DUAPULUHEMPAT

3 2 0
                                    

"Kita kelompok sama siapa Din? Kan disini kita cuma ber empat. Nggak mungkin kan sisil mau sama kita" Ucap Jihan memegangi kepalanya pusing.

"Iyha dinda, Gue juga males sama sisil. Sekarang sisil temennya si Jessy sama Rena." Balas angga jengah

"Lo lupa si Jessy di skors seminggu sama pak adit?" Tanya Farhan menimpali

"Ya gue tau. Tapi kan nggak menutup kemungkinan untuk sisil berulah lagi" Balas Angga.

"Hallo prenn. Ada apasih gerangan... Kenapa ribut ribut gitu? Mau cari kelompok ya? Kita berlima sih mau aja kelompok sama kalian" Ucap seseorang dari arah belakang dinda.

Yaps. Aurel. Suara dari aurel menggemparkan jagat raya.

"Iyha udah kalau kalian mau. Tapi ntar jumlahnya cuma 9. Kan sisil nggak mau" Balas Jihan dengan raut wajah sebal.

"Siapa bilang gue nggak mau? Gue mau mau aja kok. Lagian kapan kalian nanya ke gue?" Tanya sisil yang lansung duduk di samping angga.

"Yaudah jadi pas 10 kan. Terus nanti kelompoknya dimana? Sekalian aja habis pulang sekolah" usul sherent

"Rumah dinda" Balas erland dengan cepat.

"Kalian belum tau kan rumahnya dinda. Jadi kita ke rumahnya dinda aja" Tambahnya membuat dinda mati kutu.

Sialan batin dinda.

"Boleh juga. Jadi pulang sekolah kita kerumah dinda." Balas Bryan antusias.

*****
Terasa begtu cepat bagi dinda. Bel pulang sekolah terdengar nyaring di telinga. Belum siap rasanya dinda memberi tahukan identitas sebenarnya.

10 siswa siswi yang bisa dibilang Most wanted sekolah berjalan menuju parkiran. Membawa motornya masing masing. Dengan posisi 5 orang cewek dibonceng 5 orang cowo. Pas kan? Tentu!.

5 Motor besar dengan kecepatan sedang membelah kota jakarta.

"Er, kita kerumah kontrakan gue aja ya! Gue nggak mau mereka tau siapa gue sebenernya" Mohon dinda. Ya dinda dibonceng erland.

"Ogah! Entar ketemu bu lastri sama stipen lagi. Apalagi tuh ada Si Erland temennya stipen" Balas Erland tak suka.

"Steven erland bukan stipen" Pembetulan dari dinda

"Ya habisnya nama kambing aja kek nama penyanyi" Balas erland kesal.

"Ya kan steven nama temen lo. Sama sama Kesayangannya Bu lastri kan" Tak terasa senyuman terbit diwajah dinda.

"Apaan. Ogah gue. Sampai lo ngemis ngemis pun ogah gue balik ke rumah kontrakan sialan lo itu" Balas erland.

"Katanya mau jadi pacar yang baik. Malah gitu" Tak ada balasan dari erland. Hingga mereka sampai di pekarangan rumah mewah nan elegant bergaya eropa itu.

10 anak Sma itu turun dari motor mereka masing masing. Melepas helm yang mereka gunakan. Terpana, Terpaku, Terkagum kagum. Pastinya.

Erland menatap mobil yang tak asing meburutnya.

"Ck sialan. Ngapain sih mereka kesini" Batin erland kesal.

"Dinda lo ngekos disini?" Tanya jihan menerka nerka.

"Atau jangan jangan ibu lo asisten rumah tangga disini?" kini sisil yang menimpali.

"Kalau kalian penasaran. Mari kita masukkk" ajak Bryan menggunakan nada yang.... sudahlah memang tidak waras otaknya si bryan.

Dinda melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Baru saja ingin membuka pintu, pintu sudah terbuka dari dalam.

"Yaampunnn calon mantu udah pulang, Bunda tungguin dari ta--" Ucapan bunda Diva terpotong kala melihat putranya ada di samping dinda.

A D I N D A  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang