20# Redemption

504 102 45
                                    

#Hari ahad!! Setelah berbulan bulan dihantui untuk menyelesaikan extrapart NC akhirnya saya bisa menyentuh cerita ini lagi.... penasaran sekali dengan respon kalian. Apa kalian akan suka? Apa karakternya cukup kuat untuk membuat kalian jatuh cinta? Apa plotnya hidup atau membingungkan?

Jika tidak memberatkan. Silakan tuliskan yang kalian rasakan dan pikirkan. Tak peduli baik atau buruk. Kalian memberi respon itu saja sudah sangat berarti🙏🙏🙏#

****

Gila!! Memangnya kita habis maling apaan??!

Carolina terbelalak melihat gerombolan manusia yang semakin banyak membuntuti mereka. Bukan hanya dari arah belakang, orang-orang di kiri kanan dan muka jalan yang mereka lintasi pun bergerak menoleh penuh rasa ingin tahu sebelum akhirnya berjalan mengikuti dengan kamera ponsel teracung.

Mengerikan sekali! Ini pertama kalinya Olie ditatap orang sebanyak ini! Dan melihat ekspresi panik Rania...

Gadis itu menariknya dan berlari tunggang-langgang dengan wajah hampir menangis. Sebenarnya salah mereka apa? Sebegitu besarkah dosanya duduk di depan minimarket bagi seorang Barma?

Alur pikiran Olie terputus saat tiba-tiba Rania berhenti. Masa yang menghadang mereka dari depan semakin banyak. Hampir-hampir tidak ada jalan keluar lagi. Ke mana mereka akan lari sekarang?

"Lompat ke pick up itu!" Ia menarik Rania ke atas sebuah pick up yang terparkir di sisi jalan, saat melihat sisi lain mobil itu sepi dari orang. Mereka mungkin bisa melompat ke trotoar dan lari menghilang.  Tapi ternyata beberapa orang dengan rompi dan kamera foto berlensa panjang langsung menghadang di sisi lain kendaraan itu.

Sial!

Mereka berdiri di atas pick up dengan ratusan kamera mengarah, merekam dari segala sisi. Lalu detik berikutnya puluhan orang mulai berbicara bersamaan dari deretan terdepan.

"Mbak Rania gimana kabar pertunangannya?"

"Apa rencana selanjutnya?"

"Kapan pernikahannya?"

"Itu siapa?"

"Eh... bukannya itu istri baru Tuan Jacob Barma?"

"Dia sudah kembali? Kapan kembali dari bulan madu?"

"Kasih pernyataan dong."

Setiap orang bertanya secara bersamaan, dan bukan hanya kepada Rania,  mereka juga menyodorkan ponsel,  perekam,  dan mikrofon kepada Olie.

Ini lebih mengerikan daripada dikeroyok delapan preman!

"Ahahahaha...!" tiba-tiba Rania tertawa dengan cantik di sampingnya,  gadis itu melepas topinya dan menyibakkan rambut dengan lembut.

"Aduh.... ketahuan juga, ya.... kita cuma lagi jalan-jalan cari angin. Kalian heboh banget, deh..."

"Rrrr...bzzz.... bzz... bzz..." hujan pertanyaan lain mengisi jeda, tapi wajah cantik dokter itu hanya mengangkat sedikit alis seolah ia tidak mendengar dengan jelas.

"Maaf...! Permisi!"

Suara yang berat dan berwibawa terdengar dari belakangnya, dan detik berikutnya, tangan Olie disambar dari belakang. Ia hampir berteriak karena kaget dan protes, tetapi ketika sepasang mata kelabu bersirobok dengan pandangannya, mulutnya terbungkam.

Tenang.... jangan panik... semua akan baik-baik saja... mata itu seolah berbicara.

Hector.....

"Sudah ya.... abangku sudah menjemput. Aku harus pulang.... bye!" Rania tertawa cantik dan memberikan kissbye pada kerumunan itu sebelum turun dari pick up dan mengikuti Hector.

 GREY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang