[RL : HADIAH TERBAIK]
° ○ ○ ○ °
***
Halooo, selamat pagi, siang, sore dan malem buat kalian semua dimana pun kalian berada😆😁
Rubah Labil udah part 9 nih, gimana menurut kalian sejauh ini? Menarik nggak?
Masih semangat buat lanjut baca sampe akhir nggak?
.
.
.
[Nabilla Aluna Putri]
"Ngapain lo di sini?" tanya Xabiru yang kini berdiri di samping gue, kedua tangannya diselipkan ke saku celana, tatapannya lurus ke depan, nggak mau melihat ke arah gue sama sekali. "Bukannya hari ini lo janjian sama kak Angga? Emangnya lo nggak takut dia kecewa gitu?"
"Gue lagi nggak mau ribut, jadi please nggak usah nyebelin." Kesal gue setengah berbisik. Gue akui, memang kemarin gue salah, tapi gue kesel banget sama tingkahnya yang kekanak – kanakan itu.
"Gue pikir Eyang udah nggak penting lagi buat lo,"
"Kak Bil, mau bakar sosis nggak?" sela Keisya, dan gue benar – benar bersyukur atas itu. Gue nggak mau acara bahagia Eyang hari ini rusak, hanya karena keributan yang gue dan Xabiu buat.
Gue tersenyum lalu mengangguk. "Yuk,"
"Bye, Jelek." ledek Keisya, seraya menjulurkan lidah dan melambaikan tangannya.
"Apa lo?! Sini gue pites,"
Keisya mengabaikan Xabiru dan menggiring gue menuju grill di dekat kolam renang untuk memanggang sosis. Di gazebo Papa dan Mama gue terlihat asik ngobrol dengan eyang Satri dan juga Papa, Mama Xabiru.
"Kak, lo mau nggak nemenin gue ke TP?" cletuk Keisya seraya mengambil capit untuk mengambil sosis. "Gue mau cari kado."
Gue memicingkan mata. "Buat cowok lo ya?" tebak gue, lalu tertawa melihat Keisya yang salah tingkah karena tebakan gue yang kemungkinan 100% benar. "Ciee,"
Keisya terlihat panik dan langsung kalang kabut meminta gue untuk mengecilkan volume suara gue.
"Jangan kenceng – kenceng, bahaya kalau kak Biru sama yang lain denger." rengeknya sambil memperhatikan sekitar, dan sesekali membenarkan letak kacamatanya.
"Gue pikir lo naksir Naufal," sindir gue setengah menggodanya. "Oke, jadi kapan?"
"Minggu depan, tapi please jangan bilang siapa – siapa." Pintanya yang masih terlihat panik seperti maling jemuran yang ketangkep dan mau dihakimi masa.
"Aman, " balas gue dengan gerakan tangan mengunci bibir.
"Thanks, Kak."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBAH LABIL [Revisi]
Teen FictionSejak kecil Nabilla jatuh cinta pada musik, dia juga bermimpi jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang penyanyi, alam seolah mendukung Nabilla untuk mewujudkan mimpinya dan mengirim Angga, kakak kelas sekaligus orang yang selama ini ia cintai...