Hari berganti malam, ruangan Sean yang tadinya ramai kini berubah senyap manakala mereka telah pulang setelah merayakan ulang tahun Sean. Dan kini hanya menyisakan tiga orang-aku, Auri, serta Sean yang setengah berbaring di atas kasurnya.
"Lo nggak pulang?" tanya Sean kepada Auri.
Auri diam selama tiga detik lantas menjawab. "Aku mau nginap di sini, nemenin Leta jagain Kakak. Boleh kan?"
Aku menatap Sean, menunggu jawabannya mengizinkan Auri menginap di sini atau tidak? Kemudian obsidian Sean yang pada awalnya menyorot Auri kini berpindah padaku.
"Tanya Leta," ucap Sean dengan sorotnya memusat padaku.
"Boleh kan, Let?" Pertanyaan Auri merebut atensiku dari Sean sehingga berpaling kepada gadis itu.
"Boleh, asal lo nggak keberatan tidur sama gue," jawabku. Di dalam ruangan ini ada satu kamar lagi yang bisa digunakan keluarga pasien ketika menemani pasien.
"Gue nggak masalah kok tidur sama lo," balas Auri sambil tersenyum manis. Kemudian gadis itu beranjak dari duduknya, berjalan ke sudut ruangan dan masuk ke dalam toilet.
Terduduk tenang di sofa, aku kembali fokus pada benda pipih di dalam genggaman tanganku. Tak lama terdengar suara pintu kamar Sean dibuka sukses membuatku mengangkat kepala, menilik seorang Dokter muda yang baru saja masuk.
"Malam, Leta," sapa Dokter melempar senyum menawan padaku.
Paras sang Dokter terbilang tampan, tapi tak setampan Sean. "Malam, Dok," balasku dengan nada ramah, kemudian membalas senyumnya.
Aku segera pindah dari sofa mendekati sang Dokter yang telah berdiri di samping ranjang Sean, Dokter mulai memeriksa perut Sean berlangsung selama beberapa menit dilanjut ia juga melepas infus yang terpasang pada punggung tangan Sean.
"Keadaan Sean sudah membaik, besok diperbolehkan pulang," kata Dokter.
"Oh gitu ya, Dok. Jadi cedera perutnya udah sembuh?"
"Iya sudah sembuh, tinggal memar biru dibagian luar aja yang akan hilang dalam satu minggu ke depan," jelas Dokter tanpa terselip keraguan sedikit pun dalam nada bicaranya.
"Saya mengerti, Dok, makasih udah merawat abang saya dengan baik."
"Bukan masalah, sudah menjadi tugas saya." Dokter melirik sekilas jam dipergelangan tangannya. "Kebetulan jam kerja saya sudah habis, kamu sudah makan malam, Leta?"
"Belum, Dok," jawabku.
"Mau dinner bareng?" tawarnya.
"Pulang, Dok, istri Dokter nungguin di rumah," usir Sean jutek.
Dokter muda itu menoleh ke arah Sean lalu terkekeh pelan. "Saya belum menikah, Sean," tukasnya. "Kalau kamu tidak keberatan, saya mau ngajak Leta dinner," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A or A [New Version]
Novela Juvenil[PRIVAT, FOLLOW UNTUK BACA LENGKAP] Aku menemukan kehidupan baru setelah mengalami kecelakaan yang tidak pernah aku duga, pada hari itu nyawaku direngut oleh semesta. Pada awalnya aku pikir diriku pulang ke pangkuan-Nya, namum ternyata takdir berkat...