part 24 Salting??

19 17 1
                                    

Fitri masih terpaku ditempatnya, ia masih saja tak percaya bahwa first kiss nya hilang dalam sekejap mata.

"Argh Ferdiyanysah Yudhaaaaaa" teriaknya dalam hati

Lalu dengan segera ia kembali kedalam apartemennya dengan raut wajah yang sedikit berbeda. Melihat hal itu sang Zenana lalu bertanya padanya.

"Fii are you oke?"

"O ooke Zena nana" jawab Fitri tergugup

"Ko kamu pucet gitu sih sayang??" tanya Zenana

'Degh'

"Pucet?!" batin Fitri

"Heh Fiii! Malah ngelamun kamu ini"

"Kamu sakit ya??" lanjut Zenana

"I ii iiyya Fitri rada pusing" jawab Fitri

"Yaudah kamu istirahat sana ntar Zenana yang urus apartemen mu" saran Zenana

"Yaudah Fitri ke kamar dulu"

Fitri bergegas ke kamar, ia segera mengunci pintu kamarnya lalu merebahkan diri di atas kasur kesayangannya itu.

"Huft"

"Kenapa gw jadi salah tingkah gini sih??" tanyanya pada dirinya sendiri

"Aaarghhh taulah" teriaknya pelan sembari menutupi wajahnya dengan bantal

Hingga tanpa sadar ia terlelap begitu saja dengan posisi bantal masih menutupi wajahnya. Kini ia telah berada di alam mimpinya yang indah, disana ada bunga bunga juga kastil megah dan tak lupa pula ada seorang pangeran yang sedang duduk menantikan seseorang. Ah sepertinya ia mengenal siapa sosok pangeran tersebut.

Ferdiyansyah Yudha Pratama!! Ternyata eits sebentar dulu jika Ferdy menjadi pangeran berarti ia menjadi... Putri?? Hhh nggak mungkin! Tapi bentar deh! Liat dulu yok. Ia lalu menunjukkan kepalanya dan benar, ia kini menjadi seorang putri lengkap dengan gaun biru cantik juga dengan tiara kecil yang menghiasi rambut kepalanya.

"Ah lupa ini kan mimpi!" ujarnya pelan disusul tawanya yang renyah

Ya didalam mimpi seseorang bisa menjadi apa saja yang mereka inginkan, termasuk menjadi seorang putri dan juga pangeran.

Tap... Tap... Tap...

Ia berjalan mendekati pangerannya itu lalu menutup matanya dan kedua tangannya sendiri.

"Apa kabar pangeran?" godanya

"Hhh kabar baik princess" goda balik sang pangeran

Dengan segera ia mencoba melepaskan tangan kekasihnya itu yang menutupi matanya. Setelah terlepas mereka pun saling bertatapan beberapa menit, sampai suara kicauan burung membuat mereka tersadar.

"Silahkan duduk tuan putri!" kata sang pangeran mempersilahkan

"Terimakasih" jawabnya sembari tersenyum manis

  Mereka saling duduk berhadapan dan saling melempar senyum kehangatan. Lalu tangan sang pangeran itu bergerak turun merogoh sakunya jasnya, kemudian kembali dengan tangan menggenggam kotak kecil. Fitri pun sempat dibuat bingung juga penasaran dengan isi kotak tersebut rasanya ia ingin sekali bertanya padanya, lalu Ferdy pun bangkit dari tempat duduknya dan melangkah beberapa langkah untuk mendekat kepada Fitri. Setelah dirasa cukup dekat ia kemudian berjongkok.

"Ka kamu ngapain ber berdiri deh" kata Fitri canggung sekaligus bingung

Dan tanpa diduga Ferdy membuka kotak kecil yang berada ditangannya kemudian berkata

Bu Pia Ardhya Garini (Segera TERBIT!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang