enam belas

73 10 0
                                    

18.00

terduduk di salah bangku emergency room, masih menggenggam tangan hoseok

sambil mengelus keningnya

"namjoon"

"iya seokie ? kenapa kamu butuh apa ? mau minum ? makan ? mau aku panggilin dokter ?"

"joonie.."

"iya sayang ada apa bilang sini"

"aku gak mau apa apa, aku minta maaf"

mengerutkan keningnya karena tak mengerti apa yang dimaksud namjoon kembali bertanya

"maksud kamu gimana ?"

"maaf aku ngerepotin kamu"

"seok-"

"no, i'm truly sorry"

"seokie, stop saying nonsense. you have nothing to be sorry about"

"but joonie--"

"listen to me, please"

mengangguk pelan lalu fokus dengan apa yang akan namjoon katakan selanjutnya matanya berbinar

he's truly sorry.

dia sendiri pun tak tau akan ada kejadian seperti ini, takut

tapi kepada siapa?

entahlah, rasa takutnya itu tetap ada. dan terbagi menjadi beberapa

hoseok sendiri pun sudah lelah berlari itu apa yang selaku diajari ibunya bukan?

he's tired of being a coward setiap membahas masa lalunya.

"seokie, kamu gak pernah ngebebanin aku. aku sendiri yang pergi cari kamu kan ? because i know the consequenses already,

even if it mean having to convince both your parents to trust me with you. aku sayang samu kamu

makanya aku ngelakuin ini semua, i was so scared when yoongi hyeong said he doesn't want me to meet you.

but look at us now"

rumah, kata pertama yang muncul dipikiran hoseok setiap berbicara tentang namjoon

iya, dia memang menghindari pertemuan dengan namjoon

tapi bukan artinya dia tak akan berhenti berbicara tentangnya, terkadang menanyakan kabarnya kepada mickey

anjing peliharaan nya.

sekarang mickey juga menjadi tempat dia menumpahkan keluh kesah, mungkin mickey tak bisa menjawab nya dengan bahasa manusia

tapi hoseok tau bahwa mickey mengerti apa yang dibicarakan majikannya itu.

mungkin hoseok mengira dia tak akan pernah bertemu joonie-nya lagi

tapi takdir berkata lain.

here they are, hold each other's hands saling menatap dengan mata yang penuh beban

one more click and they'll go feral with each other's stories.

"aku kangen banget sama kamu kamu tau?"

tersenyum sambil mengelus perlahan  forehand hoseok. lesungnya tambah dalam,

senang.

akhirnya dia bisa merasakan ini lagi, duduk berhadapan dengan orang yang sangat dia sayangi.

"promise me, you'll not run away again. please ?"

that's all it take for hoseok to cry in his arms

hoseok justru jarang menangis, jangan kan menangis. marah saja dia hampir tak bisa

senyum cerah tak pernah lepas dari ujung bibirnya.

selalu dikenal sebagai orang yang ceria, bertalenta, dan penuh cerita

mengelus punggung hoseok yang sekarang memeluknya, kepalanya dengan mudah bersandar di leher namjoon

namjoon membiarkan pria manis itu menangis dipelukannya.

"sudah seokie, sekarang kita sudah bersama lagi kan ? nanti kita pulang bareng ke seoul mau ?"

mengangguk lemas sambil tersenyum kecil hoseok mulai tenang

lega, rasanya seperti semua beban di pundaknya terangkat. sekarang dia tak perlu menangis tengah malam bila rindu joonie-nya itu

"mau, nanti kita jalan jalan ya joonie"

"of course baby, anything for my love. tapi sekarang kamu istirahat dulu ya, biar aku yang urus mama papah"

membaringkan kembali tubuh hoseok ke kasur rumah sakit lalu menaikkan selimut nya sampai ke atas dada

lalu mengecup keningnya.

——————————————————
a/n : guys maaf banget delay :( here's the chapter, just a few more then we'll reach the end of " Irresistable "

anyways, don't forget to pre-save Permission to Dance !! and keep streaming Butter. have a good day readers <3

' 𝐈𝐫𝐫𝐞𝐬𝐢𝐬𝐭𝐚𝐛𝐥𝐞 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang