Semua mata di taman itu menatap ke arah jeep yang ditunjuk Tidar. Kendaraan hijau dengan atap kanvas tebal itu melaju kencang meninggalkan halaman, seolah sedang begitu terburu-buru.
"Hector!" Olie berdiri dan mengejar dengan kaki pendeknya, tak mengira langkah lebar Renov segera mengikutinya di belakang.
"Bagaimana kau akan mengejarnya? Dengan berlari?"
"Ada mobil Phanter kakekku di halaman depan. Kuncinya selalu ada di dalam." Olie mempercepat larinya melintasi setapak berkerikil di samping rumah. Mereka sampai di halaman depan secara bersamaan. Ada keriuhan di belakang, seolah saudara-saudara Renov yang lain juga akan mengikuti mereka. Tetapi tidak ada kendaraan darat lain di tempat itu. Olie memaksa fokus dengan tujuannya, dan mendahului membuka mobil Phanter milik Rik tua.
"Mobil?! Kau sebut ini mobil?!" Renov protes dengan mata terbeliak, melihat seongok rongsokan yang bahkan sudah tidak rata cat luarnya.
"Kau mau naik tidak?" Olie berteriak, dan Renov menyusulnya denga bergegas, "Biar aku yang mengemudi!"
Dalam hitungan detik, Phanter yang sepertinya berwarna hijau itu melaju menembus petang di atas jalanan yang diratakan dengan kerikil. Kendaraan mereka berguncang-guncang, membuat Renov terpaksa berpegangan di kaca pintu. Mobil jeep yang mereka kejar jelas lebih sesuai untuk medan berpasir yang lunak ini dari pada kedaraan yang mereka tumpangi.
"Empat bulan di sini... harusnya ayahku sudah bisa membuat jalan ini lebih keras dan halus! Dia memang selalu lambat mengerjakan apapun... Aouch! Pelan sedikit bisa tidak?!"
"Kita ini sedang mengejar Hector, kau lupa?"
"Kalau begitu cepatlah sedikit! Lihat jeep itu sudah semakin jauh."
Pemuda itu menunjuk-nunjuk mobil di depannya, membuat Olie ingin sekali menjitak kepalanya.
Tapi... kenapa Hector tiba-tiba memutuskan pergi tanpa berpamitan kepada siapapun? Biasanya ia meninggalkan pesan –walau hanya kepada pelayan– jika mau keluar atau menemui seseorang. Hector selalu memberitahu Olie di mana dia berada. Hector tidak pernah membiarkannya merasa sendirian.
Apakah karena keberadaan Jacob kini? Dia benar-benar tidak tahu apa-apa. Mereka semua tidak tahu apa-apa. Jacob benar benar memalsukan kematiannya dengan baik. Dan sekarang dia kembali? Bagaimana statusnya sekarang? Bagaimana hubungannya dengan Hector? Hubungan cinta mereka...
"Dengar Jacob...." suaranya sendiri seperti menggema dari percakapan mereka hanya beberapa saat sebelumnya, "aku tahu kita berdua sudah menikah... tapi aku..."
"Menikah...? Kita....? Apa maksudmu, Olie?" kerut tidak mengerti di dahi ramah pria itu sama sekali tidak sesuai dengan karakternya. Jacob selalu memahami segalanya.
Tapi apakah mungkin kalau dia hilang ingatan? Karena terkubur begitu lama? Terkubur walau bukan dalam artian yang sebenarnya.
"Kita menikah, Jacob...."
"Aku? Menikah denganmu? Aku memang pernah mengajakmu menikah, Olie..., tapi kau seusia putriku yang paling kecil! Bagaimana mungkin aku menikah denganmu? Ya, Tuhan... dunia akan mengataiku tidak tahu malu." Jacob tertawa hingga tangannya yang mengenggam jemari Olie berguncang.
Tapi dirinya saat itu ingin menangis; menangis karena marah, menangis karena sedih, menangis karena bingung, tetapi juga menangis karena lega. Bagaimana empat warna perasaan yang saling bertentangan bisa menyatu dalam satu waktu? Bukankah orang yang merasakannya akan meledak isi dadanya?
"Aku... tidak mengerti..." Olie menggeleng lemah, benar-benar bingung dengan semua yang dikatakan kakek tua ini.
"Aku pernah memintamu menikah denganku, Olie, bahkan dengan mengancam akan memenjarakanmu jika kau menolak. Tapi itu satu-satunya cara untuk menahanmu agar tidak pergi. Aku perlu waktu untuk menyelidiki apa hubunganmu dengan Hector. Dan kemudian aku tahu kau memiliki potensi untuk menggerakkan anak laki-lakiku itu; untuk membawanya pulang ke rumah, dan untuk menyelamatkannya dari rasa bersalah yang memenjarakan hidupnya selama ini. Dengan kualitasmu itu, Olie, aku tak mungkin lagi melepaskanmu. Kau harus menyelamatkan Hector-ku, Nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY LOVE
RomanceCarolina Estal tertangkap oleh seorang pemabuk yang menjadi korban pencopetannya. Pria itu, -seorang laki-laki dengan nama belakang Barma-, justru melepaskannya dan menolongnya keluar dari kesulitan. Ketika Olie bermaksud mengembalikan kebaikan laki...