sembilan belas

82 9 0
                                    

menutup buku tersebut namjoon memijat pelipisnya pelan,

selama ini seokie-nya menderita?

dan dia egois tak tau?

kenapa dia tak mencari hoseok lebih cepat waktu itu?

memaksa yoongi mungkin?

hoseok nya menderita, dan dia tak ada untuknya.

pikirannya sekarang kalang kabut matanya berkaca kaca

memejamkan kedua mata lalu mengambil napas panjang namjoon menegakkan postur tubuhnya.

berjalan menuju tempat tidur hoseok kembali tanpa berkata apapun

telah ada dua dokter yang sedang berbicara dengan ibu ' Jung ' karena terlalu serius dengan percakapan mereka

dia tak ingin menganggu dan mengambil tempat di samping kasur hoseok

hoseok yang tadinya terdiam entah menatap apa sekarang memperhatikan gerak gerik pria berlesung disampingnya itu

menaikkan satu alis dan memiringkan kepalanya sedikit seakan bertanya "kenapa"

karena eskpresi yang sedang ditunjukkan namjoon penuh dengan emosi matanya pun memerah antara menangis atau amarah dia pun tak tau

"why?" tanya namjoon

hoseok semakin kebingungan dengan apa yang ditanyakan kepadanya

menggeleng tak mengerti namjoon melanjutkan sambil menunjukkan buku yang sedari tadi dipegangnya

"kenapa ga bilang sama aku waktu itu ?"

dengan cepat mengambil barang yang dipegang namjoon lalu menyembunyikan nya dibalik selimut

"kok..kok kamu buka buka privasi aku?"

"kalo ibu ga bilang aku ga mungkin tau seokie"

memotong percakapan mereka salah satu dokter yang tadi mengobrol dengan ibu ' Jung ' menghampiri mereka

"you can go home now sir, if you have anything you need feel free to contact the hospital"

hanya mengangguk lalu beranjak berdiri dari tempat tidurnya.

"karena kamu sudah tau, that'll be the end of us"

kebingungan namjoon mengerutkan keningnya

"mau kemana kamu seokie ?"

"pergi, jauh"

"you're joking right ?"

sambil tertawa kecil menganggap hoseok bercanda untuk yang kesekian kalinya mana mungkin dia akan ditinggal lagi

"the man i talked about, the one who hurted me. he knows you, he knows you way too well. dan dia deket sama kamu"

"seokie this is not funny anymore"

"kim seok yung"

matanya membulat, seok yung? kakak seokjin? bagaimana bisa

banyak pertanyaan yang sudah siap dilontarkan olehnya.

"aku..aku pernah berkencan dengan adiknya"

menarik napas dengan gemetar hoseok tersenyum miring

"miris, mungkin takdir kita bukan untuk bersama namjoon. dia sebagai rekan kerja mu dan adiknya sebagai mantan mu?

hebat namjoon, kau datang hanya untuk menghancurkan ku lagi kan?"

tak tau harus menjawab apa namjoon hanya terdiam

"seokie, apa aku butuh waktu 10 (sepuluh ) tahun lagi untuk bertemu?"

"joonie, semua tidak terjadi sesuai keinginan mu. jangan hanya memikirkan kemauan mu."

"kamu boleh pergi, you can.. tapi aku tak akan pernah bisa melupakanmu." jawab pria berbadan tinggi itu

"then let go of us.." sambil memutar badan hoseok pergi meninggalkan namjoon untuk entah yang keberapa kalinya

mematung sambil mengamati punggung dia san ibu nya yang perlahan makin menjauh

tak tau harus berbuat apa

kepalanya terasa mau pecah, dengan waktu yang bersamaan yoongi datang berlari ke arah namjoon

menepuk pundaknya

namjoon hanya memandang nya dengan tatapan kosong.

"hyeong, aku hanya membuat nya hancur ya ?"

yoongi yang baru saja datang kebingungan dengan perilaku namjoon

"apa yang kau bicarakan? kau pucat namjoon, mari cari tempat duduk dulu akan ku ambilkan minum"

tak menjawab yoongi mengambil itu sebagai kode bahwa dia tak menolak

kembali dengan segelas air putih dan duduk di samping namjoon yang sekarang bersender

"pelan pelan, ada apa? kenapa kau pucat seperti orang yang sudah hampir pingsan?"

"kim seok yung"

raut wajah yoongi mendatar saat mendengar nama tersebut.

"ada apa dengannya?"

"dia rekan kerjaku, juga kakak dari mantanku"

"maksud mu?"

"sebelum bertemu dengan hoseok lagi, aku sudah mencoba untuk mencari pengganti berkali kali

tak menghasilkan apapun ternyata. kepalaku hanya berisi dirinya seorang, makan dari itu aku mengakhiri kencanku dengan kim seokjin

dia baik. tapi aku tak tau bahwa kakaknya memiliki sisi lain"

terdiam yoongi membiarkan suasana hening sementara.

hanya suara tapak kaki pasien dan dan perawat yang berjalan mondar mandir

"aku tak tau apa tujuan keluarga mereka sampai membuat hoseok trauma seperti saat ini"

"aku salah?"

"kau gila. dia tak ada hubungannya dengan mu"

"lalu kenapa hoseok menjauh lagi dariku, setelah aku bilang aku kenal dengannya ?"

"namjoon, biarkan dia menenangkan diri dulu"

"tapi hyeong--"

"diam, dengarkan aku. biarkan dia mencerna apa yang dia peroleh hari ini,

dia selalu membutuhkan mu namjoon. percaya padaku, dan kau bersedia kan untuk menjadi tempatnya bersandar?"

mengangguk lalu menundukkan pandangannya

"aku harus apa hyeong ?"

menghidupkan smartphone yang sedari tadi dipegangnya yoongi mengetik lalu mengirim pesan tersebut

"aku sudah kirimkan alamat rumah mereka. ingat, jangan ikuti ego mu. pulang dan beristirahat lah, aku tau kau pasti lelah

mau aku antar?"

hanya mengangguk sebagai jawab, yoongi tersenyum menunjukkan gusinya

dan berdiri diikuti namjoon menuju parkiran.



' 𝐈𝐫𝐫𝐞𝐬𝐢𝐬𝐭𝐚𝐛𝐥𝐞 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang