TIGAPULUH SATU

4 2 0
                                    

Saat ini, Dinda sedang berjalan di koridor sekolah bersama erland pastinya. Tak sedikit mata yang menyaksikan mereka. Bahkan dengan suara bisik bisik yang mereka ucapkan.

"Erland. Udah ih jangan rangkul rangkul gitu. Gue malu tau" Kesal dinda. Pasalnya erland sedari tadi merangkul pundaknya.

"Ngapain harus malu? Kan ini sekolah milik bapak lo. Dan lo harus nya bangga punya cowok ganteng kek gue. Jadi seleb kan lo" Ucap Erland kelewat PD

"Apaan sih lo. PD banget tau nggak. Siapa juga yang ngakuin kalau lo ganteng" Kesal dinda.

"Yailah. Masa pacar sendiri nggak dipuji ganteng?" Tanya erland memanyunkan bibirnya.

"Yaudah deh pacar gue gantengg. Bangeeeett Malahan" Ucap dinda membuat erland tersenyum bangga. "Tapi kalau dilihat dari sedotan buntu. Hahaha" Lanjut dinda membuat erland kesal.

"Masa gitu sih sama pacar sendiri? Jahat lo" Kesal erland

"Dinda" Panggil seseorang dari belakang mereka.

"Iyha" Balas dinda menatap ke arah belakang diikuti Erland.

"Lo ngapain panggil cewe gue?" Tanya erland sinis

"Santai aja kali Er. Gue cuma mau ngomong sama dinda. Kemaren anak anak Osis setuju pakai konsep yang lo usulin din" Ucap Angga masih dengan menetralkan nafasnya.

"Oh ya? Bagus deh kalau gitu. Jadinya kapan diselenggarainnya? Biar gue bisa langsung laporan ke papa" Tanya dinda

"Kalau kesepakatan osis kemaren katanya sih, 1 bulan setengah lagi. Kalau nggak ada perubahan sih" Balas angga.

"Yaudah kalau gitu. Biar gue laporan langsung ke papah" Ucap Dinda dengan senyumnya.

"Oh ya! Btw kita langsung ke kelas aja yuk. Males gue disini banyak yang liatin" Ajak erland pada dua orang yang ada di depannya. Dan dibalas anggukan oleh keduanya.

Sampai tak berapa lama mereka sampai di kelas mereka. Dan duduk di bangku masing masing hingga bel pelajaran berbunyi.

*****
"Kantin kuy" Ajak aurel pada yang lainnya.

"Ayok. Ayo din kantin" Jihan menghampiri dinda di bangkunya.

"Kalian duluan aja. Gue masih ada keperluan sama bu Meta" Ucap dinda dibalas anggukan oleh teman temannya.

"Mau di temenin?" Tanya Erland pada dinda

"Ngga usah ntar lo ngeluh. Lama soalnya" Balas dinda

"Nggak akan. Pliss gue temenin ya" Pinta erland.

"Er, gue udah sama angga" Balas dinda.

"Kenapa harus angga sih? Masalah tema acara taunan? Kan bisa diurusnya barengan gue juga. Emang kenapa sih kok nggak mau sama gue?" Tanya erland kesal.

"Yaudah iyha iyha lo ikut. Jangan ngoceh aja bisa kan?" Tanya Dinda dibalas anggukan oleh erland.

"Gitu kek dari tadi" Kesal erland.

"Huffttt Serasa kek gue pemecah rumah tangga orang aja kalau gini" Dumel angga.

"Tenang bro. Lo nggak salah. Emang wajar kalau pasangan itu berantem terus. Justru yang kek gitu tuh yang langgeng. Kalau diem dieman aja nggak ada sepatah duapatah kata yang keluar, Itu baru dipertanyakan" Timpal bryan memegang pundak angga.

"Ngga, aku juga ikut ya" Bujuk sisil yang kini menatap wajah angga.

"Pecah udah dua rumah tangga" Kesal sherent.

"Kalian tuh kenapa sih nggak suka banget sama gue" Ucap sisil nge gas.

"Bisa diem nggak sih. Gue nggak ada waktu lagi. Kalau gue telat ke bu meta. Gue bisa dihukum." Kesal dinda.

A D I N D A  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang