DUAPULUHDUA

3 1 0
                                    

"Apa yang tadi kalian lakukan? Membully? Apa itu pantas dilakukan oleh siswa Sma?" Tanya Adit yang merupakan pemilik Sma merpati. Sekaligus Laras. Ketua yayasan.

"Mm-maaf pak, Tadi saya hanya bercanda." Balas Jessy gagap.

"Becanda dengan membuat mental orang lain hancur iya? Kalian pikir bully bisa dijadikan bahan candaan? Sampai orang yang kalian bully itu sakit hati? iya?" Kini laras yang tak terima. Pasalnya ia tak pernah terima jika ada siswa maupun siswi yang saling membully.

"Bukan gitu bu, saya cuma belajar akting. Ya kan Ren?" Tanya jessy menyenggol siku Rena.

"Eh, I-iya bu. Jessy bener. Kita cuma latian akting aja kok" Balas Rena tak kalah gugup

"Tadi kalian bilang becanda. Sekarang kalian bilang belajar akting. Lain kali kalau mau nipu kita, Pikirin alasannya dulu." ucap adit membuat Tiga gadis didepannya itu bungkam. Ya! yang satu lagi dinda.

"Karena kalian sudah membully teman kalian, Saya skors kalian selama satu minggu" Ucap adit tak main main.

"Pak adit benar jessy. Bukan cuma sekali kamu membully. Ibu mendapat laporan berkali kali kamu membully. Jadi ibu harap kamu berubah karena hukuman ini" Sahut bu mila. Guru BK SMA merpati.

"T-tapi" Ucap jessy gugup

"Bu Mila, Kumpulkan anak anak di lapangan sekarang. Saya ingin membicarakan tentang masalah ini dengan anak anak. Saya tidak mau ada korban bullying lagi setelah ini" Ucap adit tegas. "Kalian bertiga ikut berkumpul" Ujar adit meninggalkan ruangan itu diikuti bu mila, jessy dan rena.

"Are you okey?" Tanya laras dibalas anggukan oleh dinda.

*****
"Han, Lo nggak mau kasih tau ke gue dinda dimana?" Tanya erland menggoyang goyangkan kursi jihan.

"Apaan sih Land. Lo bisa diem nggak?" Sentak jihan membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di kelas.

"Ada apa ini? Kenapa ribut ribut? Kalian tidak mendengarkan saya?" Tanya pak Jamal, Guru Fisika mereka.

"Maaf pak, Saya cuma kesel sama erland. Masa saya fokus dengerin bapak malah dia gangguin terus" Balas jihan jujur.

"Er-" belum sempat pak jamal berbicara panjang lebar, Suara pengumuman membuat semuanya diam.

"Untuk semua siswa dan siswi mulai kela 10 sampai kelas 12, harap berkumpul dilapangan upacara sekarang. Tidak ada yang tinggal dikelas"

"Ada apa sih disuruh kumpul? kan jam pelajaran."
"Kayanya ada hal penting deh"
"Panas panas disuruh kumpul"
"Pasti ada yang pengen disampain nih sama bu mila"

Kira kira seperti itulah hebohnya kelas erland.

"Sudah sudah. Kita ke lapangan upacara sekarang" Ajak pak jamal diikuti murid muridnya.

*****
Melihat semua siswa siswi telah berkumpul di lapangan upacara, adit langsung mengambil alih aba aba.

"Tumben om adit kesini. Dan ngumpulin anak anak di lapangan. Ada hal penting apa?" Batin erland bingung. Pasalnya erland berdiri paling depan bersama Bryan dan revan. Dibelakangnya ada Farhan dan angga. Di barisan perempuan paling depan ada jihan dan sisil. Dengan sisil yang mepet erland.

Mata erland terfokus pada tiga anak yang ada di depan. Satu gadis yang menunduk membuat mata erland melotot. Dinda?

"Baiklah anak anak. Pasti kalian bertanya kenapa saya kumpulkan kalian disini. Saya hanya ingin memberitahukan hal penting. Dan saya harap kalian dengarkan hal ini dengan baik" Ucap adit tegas, membuat semua siswa diam.

"Kalian tau Bully?" Tanya adit membuat semua siswi heran. Mereka pun mengangguk.

"Menurut kalian, Bully itu baik atau tidak?" Tanyanya lagi, mendapat gelengan kepala dari semua murid..

"Kalau kalian tau itu tidak baik, kenapa kalian lakukan itu? Apa kalian tidak bisa berfikir bagaimana nasib orang yang kalian bully? Apakah mental dan Psikisnya baik baik saja atau tidak, apa kalian pikirkan itu? Yang kalian pikirkan hanyalah, Bagaimana hati kalian puas menghina" ucap adit membuat semua siswa menunduk.

"Saya memberikan apresiasi kepada kalian yang sudah dibully dan melaporkan hal ini kepada pihak BK. Dan beruntungnya, saya mengetahui hal itu sendiri. Dimana ada dua orang siswi, membully satu orang siswi hanya karena cinta. Miris" Ucap adit menatap tiga orang siswi di samping kanannya.

"Saya juga memberikan apresiasi kepada teman dari siswa yang saya lihat tadi sedang dibully. Yang sudah berani melawan bullyan itu dengan fakta" Kini pandangan adit menatap jihan yang ada dibarisan paling depan tepatnya disebelah sisil. Jihan pun menundukkan kepalanya kala merasa semua mata memperhatikannya.

"Apa kalian tau. Hal apa yang bisa menimbulkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan?" Tanya adit yang dibalas gelengan kepala oleh muridnya.

"10% Stress karena banyak masalah 15% Broken 75% Karena Bully" Balas adit membuat siswa siswi itu melotot.

"Dan kalian masih saja melakukan hal bejat seperti itu? Apa kalian memikirkan resikonya? Apa kalian memikirkan perasaan orang yang kalian bully? apa kalian memikirkan konsekuensinya? TIDAK" Ucap adit menekankan kata 'Tidak'

"Saya harap, Setelah ini. Tidak ada yang saling membully satu sama lain, atau jika tidak akan diberikan hukuman. Peringatan pertama adalah skors satu minggu. Peringatan kedua adalah....." Adit menggantungkan ucapannya menatap tiga orang yang ada disamping kanannya.

"Dikeluarkan dari sekolah ini" Lanjutnya penuh penekanan. Membuat siswa siswi yang berbaris di lapangan upacara takut.

"Harapan saya, Semoga cukup Jessy dan Rena yang terkena Skors selama 1 Minggu. Walaupun yang saya lihat masih mereka berdua. Tapi semoga saja pelaku pembullyan yang lainnya tidak ketauan" Ucap Adit lagi.

"Semoga apa yang saya sampaikan hari ini tertanam pada otak kalian. Sekarang kalian bisa meninggalkan lapangan. Karena sudah waktunya istirahat" ucap adit melirik jam tangannya.

Siswa siswi yang ada di lapangan upacara pun bubar. Begitu pula jessy dan rena yang meninggalkan tempatnya. Malu? Sudah pasti.

Laras dan adit pun mengajak dinda keruangannya. Bukan secara terang terangan. Tapi dengan satu kedipan mata, dinda langsung paham.

*****
"Gila sih, si jessy pasti kelewatan batas banget sampe bikin pemilik sekolah semarah itu. Apalagi dinda yang di bully" Ucap Bryan di tengah keramaian kantin

"Yaiyalah orang yang di bully-" Ucapan erland tak diteruskan.

"Dinda kan yang di bully. emang kenapa?" tanya revan curiga.

"Nggak, Nggak apa apa. Gue mau ke kamar mandi bentar" Ucap erland meninggalkan teman temannya yang masih mematung heran.

"Si erland ngapa dah?" Tanya aurel pada sherent

"Tau tuh, kerasukan mungkin" balas sherent.

To Be Continue...

A D I N D A  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang