[Part 21 | Bad Day, Bad Feeling]
⛵⛵⛵
[Xabiru Bayu Dirgantara Atmaja]
"Nggak pergi lo, Dek?" tanya kak Faleen yang tiba – tiba duduk di sofa seberang sambil sibuk memoles wajahnya dengan make up.
Gue hanya menggumam menanggapinya, masih sibuk menikmati waktu main PS di hari minggu yang sangat nyaman untuk rebahan ini, dan entah kenapa kemunculan kak Faleen membuat feeling gue mendadak nggak enak.
"Tumben, kalau gitu anterin gue ya,"
Tuhkan, satu kalimat yang bisa merusak waktu santai dan benar – benar tidak ingin gue dengar dari kak Faleen atau Keisya adalah 'anterin gue'. Sumpah gue males banget kalau harus melewatkan weekend gue dengan menjadi supir pribadi mereka. Kalau sama Nabilla sih beda lagi urusannya, namanya juga demi ayang. Apapun pasti akan gue lakukan.
"Mau kemana sih, minta antar pak Mitra ajalah," keluh gue.
"Gue mau ke kondangan, buruan ganti baju."
Gue mengumpat dalam hari, sumpah itu juga jawaban yang paling nggak ingin gue dengar. Gue merasa dimanfaatkan. Kenapa sih, dari sekian banyak urusan penting dan nggak penting, harus itu yang kak Faleen katakan.
"Kenapa sih lo nggak cari pacar aja, Kak?"
Sekedar info aja, umur gue dan kak Faleen itu beda lima tahun, harusnya sekarang dia sedang berada di fase mahasiswa tingkat akhir yang lagi stress karena skripsi. Mungkin itu sebabnya teman kak Faleen banyak yang memutuskan untuk nikah muda, karena capek judul skripsinya ditolak.
"Udah deh, nggak usah banyak omong. Buruan, ganti baju nanti pulangnya kita ke TP, gue traktir makan grill."
Dengan malas, gue bangkit menyeret langkah menuju kamar untuk mengganti baju. Setelah siap gue segera turun menuju garasi, derita anak ketiga gini amat dah, mereka mana berani minta kak Gibran kayak gini. Ya, meskipun gue yakin kalau kak Gibran juga pasti oke aja kalau diminta buat kayak gini.
"Lo sama siapa, Leen?" tanya teman kak Faleen yang bajunya bener – bener kayak lagi dijahit tapi belum selesai dan keburu diambil.
"Adik gue,"
"Ohh, gue kira cowok lo, ganteng juga adik lo,"
Gue hanya tersenyum menanggapinya. Iya dong, Xabiru gitu lho!
Akhirnya kita bersama
Setelah menanti lamaFokus gue langsung beralih pada home band yang menjadi pengisi acara wedding teman kak Faleen, gue benar – benar familiar dengan suaranya. Gue memicingkan mata, berharap bisa melihat sang vokalis dengan sedikit lebih jelas.
"Lah, itu kan ... kak Angga sama Saveur."
Gue langsung mengecek ponsel, buru – buru mengecek grup Saveur, nggak ada info apapun soal ini. Gue langsung keluar dari room grup Saveur mencari kontak Nabilla yang sudah gue tandai agar selalu berada di urutan teratas.
"Kak, gue telepon bentar ya."
Kak Faleen hanya mengangguk, gue langsung melipir, mencari tempat yang lebih sepi. "Halo, Bil hari ini Saveur manggung di acara wedding, lo tau?"
"Ohh ... iya waktu itu kak Angga ngomong langsung ke gue. Emang mendadak banget sih, terus gue bilang kalau gue nggak bisa, soalnya Papa mendadak sakit, jadi gue masih nggak bisa ikut latihan," Jelasnya panjang lebar.
"Ohh, oke."
Meski begitu, entah mengapa gue tetap merasa ada yang nggak beres di sini.
"Lo ... lagi nemenin kak Faleen ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
RUBAH LABIL [Revisi]
Novela JuvenilSejak kecil Nabilla jatuh cinta pada musik, dia juga bermimpi jika suatu hari nanti dia akan menjadi seorang penyanyi, alam seolah mendukung Nabilla untuk mewujudkan mimpinya dan mengirim Angga, kakak kelas sekaligus orang yang selama ini ia cintai...