# update GREYLOVE yang terlambat dears. 😂😂😂😂 (bukanya minta maaf malah bangga!!)🙈🙈🙈#
****
Kenapa mereka tidak kembali saja ke Surabaya?
Rania melihat tangannya gemetar ketika berusaha menyalakan pematik untuk menyulut ujung rokoknya. Semua orang di rumah besar ini sinting! Dan semakin lama ia berada di rumah ini, semakin parah juga ia tertular kelakuan mereka.
Bagaimana mungkin seorang wanita bisa memerintahkan untuk melenyapkan wanita lainnya seperti menyuruh pelayan untuk membunuh kecoa yang mengotori dapur?!
Rania tidak begitu memahami dengan apa yang diperintahkan Estherlita pada kepala keamanannya di ruang pengawasan semalam. Ia hanya tahu bahwa pria itu memberitahu sesuatu berkaitan dengan Carolina, dan perintah ibu tirinya itu begitu mengusik benak sampai ia tidak bisa tidur.
Singkirkan mereka. Ciptakan skandal atau buat seperti kecelakaan. Yang penting jangan menodai nama Barma.
Akhirnya selewat tengah malam Rania kembali ke ruang pengawasan, memaksa kepala keamanan itu membeberkan apa yang dilaporkannya kepada Estherlita. Dan ternyata semuanya berkaitan dengan Renov ... dan seorang pelayan.
Maudi....
"Apa kau bisa berhenti berjalan mondar-mandir supaya Mama bisa makan dengan tenang?!" Silvia menghardik dari meja, sementara Rania mengepulkan asap rokoknya dalam helaan panjang setelah berhasil menyulutnya.
"Dan matikan benda itu! Kau dokter, Sayang, seharusnya kau menyuruh orang berhenti merokok, bukan malah bertingkah seperti kereta uap begitu!"
"Kalau tidak merokok aku akan muntah...." Rania bersicepat menghisap rokoknya dengan gelisah. Kaki kirinya mengetuk-ngetuk permukaan lantai, sementara pikirannya berusaha melupakan apa yang ia makan sebelum fajar tadi; sepotong steak ukuran besar dari makan malam, dua cup puding, granola bar, semangkuk kecil finnotty, secangkir coklat panas dengan bubuk kacang almond.... Bukannya lupa, makanan-makanan itu malah semakin berlintasan dalam benaknya. Secara otomatis otaknya menghitung kalori, dan Rania semakin mual.
"Mama sendiri bisa-bisanya makan dengan tenang, setelah apa yang dikatakan Ibu Esther semalam. Dia berencana melakukan sesuatu yang buruk pada mereka!" Dokter muda itu berputar, melihat mamanya begitu tenang menyuap croissants.
"Itu bukan urusan kita.... Esther tahu apa yang dilakukannya! Jacob dan rumah besar ini sudah banyak mengajarinya."
"Bukan urusan kita?!" Rania masih saja terperangah meskipun mamanya sudah mengatakan hal itu berulang kali sejak semalam, "Ini berkaitan langsung dengan Renov, Mama! Adikku! Anak kandung Mama! Dan yang mau dilenyapkan itu adalah anak Renov! Cucu Mama sendiri!"
Silvia membanting pisau mentega di atas piring dan menatap putrinya tajam, "Apa jaminannya kalau anak itu adalah darah daging Renov?! Seorang pelayan bisa tidur dengan siapa saja dan mengakukan anak yang dikandungnya kepada pria yang paling potensial untuk menyokong kehidupannya! Dari pada membuat masalah di keluarga yang sudah kacau ini, lebih baik dia disingkirkan. Lebih cepat lebih baik!"
Rania menjetikkan abu rokoknya, menelan saliva yang berasa seperti sebonggol besar muntahan yang mengeras. Bagaimana mungkin seorang dokter seperti mamanya bisa bicara seperti itu tentang nyawa manusia? Disingkirkan? Nyawanya dihilangkan? Dua nyawa?!
"For God's sake Mama! Kau sama sekali tidak kedengaran seperti seorang dokter!" Rania terisak merasakan tekanan kepanikan yang semakin menjadi. Bukan hanya kalori yang diserap tubuhnya karena kegilaannya makan fajar tadi, tetapi juga kemungkinan Estherlita akan menjalankan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREY LOVE
RomanceCarolina Estal tertangkap oleh seorang pemabuk yang menjadi korban pencopetannya. Pria itu, -seorang laki-laki dengan nama belakang Barma-, justru melepaskannya dan menolongnya keluar dari kesulitan. Ketika Olie bermaksud mengembalikan kebaikan laki...