-4-

5.6K 430 31
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh




Sebelum baca jangan lupa vote dan komennya biar aku semangat.






بسم ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ  ٱلرَّحِـــــــيم🌺🌺













🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑🍑


Likha pov.

Aku melangkahkan kaki bahagia menuju arah pulang, ya.. Walapun rasa penasaran ku tentang nilai ku yang anjlok parah belum hilang, tapi kurasa perutku yang sudah keroncongan dari tadi ini lebih penting.

Saat aku masuk, aku melihat ahmad adikku sedang duduk santai di sofa memegang komik juga setoples biskuit Roma kelapa.

Dia terlihat sangat khusyuk dengan bacaannya itu sambil sesekali tangannya mengambil biskuit kemudian memasukannya ke dalam mulutnya yang kecil tapi banyak makannya.

Bukan aku namanya kalo ngeliat ahmad bahagia dan gak iseng, maklumlah, aku ini memang dari kecil jiwanya gasuka sama ketenangan apalagi liat ahmad tenang. Jadi mohon dimaklumi saja ya.

Dengan cepat aku merebut toples itu dan membawanya ke pangkuan ku kemudian memakannya di sofa yang bersebrangan dengan ahmad. Dan kelakuanku sukses membuat ahmad menjerit karna kehilangan toples nya.

"Umiiiii,, kak likha nya nih,ahmad digangguin".adunya dengan bibir yang dimanyunkan. Aku mengambil biskuit dan menjejeli mulut ahmad
" Lemes banget mulutmu dek"cibirku.
Sementara dia hanya sibuk mengunyah biskuit yang tadi aku jejelin.

Emang dasar rakus.

"Kakak mu itu kan kaya makhluk halus makannya sukanya gangguin manusia".
Umi datang dengan senampan kue basah yang biasa umi buat dikala waktunya senggang, biasalah, ibu-ibu kalau sudah urusan sama kue apalagi resep yang baru. Anaknya kadang suka dilupain.
Aku aja bingung, yang anak umi itu kue atau aku?.

Sementara ahmad mengacungkan jempol pada umi seperti setuju dengan ucapannya tadi. Asem emang.

" Enak aja umi, masa likha cantik-cantik gini dibilang makhluk halus,.. "Ujarku, umi tak peduli dan malah menyodorkan kue basah berjenis lupis itu padaku, aku ya gak nolak, karna seperti yang aku bilang tadi. Perutku lapar.

" Terus apa dong? "Tanya umi meledek.
Aku menaruh telunjuk di dagu, berlagak seperti sedang berpikir.
" Nih mi, aku tuh emang makhluk halus, tapi bangsa bidadari dan malaikat"candaku kemudian berniat melangkahkan kaki untuk  masuk kedalam kamar guna melepas lelah yang seharian ini aku rasakan.
"Bidadarinya gus Yusuf? "

Deg.
Jantungku rasanya berhenti saat umi bertanya hal seperti itu, aku memutar tubuh memandang umi yang seperti tak punya salah setelah dia mengucapkan hal yang sangat sensitif bagi hatiku yang seperti pantat bayi.

Kulihat juga ke arah adikku ahmad. Ah.. Dia mah gausah ditanya. Masih fokus sama bacanya. Aku sih yakin, kalo ada mayat di depannya juga gak akan dia lirik sampai bacannya selesai.

Dan sikap ahmad itu di dapat dari abi yang sangat suka membaca dan bahkan dapat mengabaikan sekitarnya saat tenggelam dalam keseruan dunia bacaan.

Yusuf dan Zulaikha{ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang