[Part 19 | Mencari Tau]
°○○○°
Hai, guys Rubah Labil balik lagi nih. Mau info aja, sebenernya Rubah Labil udah selesai di word dan lagi tahap self editing.
Mohon doa sama dukungannya yaa buat duo Rubah Labil ini, semoga mereka bisa melanglang buana dalam versi lain dan nggak stuck di sini aja.
⛵⛵
⛵⛵ Selamat Berlayar ⛵⛵
⛵⛵⛵
[Xabiru Bayu Dirgantara Atmaja]
"Boleh nggak sih kapan - kapan gue dateng dan lihat Saveur tampil pas di café?" tanya Yunda yang tengah berjalan beriringan di samping gue, sambil membawa camilan dan segelas matcha, kami memutari kolam air mancur untuk mencari tempat duduk.
Alih - alih bertemu di café Cerita Kita, Yunda justu berubah pikiran dan mengajak gue ke foodjuction.
"Kalau gue sih boleh - boleh aja, tapi nggak tau deh yang lain gimana." Balas gue seadanya. Nggak salah, kan?
Ya, meskipun gue anggota Saveur band, tapi gue merasa nggak bisa kalau harus memutuskan secara sepihak atas niat baik Yunda itu.
"Oke,"
Yunda mengangguk sekali, mereka berjalan di atas papan - papan kayu. Lalu Yunda menunjuk tempat kosong, tepat di dekat tangga untuk para pengunjung mengantri jika ingin naik sepedah bebek. Gue hanya mengangguk lalu sama - sama berjalan menuju tempat yang dia maksud.
"Kalau kapan - kapan lo main ke basecam Smoothie, buat lihat gue latihan mau nggak?" tawarnya, sebelum akhirnya tertawa karena malu.
"Mm ... boleh sih, tapi ... emangnya nggak papa gue main ke sana?" tanya gue karena nggak enak aja, takutnya yang ada nanti gue dikira mau macem - macem.
Yunda ngerutkan keningnya. "Kenapa nggak boleh?"
"Ya, takut aja. Nanti gue dikira mata - matanya Saveur."
Yunda tertawa mendengar penjelasan gue yang mungkin baginya terkesan sinetron banget itu. Gimana ya, habisnya gue harus lihat banyak referensi buat bikin film.
"Astaga, Biru! Kayaknya lo tuh kebanyakan nonton sinetron deh," cibirnya seraya meletakkan segelas matchanya di atas lantai semen.
Tuhkan, apa gue bilang. Dia juga mikir gitu.
"Santai aja kali, lagian genre musik kita juga beda." Sambungnya.
Entah mengapa gue nggak bisa mengalihkan pandangan dari wajahnya yang penuh dengan senyum ceria itu. Senyum yang membuat siapapun yang melihatnya akan ikut merasa bahagia, tapi anehnya, gue justru merasa kalau ... itu hanya topeng.
"Btw, Saveur nggak ikutan lomba Festival Band Indie se-Jatim di Grand city?"
"Gue belum tau, jarang ngecek grup juga, biasanya Nabilla sih yang cerita ke gue kalau ada info ini itu," jelas gue apa adanya, dan memang biasanya gue akan mengecek grup Saveur setelah chatnya menumpuk atau di pc kak Ello.
"Oiya, gimana ceritanya lo bisa jadi crew Saveur?"
"Nabilla sih yang minta ke kak Angga, sebagai syarat dia gabung dan akhirnya gue iyain, karena tanpa dia minta pun gue memang mau nemenin dia. Dia itu sebenernya punya bakat, tapi nggak PD aja. Jadi, sayang banget kalau harus dilewati gitu aja kesempatannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBAH LABIL [Revisi]
Roman pour AdolescentsSejak kecil Nabilla jatuh cinta pada musik, dia juga bermimpi jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang penyanyi, alam seolah mendukung Nabilla untuk mewujudkan mimpinya dan mengirim Angga, kakak kelas sekaligus orang yang selama ini ia cintai...