Selamat datang dalam Rubah Labil (SMANSA Series), kisah tentang Nabilla si pesimis tapi berbakat. Si galak tapi care banget sama sahabatnya. Si Labil tapi paling kekeh kalau udah punya kemauan. Semoga kalian semua bisa terhibur dengan kehadiran Nabilla dan kawan -kawan ini ya.
Cerita ini aku persembahkan untuk tokoh yang menginspirasi lahirnya Nabilla Aluna Putri. Semoga kamu bisa meraih mimpimu.
***
[Nabilla Aluna Putri]
Gue benar – benar masih nggak menyangka akan berdiri di panggung auditorium kampus ternama yang diidam – idamkan banyak orang, di depan ratusan pasang mata yang pastinya akan menilai bagaimana penampilan gue nanti. Tanpa sadar gue menahan nafas karenanya. Rasanya perut gue tiba – tiba mulas, apalagi mendengar suara penonton yang begitu heboh dan terdengar sangat antusias melihat penampilan para peserta lomba.
Ini bahkan lebih dari yang gue bayangkan. Gue benar – benar takut kalau sampai hasilnya nggak maksimal. Gue merasakan sebuah tangan menyentuh bahu gue, ternyata kak Edsel tengah mencoba menenangkan sekaligus meyakinkan bahwa gue pasti bisa. Gue menghela nafas, berharap rasa gugup yang gue rasakan akan menguap bersamaan dengan setiap helaan nafas.
"Nabilla, stand by ya." Ucap salah seorang panitia yang membuat telapak tangan gue seketika berubah dingin.
"Setelah ini giliran kita, lo harus tenang. Gue yakin lo pasti bisa,"
Kak Edsel berusaha untuk menyemangati gue yang terlihat putus asa. Selama ini gue hanya berani bernyanyi di kamar itu pun tidak terlalu keras, pernah sekali gue duet dengan Kak Edsel karena dipaksa, bahkan setelah rekaman itu selesai gue nggak mau dengar gimana hasilnya. Saat video itu tayang di channel youtube milik Kak Edsel pun gue nggak mau nonton.
Gara – gara video itu juga Xabiru—sahabat gue sejak kecil—selalu mencemooh dan mengatakan kalau gue penyanyi kamar mandi. Gue sama sekali nggak marah, karena yang Xabiru bilang adalah kenyataan. Gue juga punya alasan kenapa harus membatasi diri untuk bernyanyi.
"Kita panggilkan Nabilla Aluna Putri, dari SMA Nusa Bangsa!" seruan pembawa acara itu membuat gue tersadar, di depan sana jurang kematian hanya terhitung beberapa langkah.
Gue menarik nafas dalam – dalam, mencoba untuk rileks meski sulit. Dan, sekarang saatnya pembuktian.
***
Bonus visual Nabilla nih, ada yang mau say hai? Atau ada yang mau disampaikan? 😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBAH LABIL [Revisi]
Teen FictionSejak kecil Nabilla jatuh cinta pada musik, dia juga bermimpi jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang penyanyi, alam seolah mendukung Nabilla untuk mewujudkan mimpinya dan mengirim Angga, kakak kelas sekaligus orang yang selama ini ia cintai...