RL 10

12 8 6
                                    

[RL : Malam Minggu]

[RL : Malam Minggu]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Halooo, selamat pagi, siang, sore dan malem buat kalian semua dimana pun kalian berada😆😁

Pas banget nih, judul sama waktu tayang part ini. Malam minggu. Satnight pada ke mana nih?

Boleh banget lho kalau mau like atau komen, apa lagi share cerita ini ke temen - temen kamu, boleh banget itu mah. Kawal terus Rubah Labil sampai jadi buku ya, makasih.

.



.

[Nabilla Aluna Putri]

Gue menghela nafas lega, usai mendaratkan bokong di atas sofa, akhirnya proses rekaman dan juga pembuatan video cover hari ini selesai.

"Emm, Bil." Celetuk kak Angga yang baru saja ikut duduk di sofa yang sama. Gue menegakkan tubuh lalu menoleh ke kanan untuk balas menatapnya.

"Kenapa, Kak?"

"Kalau ... besok senin gue jemput lo gimana?"

Hah?! Demi apa kak Angga mau jemput gue? Tapi ...

"Nggak papa sih sebenernya, cuman ..."

"Kenapa? Ada masalah? Ini ... soal Xabiru ya?" tanya kak Angga seraya menatap Xabiru yang kini tengah mengemasi tripod dan juga alat – alat lain yang baru saja digunakan untuk sesi shooting video cover Saveur band.

"Tapi kalau lo keberatan nggak papa kok, santai aja." Sambungnya seraya menepuk – nepuk bahu kanan gue.

Gue menggeleng, sama sekali nggak keberatan, bahkan gue merasa sangat amat senang. "Sebenernya Papa nggak pernah setuju aku fokus di bidang musik, jadi karena itu sebisa mungkin kalau gue pergi atau ada acara bareng Saveur, gue selalu ditemenin Rubah."

Kak Angga terlihat begitu serius menyimak penjelasan gue, sampai sebuah senyum hangat mengembang di wajahnya.

Dia meletakkan tangan kanannya pada puncak kepala gue. "Lo tenang aja, gue bisa kok jaga rahasia lo dari bokap." ujarnya berusaha menenangkan gue, sampai sedetik kemudian dia mengacak rambut gue.

"Kak Angga!" pekik gue, kesal. Gue langsung menutup mulut dan memelankan volume suara gue, saat Xabiru dan yang lain menoleh. "Kan jadi berantakan, nyebelin."

Yang lebih menyebalkan lagi kak Angga hanya tertawa.

"Iya, maaf. Emang kenapa sih cewek suka kesal kalau rambutnya diacak – acak?" tanyanya, setelah dengan tulus meminta maaf.

Karena yang berantakan bukan cuma rambut, tapi juga hati. Kalau rambut sih gampang benerinnya, nah kalau hati?

"Lanjut karaoke yuk?" celetuk kak Tito yang membuat gue menatapnya tak percaya. Emangnya dia nggak capek apa?

RUBAH LABIL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang