-19-

4.1K 333 9
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jangan lupa vote dan komen
Ditulis dengan terburu-buru
Insyallah kalau ada waktu akan aku revisi. 💓💓






Aku akan terus menentang takdir, sampai takdir sendiri yang bilang, kalau aku harus berhenti.
Aku akan terus berjalan, sampai kaki ku sendiri yang bilang, aku harus istirahat
Dan aku akan terus mencintaimu
Sampai ajalku sendiri yang bilang, kalau aku harus meninggalkanmu.


Likha kini duduk di atas atap pelataran masjid pondok.

Disinilah area dimana santri putri dan putra melaksanakan sholat secara berjamaah, pada waktu-waktu sholat seperti biasa, tempat ini akan sangat ramai di kedua lantainya.

Lantai satu dikhususkan untuk santri putra melaksanakan ibadah dan acara pengajian, sementara lantai dua, diisi oleh santri putri, namun itu juga hanya pada waktu sholat wajib, untuk sholat sunah dan acara mengaji, biasanya mereka melaksanakan itu di mushola pondok putri.

Likha duduk dengan tangan yang mengalir ke kedua dengkul nya, dia duduk menghadap ke depan, sesekali kepala gadis itu mendongak melihat hamparan bintang yang bercahaya di langit malam.

Banyak bintang di langit, namun bulan mampu dan bisa mengalahkan cahaya mereka semua.
Bulan bagaikan magnet dari segala keindahan langit malam, dia seakan menarik semua perhatian manusia hanya boleh tertuju padanya.

Beberapa kali gadis itu menghembuskan napas kasar, sampai kapan dia akan berlari dari masalah ini?, sampai kapan dia harus merindukan semua perlakuan Yusuf padanya?.
Boleh dibilang likha sudah sangat merindukan Yusuf bahkan sebelum dia memutuskan untuk menghabiskan waktu malamnya di atas sini, tak banyak yang tau tempat ini, hanya dia susi dan Gita.

Mereka sudah saling berjanji, kalau mereka punya masalah, tempat tinggi inilah yang akan menjadi saksi dari semua kesakitan perjuangan yang mereka lalui, air mata sedih dan bahagia, milik mereka bertiga akan bercampur disini, derai tawa bahkan teriakan tangis, hanya tempat ini yang yang tau.

Dan sekarang, likha kembali mendatangi tempat favorit mereka bertiga ini, namun bertanya kali ini, dia hanya datang sendiri, membawa sejuta luka yang masih dia simpan, dan entah kapan akan selesai.

"Ning... "
Sebuah suara datang dari arah belakang likha, untuk beberapa saat likha hanya diam, dia berhenti dari kegiatan menangis dan menatap bintang yang tadi dia lakukan

Suara sendal dari orang yang mendekat kearahnya, terdengar jelas di malam yang sunyi ini, langkah kaki itu, beberapa kali tersentak oleh kerikil dan batu kecil yang ada disana.

"Ning? "
Suara tadi kembali menyapanya.
Likha mendongak, ada susi yang datang dengan wajah teduhnya seperti biasa., mata berkaca-kaca likha ikut bersinar karna cahaya bulan yang meneranginya.
Tak ada kata lagi yang terucap dari mulut susi, dia tau, kalau likha sekarang hanya butuh ketenangan dan waktu, ada kalanya seseorang paling ceria di dunia, merasakan lelah dan letih akan semua senyuman yang dia keluarkan selama ini, dan yang dibutuhkannya adalah sepi.
Setengah jam hanya suara helaan napas berat yang mendominasi disini. Muak dengan kesepian ini, likha membuka suara.

"Belum tidur kamu si? " Tanya likha, tangannya mulai bermain dengan sebuah lidi yang dia dapat disekitaran tempat dia terduduk, susi bukan menjawab, dia malah tersenyum

Yusuf dan Zulaikha{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang