Chapter 5

39K 4.2K 45
                                    

Brukk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brukk

Aku membanting tubuhku ke atas kasur queen size dengan seprai berwarna pink pastel. Dua hari yang lalu aku baru saja keluar dari rumah sakit dan hari ini aku belum diizinkan sekolah oleh Daddy membuat hatiku meringis bosan berdiam di rumah selama tiga hari penuh.

Pintu kamarmu diketuk disusul oleh pintu yang terbuka, terlihat seorang pelayan datang untuk mengantarkan sarapan. "Sarapannya, Non."

"Terima kasih."

Pelayan itu menunduk sekilas sebelum pergi meninggalkan kamarku.

Aku segera memakan sarapanku berupa dua lembar roti gandum, susu putih hangat, serta beberapa potongan buah-buahan untuk cuci mulut.

Selesai sarapan. Aku memilih mendekat pada rak buku yang berisi puluhan novel tersusun rapi. Netraku mengabsen satu-persatu novel di atas rak, akan tetapi aku tak menemukan novel yang menarik untuk dibaca.

Aku mendengkus sebal lalu kembali menjatuhkan diri ke atas kasur dengan posisi terlungkup. "Arghh! Bosan banget!"

Persekian detik kemudian aku mendengar suara klakson, aku bangkit dari kasur menuju ke arah balkon kamar untuk melihat siapa yang datang.

"Sean!" gumamku tatkala melihat wajah Sean setelah cowok itu membuka helmnya. Aku langsung berlari keluar kamar tanpa memakai sendal terlebih dahulu.

"Ngapain lo lari-lari!" sentak Sean membuatku spontan berhenti melangkah dengan jarak satu jengkal darinya, untung wajahku tidak menghantam dada Sean.

"Nggak." Responku cuek. "Lo kenapa pulang?"

Sean menatapku tak acuh, tiga detik kemudian ia melewati tubuhku begitu saja. Lima menit berlalu aku mendengar suara langkah kaki Sean menuruni tangga, ia berjalan cepat menuju pintu keluar sama sekali tak melihat keberadaanku yang sedang duduk di sofa.

"Tunggu." Aku merentangkan kedua tangan di depan motor Sean membuat Sean membuka kaca helm full face-nya.

"Minggir!" ketusnya.

"Lo mau balik ke sekolah?"

"Em."

"Eh .... " Aku sedikit ragu untuk mengatakannya. "Di basement ada motor satu lagi, itu punya siapa?" Kemarin saat mengelilingi rumah, aku melihat motor itu terparkir di basement.

"Punya gue."

"Gue boleh pinjam nggak?"

"Nggak! Jangan pernah lo sentuh barang-barang gue," balas Sean sengit.

A or A [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang