-29-

2.9K 321 23
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Jangan lupa vote dan komennya, juga siap² di part selanjutnya akan ada sesuatu.








Mentari mulai naik, menyinari dan menghangatkan bumi.
Sinarnya menembus dengan malu-malu di sela-sela tirai jendela kamar ali dan Gita.

Malam zafaf gagal ali laksanakan semalam. Dia fokus menenangkan Gita yang terus menangis bahkan dalam mimpinya. Tapi tak apa baginya, dia rela menahan itu semua, karna fokusnya sudah teralihkan dengan tangisan istri barunya ini.

Ali sama sekali belum mempunyai niatan untuk bangun dari ranjang ini, Gita yang tidur dengan badan menempel pada dada ali terlihat begitu imut saat ali dengan sengaja menyentuh hidungnya

"Udah lumayan siang, kamu gak mau bangun sayang? " Tanya ali, suara khas bangun tidurnya terdengar begitu seksi ditelinga siapapun, terkecuali Gita yang saat ini masih mengantuk dan tetap menutup matanya.

"Mas mandi duluan ya, baru habis itu kamu" Tanya ali, lama tak ada jawaban dari gita, Ali memutuskan untuk bangun dari ranjangnya, berjalan ke arah lemari dan mengambil handuk berwarna putih bersih yang lembut.

Huh, dia jadi merindukan kehidupan pesantren yang mustahil kalau dia bisa bangun sesantai ini, tapi dia juga tidak menyesal meninggalkan pesantren. Dengan ganti dia bisa tidur berdua satu ranjang dengan seorang bidadari. Hehehe. Lumayan

Ali masuk ke kamar mandi, memandang ke arah kaca. Bergumam sendiri dan merasa takjub dengan takdir.

Dalam semalam semua berubah, tanggung jawabnya bertambah, dan dia sudah menambatkan janji kepada yang maha Kuasa.
Janji yang bukan hanya sekedar janji, janji dimana kehormatan serta hidup dan rasa malunya dia pertaruhkan di hadapan Allah SWT.
Janji bahwa dia akan membimbing Gita dalam sisa kehidupan mereka.

Disekanya air yang menetes di rambut dan wajah, kemudian melilitkan handuk di pinggangnya, menyisakan badan yang mulus dan putih tanpa luka.
Ali berjalan keluar dari kamar mandi.

Gita membuka matanya, cahaya yang mulai terang mengganggu kenyenyakan tidurnya.
Dia meraba sisi tempat seharusnya ali berada. Dan dia tak merasakan keberadaan ali disana.
Gita merasa keheranan, tapi itu hanya sebentar, saat dia mendengar gemericik air, rasa herannya menghilang.

Gita mendudukkan badannya. Mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Dia menangis tersedu-sedu di dada ali, dan entah kenapa saat mengingat itu, Gita tersenyum, entahlah, dia merasa bahagia.
Dia juga mengingat momen tadi subuh saat mereka berdua selesai melakukan solat, ali mengajak Gita untuk bermanja-manja di dadanya.

Bodohnya Gita mau saja!. Sekarang bagaimana dia  akan menghadapi ali?  Dia terlalu malu.

Kreetttt
Ali keluar dari kamar mandi dalam kondisi segara.
Dari rambut dan badannya menguar wangi sabun beraroma bunga yang begitu semerbak.

Membuat Gita mengarahkan pandangan kepadanya. Gita menelan ludah, tak bisa dipungkiri kalau badan yang ali punya sangat bagus untuk ukuran anak yang baru saja lulus sekolah menengah atas.

Badannya kekar berbentuk dan tegap. Warna kulitnya juga putih bersih khas seperti yang dimiliki oleh Ella. Rambut basah ali juga membuat Gita yang wanita normal berpotensi berimajinasi liar.

Yusuf dan Zulaikha{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang