Chapter 24

25.9K 2.5K 26
                                        

"Hallo, kenapa, Kai?" sapaku lebih dulu saat mengangkat panggilan dari Kaila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo, kenapa, Kai?" sapaku lebih dulu saat mengangkat panggilan dari Kaila.

"Keluar yuk, Let. Gue dapat info ada balapan nggak jauh dari sekolah kita, udah lama kita nggak nonton balapan."

"Kalau balapan liar nggak dulu deh, gue males nanti dikejar-kejar polisi."

"Eh, kayaknya nggak sih, tapi nanti kalau dikejar polisi ya tinggal lari. Ayo lah, mau ya?"

"Ya udah sharelock, langsung ke sana aja."

"Oke, sampai ketemu di sana."

Kumatikan sambungan telepon lalu mengecek lokasi yang sudah dikirim Kaila melalui chat.

Di sinilah kami sekarang, di tempat area balapan bersama Kaila, Auri, dan April. Sangat ramai, banyak anak muda yang ikut menonton bahkan para pedagang tak mau kehilangan kesempatan, menjajahkan dagangan mereka.

"Woah, banyak banget yang jualan, jadi pengen jajan," ucap Auri.

"Gue jadi pengen sate deh, Au, asapnya ke sini, masuk hidung, enak banget kayaknya." April menimpali.

"Lo berdua mau nonton balapan atau mau jajan sih!" seloroh Kaila agak kesal sepertinya dari intonasi yang keluar.

"Kalau bisa dua-duanya kenapa harus satu." Auri membalas disertai cengiran tanpa dosa.

"Udah-udah, nanti kita jajan habis nonton balapan," kataku melerai perdebatan agar tak makin panjang.

Sepertinya balapan akan segera dimulai, para peserta sudah berada pada posisi dan wanita seksi berdiri dipinggir jalan sambil memegang pistol mainan warna pink yang ujung larasnya mengarah ke langit—tidak ada peluru sungguhan hanya suara keras yang dihasilkan.

Dorrr!

Suara riuh dari mulut manusia dan tepuk tangan saling bersahut-sahutan manakala motor peserta melaju sangat kencang setelah pistol berbunyi.

Waktu berlalu balapan pun selesai, pemenang telah diumumkan. Dan akhirnya kami memutuskan untuk jajan.

"Mau jajan apa dulu?" tanya Kaila.

"Sate dong itu—"

"Eh, guys, itu bukannya Kak Sean, ya?" Auri menyela perkataan April.

Aku mengikuti arah telunjuk Auri dan benar di sana—tak jauh dari kami eksistensi Sean bersama teman-temannya terlihat.

"Samperin yuk," ajak Auri tiba-tiba semangat.

A or A [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang