RL 3

15 12 6
                                        

[R3 : Refusal of the Call &
Meeting the Mentor]

Halo, selamat pagi, siang, sore, malam dimana pun kalian berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halo, selamat pagi, siang, sore, malam dimana pun kalian berada. Selamat tahun baru Islam🥳🥳

Weekend ini kemana nih guys? Biar liburan kalian makin seru, Rubah Labil bakal nemenin kalian😁😁

Happy reading😆🥰

.

.

***

[Nabilla Aluna Putri]

"Sumpah, Nab?" pekik Tisya yang masih nggak percaya dengan apa yang baru aja dia dengar. "Fix, lo harus terima sih tawaran dari Kak Angga."

Buru - buru gue membekap mulut Tisya, takut beberapa anak yang duduk di sekitar kami mendengar pembicaraan kami. Lebih bahaya lagi kalau sampai admin lambe njedir SMA Nusa Bangsa yang dengar apalagi ini di kantin, mata dan telinga mereka pasti ada di mana - mana.

"Sssstt, jangan kenceng - kenceng."

"Tisya bener tau, Bil pokoknya lo harus terima tawaran Kak Angga." Sahut Alyssa yang sangat berhati - hati dengan volume bicaranya saat menyebut nama Kak Angga. "Ingat, kesempatan nggak datang dua kali."

"Jujur gue mau, tapi suara gue nggak ada apa - apanya dibanding Kak Edsel atau vokalis Kak Angga yang lama."

Gue nggak mengada - ada, selain bagus menurut gue suara vokalis band Kak Angga yang lama benar - benar punya kekuatan magis. Siapapun yang mendengar suaranya pasti akan terhipnotis dan nggak bisa move on. Sayangnya, dia memilih untuk mengundurkan diri karena ingin membangun channel youtubenya sendiri.

"Yaampun, Nab menurut gue suara lo itu lebih bagus tau dari Kak Stella." Bantah Tisya yang tak setuju dengan pernyataan yang gue lontarkan.

"Nggak ah, nggak pede gue."

"Kalau kata Xabiru gimana? Nggak mungkin kan, kalau lo belum cerita ke dia," tanya Alyssa.

"Ya, dia sih nyuruh gue buat terima tawarannya."

"Tuhkan, si Biru aja nyuruh lo buat terima tawaran Kak Angga. Tunggu apalagi, Nab? Kita semua bakal dukung lo seratus persen, apalagi ini impian lo kan?" ucap Tisya berusaha keras untuk meyakinkan gue.

Selain gue yang masih meragukan kemampuan gue, ada satu hal lain yang juga menahan gue untuk melangkah.

"Ayolah, Bil sebenernya lo punya bakat. Sayang banget kalo sampai lo sia - siain gitu aja,"

Gue tersenyum. "Thanks ya, Al, Tis buat sarannya."

***

"Benerkan dugaan gue, si Biru mutusin Ghista semalam."

Rubah putus sama Ghista?

Buru - buru gue pergi mencari Xabiru, dan mengurungkan niat gue untuk pergi ke perpustakaan. Kalau nggak ada di pinggir lapangan, berarti cowok itu pasti ada di kelasnya. Segera gue melangkahkan kaki menuju kelas Xabiru, dia lagi ada di pojok kelas, tidur sambil mendengarkan musik lewat earphone yang terkoneksi dengan ponselnya.

RUBAH LABIL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang