[Nabilla Aluna Putri]
"Kak, ada temen lo tuh,"
Siapa? Perasaan gue nggak ada janji sama siapa – siapa deh. Meski malas, gue bangun dari posisi tengkurap yang sebenarnya udah pw banget buat baca novel. Mengembalikan bantal yang tadinya gue pakai sebagai alas, dan juga novel 'Auntum in Paris' ke tempat semula.
"Hola," sapa Xabiru yang tengah duduk santai di sova ruang tamu. Gue hanya ber-ohh ria sebagai reaksi atas sambutan hangatnya itu.
"Gue pikir siapa,"
"Emang lo lagi nungguin siapa?"
Gue hanya menggeleng. "Ngapain lo di sini?"
Xabiru menatap ke arah lain, berpura – pura sedang mengingat sesuatu.
"Siapa, ya? Yang waktu itu ngajak gue nonton konsernya Tulus?"
Astaga! Konser Tulus! Hampir aja gue lupa.
"Oke, wait! Gue ganti baju bentar."
Gue bergegas kembali ke kamar, mengambil jaket denim, celana jeans dan kaos polos. Nggak ada waktu lagi buat pilih – pilih baju. Berdiri sebentar di depan cermin untuk sekedar memoleskan lipbalm ke atas bibir. Perfect.
"Kuy!"
Xabiru tertawa melihat tingkah gue, dengan semangat empat lima gue melangkah keluar dan langsung masuk ke dalam mobilnya.
Gue benar – benar bahagia sesaat setelah kami sampai di venue yang bertempat di lapangan Grand City, nggak sabar banget mau ketemu Tulus, tapi gue langsung membeku saat mendapati kak Angga berdiri di gate utama, dan bertingkah seperti menyambut gue dengan seulas senyum ramah.
"Hai,"
Gue menoleh, Xabiru hanya mengulum bibirnya.
"Yuk," ajak kak Angga lalu menggandeng tangan gue.
***
Gue menoleh, dan mendapati seorang laki – laki yang gue ketahui sebagai kenalan kak Ello dan juga crew salah satu band yang ikut mengisi acara konser hari ini tiba – tiba datang menghampiri. Gue hanya tersenyum menanggapi sapaannya.
"Boleh minta nomor nggak?"
Sebelum gue sempat merespon, kak Angga lebih dulu mengusirnya.
"Btw, sori ya." Kata kak Angga seraya menundukkan kepala sekilas, lalu menatap gue. "Kemarin, gue ... marah – marah nggak jelas."
Gue mengulum senyum, lalu mengangguk.
"Kalau lo mau marah sama gue, nggak papa. Gue ngerti,"
Mendengar kalimat itu, entah kenapa spontan gue langsung menggeleng. Mungkin yang kak Angga bilang ada benarnya juga. Saat kak Angga menoleh, gue bisa melihat kalau dia nggak percaya dengan reaksi yang gue berikan.
"Gue beli minum dulu ya," sela Xabiru yang gue balas dengan anggukan.
"Gue nitip dong,"
Xabiru hanya mengangguk, lalu pergi. Anehnya, gue merasa kalau dia sedang kesal. Entah karena apa.
***
"Balik yuk," ajak kak Angga.
"Bentar deh si Rubah kemana sih, perasaan dari tadi beli minum nggak balik – balik."
"Woy, ada yang berantem woy tolongin." Teriak salah seorang pengunjung konser. Tak lama berselang gue melihat orang – orang berlarian ke sisi selatan lapangan, entah kenapa gue punya firasat buruk soal ini. "Kak, kita ke sana yuk,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBAH LABIL [Revisi]
Novela JuvenilSejak kecil Nabilla jatuh cinta pada musik, dia juga bermimpi jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang penyanyi, alam seolah mendukung Nabilla untuk mewujudkan mimpinya dan mengirim Angga, kakak kelas sekaligus orang yang selama ini ia cintai...