TIGAPULUH

2 1 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Membuat siswa siswi Sma Merpati berbondong bondong datang ke kantin untuk menutup rasa lapar mereka.

"Sisil mana? kok nggak bareng?" Tanya dinda menatap teman trmannya.

"Mana kita tau. Hilang detelen bumi kali" Balas aurel.

"Lagian lo ya din, demen banget temenan sama sisil. Lo nggak inget dia udah gangguin hubungan lo sama erland? Apalagi angga. Lo nggak kesel lihat temen lo yang biasanya ceria jadi murung kek gitu?" Tanya Sherent.

"Udahlah din, lupain persahabatan kita sama sisil. Dia tuh udah jahat sama kita" Sahut jihan.

"Gue tau. Tapi gue ngerasa ada yang janggal disini. Nggak mungkin sisil berubah tanpa alasan kan?" Tanya dinda membuat erland tersedak bakso yang ia makan.

"M-maksud lo?" Tanya erland pura pura tidak tau. Teman teman erland juga tidak tau kenapa sikap erland jadi berbeda.

"Ya maksud gue, coba lo bayangin deh kemaren dia temenan, akrab, bahagia bareng gue sama temen temen gue. Terus tiba tiba besoknya malah berubah kaya gitu tanpa ada masalah. Emang kalian nggak ngerasa janggal?" Tanya dinda lagi.

"Iyha sih din, lo bener. Tapi apa yang buat dia kaya gitu" Pikir Jihan.

"Udahlah ngapain bahas sisil. Mending makan karena bentar lagi bel masuk bunyi" Ucap erland melanjutkan makannya dengan tidak tenang.

"Bel masuk masih 25 menit lagi kali. Santai aja. Lagian ngapain sih sikap lo beda gitu? Ada yang lo sembunyiin?" Tanya Bryan.

"Nggak ada. Udah makan biar cepet habis" Ucap erland menyendok baksonya lagi.

"Gue ke kamar mandi bentar. Ntar kalian langsung ke kelas aja gapapa" Ucap dinda bangkit dari duduknya.

Tak lama setelahnya, dinda sampai di depan toilet putri. Terdengar suara gaduh dari dalam. Apakah ada yang bertengkar? Tapi keadaan sangat sepi dan suaranya hanya satu orang. Bukan keramaian banyak orang.

"Siapa sih teriak teriak" Dinda mendekatkan langkahnya pada sumber suara. Sedangkan yang di dalam kamar mandi terus berteriak mengeluarkan apa yang ada di dalam hatinya.

"Kenapa harus dinda? Kenapa?" Ucap perempuan itu disela sela isakan nya.

"Gue nggak mau buat dinda sedih. Tapi, gue juga nggak bisa dukung hubungan erland sama dinda. gue nggak bisa" Ucapan orang itu lagi.

"Gue belum siap jauh dari temen temen. Gue belum siap jauh dari angga. Gue belum siap. Hikss" Ucapnya membuat dinda menutup  mulutnya menggunakan tangan.

Bel masuk berbunyi. Membuat dinda yang hendak menghampiri orang itu mengurungkan niatnya dan berlari menuju kelasnya.

*****
"Din, nanti langsung ke kantor kan?" Tanya erland menatap dinda yang duduk disebelahnya.

"Iyha erland" balas dinda

"Gue tadi bawa jas. ntar sekalian gue siap siap dirumah lo ya" Ucap nya lagi.

"Iyha Erland" Balas dinda lagi.

"Entar lo pakai baju yang sopan dan modis. okey?" Tanya erland lagi

"Iyha erland" Lagi lagi hanya kata 'Iyha' yang keluar dari mulut dinda.

"Kok iya iya terus sih jawabannya?" Ucap Erland kesal.

"Ya terus harus jawab apa sayang?" tanya dinda lembut membuat erland diam mematung.

"Kenapa? Kok diem? Nggak jadi marah?" Tanya dinda merubah posisi duduknya menjadi menghadap erland.

"Nggak ada yang marah. Kan katanya kalau cinta harus sabar" Ucap erland sembari menyelipkan anak rambut dinda.

"Ekhemmm! Kalian ngapain pacaran di jam pelajaran saya?" Tanya Bu Neni yang tiba tiba ada di belakang dinda.

A D I N D A  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang