Hari minggu telah tiba. Dinda bersiap siap didalam kamarnya. Sesuai rencananya dan erland kemarin. Ia hari ini akan pergi mengambil buku diary nya yang menurutnya berharga itu di rumah kontrakan. Tentunya membuat erland tertantang.
"Non, den erland udah nunggu di luar." Ucap bi Asih yang baru saja masuk ke kamar dinda.
"Baru kali ini, bibi liat non sebahagia ini. Non jatuh cinta ya sama den Erland?" Tanya bi asih dibalas senyuman oleh dinda.
"Dinda sih ngerasanya gitu bi. Dinda takut kehilangan erland" Balas dinda dibalas senyuman oleh bi asih.
"Yaudah sana udah ditunggu sama den erland" Bia asih meninggalkan dinda di kamarnya.
Sedangkan dinda melanjutkan aktivitasnya dan kemudian melangkah menghampiri erland yang sudah ada di ruang tamu.
"Ayok berangkat" Ajak dinda. Erland menatap dinda penuh puja.
"Cantik banget pacar gue hari ini" Ucap Erland yang menatap dinda dari atas sampai bawah.
"Udah ayo berangkat. Ntar kesiangan. kalau kesiangan bu lastri pulang dari kebon sama Steven" Ucap dinda membuat erland tersenyum kemudian melangkah keluar bersama dinda.
Motor erland melaju di tengah ramainya jalanan kota jakarta. Dimana saat ini, erland dan dinda sedang tertawa bersama menikmati waktu yang ada.
Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah kontrakan dinda. Dinda segera turun dari motor erland. Kemudian membuka rumah kontrakannya. Dinda masih memegang kunci kontrakannya. Karena memang kunci cadangannya masih lupa untuk dikembalikan. Tapi dinda sudah meminta ijin pada bu kontrakan.
Setelah selesai mengambil buku diary berwarna biru yang sangat penting baginya. Dinda menghampiri erland yang menunggunya di depan rumah.
"Udah. Ayok balik" Ajak dinda.
"Balik sekarang? Ini masih jam 08.00 loh. Masa mau langsung balik sih?" Tanya Erland sembari menatap Arlojinya.
"Terus mau kemana?" Tanya Dinda bingung.
"Nak dinda. Tumben kesini? biasanya enggak ke sini" Ucapan seseorang membuat keduanya menatap orang tersebut.
"Mampus" Guman erland menatap bu lastri yang ada di depan rumahnya.
"Iyha bu, dinda ambil barang dinda yang ketinggalan" Balas dinda ramah.
"Nak dinda, Nak erland. Ibu boleh minta tolong nggak?" Tanya Bu lastri membuat erland dan dinda saling menatap.
"Boleh. Minta tolong apa bu?" Tanya Erland sedikit malas.
"Tolong bawa steven sama temennya ke kebon ya. Tungguin sampe selesai makan. Ibu nggak bisa nganterin. Soalnya ibu lagi nggak enak badan" Ucap bu Lastri membuat erland menyesal mengatakan kata 'boleh'
"I-iya bu" Balas dinda kemudian meletakkan tasnya ke dalam rumah kontrakannya.
Dinda dan erland menghampiri kandang Steven. Kemudian bu lastri memperkenalkan dinda dengan Erland. teman steven. Lantas dinda menahan tawanya.
"Titip Erland sama steven ya" Ucap bu lastri kemudian meninggalkan mereka berdua.
"Ahahaha. Erland sini gue gandeng" Ucap dinda. Lantas erland datang dan meraih tangan dinda.
"Kok elu sih. Gue kan manggilnya erland kambing bukan elu" Ledek Dinda.
"Seneng lo? seneng?" Tanya erland membuat dinda semakin tertawa.
Lantas erland menarik tali yang mengait leher steven. begitu juga dinda menarik tali yang mengait leher Erland [kambing].
Tak lama kemudian mereka sampai di kebon tempat erland [kambing] dan Steven mencari makan. Dinda dan Erland duduk di tepi sembari melihat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A D I N D A [On Going]
Teen FictionJATUH cinta mungkin menyenangkan bagi beberapa orang, Tapi tidak untuk gadis yang satu ini. ADINDA KAYLA MAHESA. Gadis tomboy yang ingin jatuh cinta itu malah menggugurkan harapannya ketika ia pindah sekolah ke jakarta. Karena hadirnya seorang c...