Alasan

5.7K 454 39
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Sebelum baca jangan lupa vote dan komen, supaya aku tambah semangat.

Happy Reading guys❤❤





بسم ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ  ٱلرَّحِـــــــيم🌺🌺









Yusuf kecil sedang duduk di taman aula utama di pondok. Dia baru saja menyelesaikan hapalan alquran nya, mengejar cita-cita menjadi seorang hafidz quran.

Karna sebagaimana kemuliaan seorang hafidz quran itu sangat lah tinggi, dia bisa membawa keluarga, terutama kedua orang tuanya kedalam surga dan menghabiskan kehidupan yang kekal bahagia disana.
Namun disamping itu Cobaan seorang hafidz quran memang berat, rasa malas, beban pikiran, godaan setan dan lain sebagainya.

Namun yusuf berusaha untuk fokus dan menyelesaikan hafalannya.

Demi umi.

"Mas, ayo sini main sama likha".
Seorang gadis kecil berumur 6 tahun, berambut kepang dan memakai baju gamis terusan bermotif bunga berwarna biru dan pink itu menarik tangan yusuf.

Yusuf dengan wajah yang ceria menyambut ajakan main Zulaikha. Teman masa kecilnya.
Sejak dulu, mereka berdua memang dekat, bahkan saat likha masih dikandungan, yusuf sudah sering mengajaknya mengobrol.

Berbicara ngalor ngidul tentang indahnya dunia dan janji-janji bahwa saat likha lahir mereka akan bermain bersama tanpa henti.kepolosan dan kasih sayang yusuf  Itulah yang kadang membuat Fatimah tertawa kecil.

Likha mengeluarkan sekantong plastik kelereng dari dalam saku gamisnya. Matanya berbinar. Sementara yusuf, menatap ragu ke arah benda bulat itu.

" Likha kan gak boleh main kelereng lagi sama umi Fatimah. "Tanya yusuf, likha tersenyum tak bersalah memamerkan gigi ompong nya serta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Sutt mas, likha mohon jangan kasih tau umi ya, kita main berdua, nanti likha kasih deh kelereng nya ke mas yusuf".tawar likha. Yusuf mendekapkan kedua tangannya di depan dada. Dia tidak akan membiarkan likha melanggar aturan umi nya lagi.

Mau tau kenapa likha tidak diperbolehkan main kelereng lagi sama umi Fatimah? jawabannya adalah, terkahir kali Fatimah pulang ke rumahnya diantara yusuf dengan kondisi sudah acak-acakan, rambut yang semrawut tak jelas.
Itu membuat Fatimah panik bukan kepalang bahkan berniat melabrak si pelaku yang telah membuat hancur wajah likha.

Namun, semua itu diurungkan oleh Fatimah saat mendengar cerita dari yusuf kalau likha mengejar satu butir kelereng yang menggelinding dari dalam sakunya.

Cerita itu sukses membuat kuping sebelah kanan likha berwarna merah merekah dan dia juga mendapatkan larangan bermain kelereng. Selamanya.

"Daripada main kelereng, nanti kamu dimarahin umi kamu, mendingan kita naik sepeda aja, gimana? " Tawar yusuf yang dapat membuat senyum likha kembali muncul.

Likha mengangguk kemudian mengikuti langkah yusuf yang hendak kearah ndalem dan mengambil sepedahnya.

"Tapi mas, kalo naik sepeda kelilingnya cuma di pesantren doang gak seru" Keluh likha sebelum dia naik ke jok belakang sepeda. Yusuf nampak berpikir.kemudian dia menemukan ide
"Kita keluar aja, naik sepeda keliling desa"
Likha mengangguk antusias kemudian naik ke jok sepedah dengan semangat.

Yusuf dan Zulaikha{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang