenapa gak maksa buat gak mau putus?! Sayang banget orang ganteng disia-siain," omel Lisa.
Jihyo senyum kikuk, reaksi mereka bakal tambah seheboh apa kalau bilang Jihyo yang mutusin Jaehyun? Apa mereka bakal kayang sambil ngomel-ngomel kayak gini?
Bel masuk bunyi, Jihyo masih gak ngasih tau alasan dibalik putusnya hubungan dia sama Jaehyun, dan nimbulin banyak pertanyaan yang ada diotak teman-temannya itu.
•••
"Hyo tunggu! Kok lo jadi menghindar dari gue sih? Kan kita putus baik-baik, kenapa lo gak jawab pesan gue? Kenapa gak angkat telpon juga? Lo marah sama gue?" tanya Jaehyun seraya megang tangan Jihyo.
Semenjak malam itu, malam mereka putus. Jihyo sama sekali gak buka pesan yang dikirimin Jaehyun sampai hari ini.
Jelas aja Jaehyun bingung sama kelakuan Jihyo yang tiba-tiba berubah.
"Iya gue menghindar dari lo! Gue gak mau pacaran sama lo lagi! Gue capek sama lo yang posesif dan tukang marah!!" teriak Jihyo sambil narik tangannya, dia hempasin tangan Jaehyun sebelum akhirnya pergi dari sana.
Ninggalin Jaehyun yang masih mematung ditengah koridor dan dapat tatapan kasihan dari orang-orang.
"APA LO LIAT-LIAT?! GUE TINJU LO SEMUA YANG NATAP GUE KAYAK GITU!" teriak Jaehyun sambil nunjuk-nunjuk beberapa orang yang sekarang geleng-geleng kepala.
Jihyo masuk kamar mandi, hatinya sakit sendiri karna marah-marah ke Jaehyun ditempat umum.
Dia beringsut dipojok kamar mandi, sembari mulutnya gak berhenti minta maaf ke entah siapa. Beruntung kamar mandi ini lagi gak dimasukin sama satu orangpun.
Sementara Jaehyun banting pintu rooftop kencang, nimbulin tatapan bertanya dari teman-temannya.
"Kenapa? Jihyo?" tanya Eunwoo yang tadinya baca-baca buku.
"Gue gak tau apa salah gue, tapi dia marah besar sama gue. Katanya gue pemarah, gue posesif. Dan kayaknya dia benci gue karna itu, tapi gue rasa belakangan ini gue sama sekali gak lakuin itu. Gue gak marah-marah, walau terakhir ribut sama Rowoon. Tapi itu kan udah lama banget," cerocos Jaehyun sambil acak-acak rambutnya pusing.
"Orang kalau udah kenal cinta beginilah jadinya bunda-bunda," ejek Yugyeom.
"Lo harus berubah Jae, mungkin abis itu dia gak marah lagi sama lo. Lo harus bisa liat Jihyo sama cowok lain."
Serius, semuanya gak masuk akal. Jaehyun betul-betul bingung, belakangan ini rasanya juga Jaehyun gak banyak buat masalah. Terus kenapa Jihyo tiba-tiba asal ngomong kayak gitu?
Apa Jihyo sengaja?
Apa Jihyo emang mau pergi dari Jaehyun? Tapi kenapa? Apa alasannya?
"Ya, gue mau coba. Tapi gue gak bisa janji. Karna gue susah bahkan hanya untuk liat dia ngobrol sama cowok lain, tapi bukannya wajar? Gue suka dia, bukan, gue cinta sama dia," ujar Jaehyun.
Eunwoo senyum, oh, jadi Jaehyun waktu itu ngamuk ke dia karna itu?
"Tapi gimana sama dia? Kalau dia gak suka sama lo gimana? Kalau selama ini dia kesusahan karna lo gimana? Jangan egois, Jae. Lagian mana ada sih orang pacaran cemburu buta begitu? Masa ngobrol doang ngamuk?" tanya Yugyeom.
Jaehyun membeku, Yugyeom nyadarin dia. Selama ini Jihyo belum balas rasanya. Disini posisinya cuman Jaehyun yang tergila-gila.
Sedangkan Jihyo?
Perempuan itu biasa aja.
"Enggak Jae, gue rasa Jihyo udah suka sama lo. Tapi, lo harus berubah kalau gak mau pada akhirnya Jihyo bosen dan ninggalin lo karna cuman boleh apa-apa sama lo," ucap Eunwoo.
Jihyo yang lagi jalan dikoridor berniat untuk balik ke kelas gak sengaja liat Chungha yang ketawa-ketawa ngeliatin dia.
"Kan, gue udah bilang! Orang yang rebut kebahagiaan orang lain, bahagianya juga gak akan tahan lama!" ucap Chungha ke teman-temannya, agak teriak. Dan Jihyo tau kalimat itu ditunjukin untuk dia.
Entah kenapa kalimat Chungha kali ini lebih nusuk Jihyo. Dan kali ini Jihyo rasa ucapan Chungha ada betulnya.
Sial, dia mulai terkontaminasi sama kata-kata perempuan gila itu.
-TBC-
Ku pusing, ini aku nulis apa sehh!
KAMU SEDANG MEMBACA
B.A.B.U [END]
FanficJihyo jadi babu Jaehyun cuman karna gak sengaja nimpuk kepala Jaehyun pakai sepatu lusuhnya. "Anjing lo Jae, tengah malam gue disuruh ke tempat lo. Udah sinting ya?!" omel Jihyo, sementara tangannya nyambar jaket hitam yang tersangkut dibelakang pin...