# salam dari author galau yang terlambat update.... silakan vote dulu. Cerita ini bergenre gado-gado jadi siapkan kerupuk untuk menikmatinya ya😄😄#
****
"Nyonya Carolina, Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Tuan Jacob Barma."Rasanya seleret kilat besar menyambar kedua pelipis hingga membuat sudut matanya sakit dan terbakar. Suara guntur dalam kepalanya membuat telinga pekak.
Ia salah dengar, kan?
Tapi melihat pandangan terbelalak dan wajah pucat dari para pria dan wanita cantik di sekelilingnya, membuat Olie ragu bahwa ia salah dengar.
"Apa ini maksudnya, Inspektur? Jacob dibunuh...? Oleh dia??" Suara Esther bergetar ketikan ia berpaling kepada Olie. Ada kilat kemarahan yang kejam dalam tatapannya yang berlinang air mata.
Wanita itu terhuyung dengan nafas cepat dan jatuh ke pelukan Tristan. Gerung sengau tangisannya sangat pilu menyebut nama orang yang telah meninggalkan mereka, "Jacooobb...."
"Kita masih dalam proses penyelidikan, Tuan Tristan. Tetapi ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nyonya Carolina Barma mungkin mempunyai andil...."
"JANGAN MENEMPELKAN NAMA BARMA DI BELAKANG NAMANYA!!" Esther berteriak menggetarkan dinding-dinding hall itu.
"Sedikitpun dia tidak berhak menghirup udara di rumah ini! Siapapun yang mengusik salah satu dari kita berarti telah menyakiti kita semua! Apalagi membunuhnya?? Kau membunuh Jacob kami??!!" Esther melompat secara tiba-tiba dengan kuku-kuku bercat merah dan panjang siap mencakar. Hanya pelukan Tristan yang bisa menyelamatkan Olie dari wanita setengah baya itu.
"Itu baru dugaan, Ibu!"
"Esther..., tenangkan dirimu, Sayang. Itu belum tentu benar!" Silvia maju dan memeluknya.
"LELUCON APA INI??!!" Olie berteriak tak kalah keras. Ia menyasar inspektur polisi itu dengan pandangan penuh kemarahan.
"Kau mau melucu padaku, Pak Polisi? Kau menertawakan nasib burukku?!" Olie menyerbu maju ke arah polisi itu, tetapi sebuah tangan besar menahan lengannya.
"Jaga sikap Anda, Nyonya! Semua yang Anda katakan dan lakukan selama proses penangkapan akan dicatat dan digunakan dalam pengadilan!"
"Aku tidak takut padamu, DASAR BRENGSEK! Kau memanfaatkan posisiku yang lemah untuk menutupi kebodohanmu dalam menyelidiki penyebab kematian Jacob, kan?" Olie merangsek maju menyerang polisi itu.
"Nyonya Carolina!" Rasmurdin memperingatkan, hingga Hector terpaksa mengamit pinggangnya dan mengangkatnya dari lantai sebelum Rambut Api itu menerkam atasannya.
"SINGKIRKAN PEREMPUAN ITU DARI SINI! Demi Tuhan, Tristan! Jangan biarkan pembunuh ayahmu menghirup sedikitpun udara di rumahnya! Aku tidak rela!"
"Tolong, Bang! Bawa dia ke tempat yang aman. Situasi ini buruk untuk jantung ibu Esther," Rania membujuk.
"Saya yang akan membawanya langsung ke kantor polisi!"
"Tidak, Inspektur!" Paul Norman menghadang pria berseragam itu dan menengok sesaat pada Hector.
"Tolong bawa Nyonya Carolina ke ruangan yang aman, Tuan Hector."
"Aku tidak akan ke mana-mana! Aku harus menghajar polisi itu! Turunkan aku!" Olie memberot dari pelukan Hector.
"Bisakah kau jaga sikapmu dan tidak membuat malu?!" Pria itu mengangkat Olie lebih tinggi.
"Turunkan aku! Dasar Kunyuk! Beruk Besar buruk rupa!"
"Apa kau bilang?!" Hector kehabisan kesabarannya, memutar tubuh kecil Olie dan memanggulnya di bahu sebelum membawanya pergi, "Kau sendiri yang minta diperlakukan secara memalukan seperti ini, Nona! Sekarang tutup mulutmu atau akan kusumpal juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY LOVE
RomanceCarolina Estal tertangkap oleh seorang pemabuk yang menjadi korban pencopetannya. Pria itu, -seorang laki-laki dengan nama belakang Barma-, justru melepaskannya dan menolongnya keluar dari kesulitan. Ketika Olie bermaksud mengembalikan kebaikan laki...