dua puluh satu

78 9 0
                                    

10.00

menyalakan mobil, dan menyesuaikan 'driver seat' taehyung memastikan kedua saudara nya telah masuk

"sudah? gak ada yang ketinggalan?"

setelah menjawab 'iya' kedua penumpang memakai sabut pengaman dan duduk dengan tenang

selama perjalanan mereka menyetel lagu lagu yang membawa rasa nostalgia pada masa lalu

tak terasa sudah sampai tujuan

"yok turun, tae parkir dulu. kalian masuk duluan aja"

membuka pintu mobil lalu menggandeng tangan jieun dan berjalan ke pintu masuk

"oh? art gallery? tumben sekali"

jieun yang sedari tadi masih diam setelah tangannya digenggam,

tak memperhatikan kakaknya sedang mengoceh

karena tidak mendapat jawaban seperti biasa dari jieun namjoon memasang raut wajah bingung

"kenapa ?"

bertanya pelan pada jieun yang sekarang berdiri persis di depannya sambil mengelus punggung tangan adiknya tersebut

"kakak rarely holds my hand.."

"you.. don't like it ?"

"nono! please don't get it wrong, jieun likes it actually loves it soo much.

just not used to you being touchy again"

tersenyum dengan lesungnya namjoon merasa perasaan hangat di dadanya

dia tak begitu dekat dengan jieun,

tapi selalu posesif tentang berbagai hal yang menyangkut adik bungsunya itu

melihat jieun senang menghabiskan waktu bersamanya, dia merasa senang yang tak bisa di deskripsikan

tak lama kemudian taehyung muncul membawa 2 ( dua ) jaket.

memberi salah satu dari jaket yang dia bawa ke jieun sekalian melilit kan jaket tersebut di bahu adiknya itu

lalu mengikat longgar lengannya agar menyantol di leher

"kakak tau kamu pasti bakal kedinginan nanti, makanya kakak bawakan jaket"

mengangguk sebagai tanda terima kasih

"ayo masuk ?"

pertanyaan namjoon dijawab oleh taehyung dengan diberikannya tiket masuk

"mau mencar boleh mau barengan boleh"

"kamu mau bareng atau mencar tae ?"

"tae sendirian aja hyeong, jieun mau kan sama hyeong aja?"

tersenyum dengan anggukan kecil jieun menjawab kedua kakaknya itu

berjalan pelan sambil saling bergandengan tangan lebih tepatnya jieun yang hampir menggentol pada tangan namjoon

sesekali berhenti untuk membaca penjelasan yang tertera pada berbagai karya

jieun memandangi ekspresi namjoon dengan senyum tipis

"kak, jieun belum terlalu ngerti tentang percintaan. tapi setelah tau apa aja yang rela kakak lakuin buat kak seokie"

"jieun takut"

menghadap wajah adik perempuan satu satunya itu namjoon bertanya

"kenapa harus takut?"

mendengar pertanyaan tersebut jieun menghentikan langkah kakinya

diikuti dengan pria bertubuh tinggi yang ada disampingnya itu

"cinta ternyata bisa buat kita buta ya kak, instead of menjalani semuanya agar tak ada luka di sesama pihak

cinta gak kenal konsekuensi. selalu berlagak semaunya, dalam dasaran 'sayang' aku takut

di nanti hari

jieun malah gak bisa bedain cinta dan obsesi"

hening terpecah diantara kedua kakak adik tersebut

hanya suara alas kaki dan bisikan orang orang disekitar yang bisa terdengar

tapi bagi namjoon, hanya suara adiknya itu yang terputar berkali-kali dikepalanya

"kak?"

suara jieun memaksanya kembali ke alam realita

"jieun, cinta itu buta. memang, tapi setiap orang punya alasan untuk, cinta itu sendiri"

"dunia ini luas, kakak bisa saja cari orang pengganti hoseok. tapi nihil,

i keep falling and falling on the same exact hole. kamu jangan takut,

kakak gak akan biarkan jieun jatuh seperti kakak. i'm sure i'm not obsessed right now

tapi kakak gak tau nanti"

pertanyaan lain dilontarkan oleh gadis itu

"apa yang buat kakak tertarik banget sama kak seokie?"

tersenyum sambil melanjutkan langkah jalan, tangannya melingkar di leher belakang jieun

"banyak, tapi yang pasti. cara dia memperlakukan orang lain

dia yang gak pernah mau orang lain gagal. bahkan di saat dirinya sendiri gagal, he will do anything for it"

mengangguk mengerti jieun membalas

"kakak bakal nyerah?"

"for now ? no. nanti ? gak tau"

"so, there's a possibility?"

"mungkin, mungkin enggak"

"but he's still in trauma, kak?"

"trauma itu bakal hidup sama kita selamanya, tapi yang dicari itu cara kita memperlakukan nya aja"

jawab namjoon dengan senyum tulus

percakapan mereka dengan cepat diinterupsi oleh taehyung

"hai? udah selesai kan?"

mengangguk bersamaan, walau jieun baru saja sadar mereka sudah mengelilingi tempat tersebut

"ayo ke mobil kita makan, waktunya makan siang"

menurunkan tangan dari atas bahu jieun namjoon menggandeng kembali tangan adiknya itu

"cinta memang buta, tapi yang lebih penting ialah cara kita menyikapi nya"









' 𝐈𝐫𝐫𝐞𝐬𝐢𝐬𝐭𝐚𝐛𝐥𝐞 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang