-34-

1.1K 141 39
                                    

Likha kembali dengan wajah yang lumayan berseri setelah melihat nilai-nilai
Ujiannya yang alhamdulillah bagus semua. Likha kini sudah kembali ceria meski duka masih suka terlihat di wajahnya, dia tak habis pikir, apa Yusuf benar-benar sibuk dan tak mempunyai waktu sedikitpun untuk dirinya? .

Gadis itu kembali mendudukkan dirinya di atas kasur, sembari memeluk guling dia membuka gawai yang sudah lama tak dia cek. Sebuah pesan masuk dari nomer yusuf, likha dengan semangat membuka nya.

'Sayangnya mas, maaf ya, membuat kamu beberapa hari ini khawatir dan cemas, alhamdulillah mas baik-baik saja, tubuh mas sehat walafiat.
Tapi sayangnya hati dan pikiran mas tidak begitu, hati ini terus merindu pemiliknya, sementara pikiran ini terus memikirkan cintanya.
Jangan khawatir sayang, mas akan segera pulang'

Pesan itu dikirim sekitar 3 jam yang lalu, likha berjingkrak kesenangan seperti anak kecil yang menang undian, setidaknya ada pesan dari yusuf yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, itu sudah cukup bagi likha.

Tok.. Tok.. Tok.
Suara pintu yang diketuk dari luar mengalihkan fokus likha, likha bangkit dan berjalan hendak membuka pintu, saat dia membuka pintu, wajah Gita lah yang ada. Likha tersenyum.

"Oalah, kamu toh git,, masuk sini! " Perintah likha. Gita melangkahkan kakinya dengan tidak enak ke dalam kamar likha dan yusuf. Pasalnya, ini kamar yang ada di dalam ndalem, tidak sopan bagi Gita.

"Lik, di depan aja lah yuk, gaenak disini" Pinta Gita, likha menaikkan sebelah alisnya kebingungan.

"Kenapa si kamu git, udah kayak sama siapa aja, udah sini duduk! " Ucap likha gemes dengan sikap Gita yang masih saja merasa tidak enak, padahal kan mereka sudah bersahabat sangat lama.

"Kenopo? " Tanya likha saat keduanya sudah duduk di sofa yang ada di dalam kamar, sofa yang biasa Yusuf pakai untuk membaca banyak buku yang tersedia di kamar itu.

"Ada yang mau ketemu karo panjenengan ning" Ucap Gita. Likha mengerutkan keningnya.

"Santri putri? " Tanya likha.
"Bukan ning, kan semua santri sedang berlibur usai ulangan, " Ucap Gita
"Iya, kecuali kamu, aku dan susi" Ledek likha lagi.

"Ongkos pulang mahal ning" Ucap Gita, likha mendelik gemas, masih saja Gita bisa berbicara seperti itu padahal kan dia istri pengusaha sukses Indonesia, mau bolak-balik pesantren pakai pesawat juga pasti di kasih sama ali.

"Saya juga gak kenal ning dia siapa, tapi pakaiannya sih seperti siswi... " Ucap Gita menggantung.

"Siswi apa? " Tanya likha penasaran.
"Siswi pesantrennya ning najwa" Ucap Gita
Detak jantung likha langsung berdebar hebat, nafasnya memburu penuh ketakutan, entah kenapa dia merasa khawatir.
Likha langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah luar, Gita yang melihat itu merasa khawatir pada likha, dia mengikuti sahabat nya itu.

"Dimana orangnya? " Tanya likha sambil terus berjalan,
"Di tempat penerimaan tamu ning" Ucap Gita, likha bergegas menuju ke tempat penerimaan tamu. Setelah sampai, tangannya dengan sigap membuka knop pintu dan langsung masuk. Saat dia masuk, dia melihat ada kyai hanan dan seorang siswi tadi. Hanan memasang wajah sedih dan dirinya sedikit tertekan.
Siswi tersebut berdiri saat likha datang, dengan isyarat likha menyuruh siswi itu kembali duduk.

"Ada perlu apa mbak kemari? " Tanya likha dengan nada penasaran. Siswi itu hanya tersenyum.
"Tidak ada apa-apa ning, saya kesini di perintahkan oleh ning najwa, beliau menyuruh saya memberikan ini sebagai ucapan selamat atas kehamilan jenengan" Sembari berkata itu, siswi itu memberikan seperangkat alat perawatan bayi lengkap dengan sebuah stroller bayi berwarna hitam yang cukup bagus.
Likha menghela napas lega, entah kenapa pikirannya selalu saja curiga jika sudah berhubungan dengan najwa, tapi untungnya kali ini ning najwa bersikap baik pada dirinya dan cukup perhatian juga.

"MasyaAllah saya kira ada apa, subhanallah ini indah sekali, sampaikan terimakasih saya yang sedalam-dalamnya ya untuk ning najwa"
Ucap likha dengan senyuman. Siswi itu mengangguk.

"Justru kami semua yang ingin berterimakasih pada ning, ning dengan berbesar hati mengizinkan gus yusuf untuk menjaga dan merawat ning najwa beberapa hari ini, saya begitu salut pada kebaikan hati ning" Ucap siswi itu, likha terdiam sejenak mencerna apa yang sedang dibicarakan perempuan itu.

"A-aapa maksud kamu? " Tanya likha terbata karena ketidak percayaan nya.
"Iya ning, berkat gus yusuf yang terus berada di samping ning najwa, ning najwa kembali sehat dan ceria. Kami... "

Prakkkk
Likha memukul penuh emosi meja yang ada di depan dirinya, Gita terkaget dengan itu sementara hanan yang kebetulan ada disitu hanya bisa terdiam, dia merasa bersalah karena membantu kebohongan anaknya.

"Kamu bawa kembali semua yang kamu bawa ke tempat ini, saya tidak akan menerimanya! " Bentak likha pada siswi tersebut, Gita menahan tangan likha.

"Sabar lik.. Yang salah bukan siswi itu, dia cuma penyampai pesan", ucap Gita.
Likha sedang tak bisa ditenangkan oleh siapapun sekarang, Gita mengisyaratkan kepada siswi tersebut untuk keluar dan kembali saja, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Likha menatap hanan dan meminta penjelasan dari mertuanya itu.
"Abii, itu bohong kan?, apa yang perempuan tadi bilang bohong kan? Mas yusuf pergi untuk mengurusi pembangunan cabang ponpes kan abi?

"Mata likha mulai berlinang air mata, dadanya berdebar, tangan dan kakinya bergetar seiring dengan pertanyaan yang dia lemparkan pada Kyai Hanan. Hanan terdiam, dia sudah menduga semua akan terbongkar, cepat atau lambat, dirinya juga aneh, kenapa yusuf lama sekali pergi, juga semenjak dia pergi, tak pernah sedikit pun kabar yang diterima oleh hanan, dia sedikit khawatir.

" Sabar likha, abi bisa jelasin, ini semua gak kayak yang kamu pikir, yusuf kesana hanya karna kasihan, bagaimanapun najwa juga wanita.. "Belum selesai hanan bicara, matanya terpaku pada setetes air yang menetes dari kejora indah milik menantunya, likha mulai mundur dari posisinya.

" Lalu likha apa bi?, likha juga wanita, bahkan kini sedang ada nyawa di perut ini, apa itu kurang untuk membuat mas yusuf tetap di sisi likha dan mengabaikan perempuan itu? "Tanya likha haru,, dirinya terisak di depan hanan, beberapa santri putri mulai berkerumun penasaran ada apa sebenarnya, dengan cepat Gita membawa likha pergi dan kembali ke kamarnya dan gus yusuf di ndalem.

" Jangan terlalu dipikirkan lik, sudah, nanti pasti saat gus yusuf kembali beliau akan menjelaskan ada apa sebenarnya, apa alasan sesunguhnya beliau terpaksa meninggalkan kamu, kamu jangan berpikiran negatif"ucap Gita sembari mengelus bahu sahabat nya.

"Apapun alasan yang akan dia berikan padaku, aku gak akan menerimanya git, semua.  Entahlah, semuanya masih tidak bisa aku cerna dengan baik, kenapa dia bisa sejahat itu.. " Likha menangis sembari menutup mulutnya, menahan isakan yang terus keluar.

Likha bangkit dari tempat duduknya, dia memutuskan untuk pulang ke rumah abinya untuk menenangkan diri dari kenyataan yang masih tidak masuk akal.
Seiring dengan langkah nya, kegelisahan terus ada di hatinya, para siswi melihat ning mereka dengan penuh rasa penasaran dan heran, ada apa dengan likha?

"Assalamu'alaikum umi? " Tangan likha membuka engsel pintu yang sudah mulai rapuh, matanya kembali berair ketika melihat umi nya yang duduk seakan memang sudah tau kalau dirinya akan datang, Fatimah sudah mendengar semua langsung dari hanan, karena hanan sendiri lah yang datang dan menjelaskan semua nya pada Fatimah dan khalid, bagaimana pun hanan bertanggung jawab atas kebohongan ini juga,

"Umi... " Suara sendu seorang wanita yang dunianya sedang hancur, likha langsung menghambur pada Fatimah dan memeluk nya erat, butiran air mata juga mulai turun, begitu sesak Fatimah melihat putrinya kini, hatinya sebagai seorang ibu juga mengalami kehancuran.

"Sudah sudah... Jangan terlalu dipikirkan nduk, yusuf akan segera pulang,doakan saja suamimu nak, supaya kembali dengan selamat... " Elusan tangan Fatimah mengiringi ucapannya,, fatimah tidak tau apa-apa soal kepergian yusuf pada najwa. Jadi dia pikir likha hanya sedang merindukan yusuf.

"Gak! Gak perlu umi, gak perlu! Likha gabutuh mas yusuf lagi, biar saja dia sama ning najwa, likha gak butuh mi! " Jerit likha, tangisan nya semakin menjadi.
Fatimah sempat ke bingungan, tetapi dia lebih memilih memilih menenangkan anaknya lebih dulu.

"Suttt, gak boleh gitu nak, inget nak, ada nyawa lain sekarang di perut kamu, dia butuh abi nya, dia butuh sosok abinya saat dia lahir nanti, jangan jadi dzolim nak sama dia" Fatimah berbicara sembari mengelus perut rata likha, likha tersadar,
Astaghfirullah
Dirinya beristighfar,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Yusuf dan Zulaikha{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang