24 : Mood Booster

364 42 0
                                    

"Cek satu dua tiga, cek satu dua tiga, dicoba."

"Buru deh Tan, Lo kira tuh mic hajatan, pake Lo cak-cek segala." Dumel Regan setelah ia kalah gunting batu kertas dengan Nathan.

"Diem, gue ngga mau ya, suara emas gue terbuang sia-sia gara-gara nih mic mati di tengah jalan."

"Alah belagu Lo, suara kaya kucing kecempit aja gayanya udah kaya Shawn Mendes."

Davin hanya geleng-geleng kepala melihat dua sahabatnya yang setiap hari berebut mic. Padahal suara keduanya tidak bagus-bagus amat, bahkan jika disuruh antara mendengar suara jangkrik dengan suara mereka, Davin lebih memilih pilihan yang pertama.

Sebenarnya suara Nathan sedikit lebih oke dibanding dengan Regan, tapi percayalah saat kalian mendengar Nathan menyanyi kalian akan cepat naik pitam karena cowok itu menyanyi dengan lirik yang tidak pas alias suka-suka Nathan.

"Ga usah belagu mau karoke gapake lirik." Regan memperingati Nathan yang sedang memilih lagu yang akan dia nyanyikan.

"Minggir Lo." Nathan mendorong Regan.

"Cuma satu lagu loh ya."

Nathan tak menggubris, seperti biasa, sebelum menyanyi cowok itu naik ke atas sofa berlagak seperti penyanyi dangdut yang sedang pentas di panggung besar, "Oke selamat malam semuanya... berjumpa lagi bersama artis paling top se-DKI Jakarta siapa lagi kalo bukan Jonathan Prawira New Kelapa. Hobah."

"Mulai gila tuh temen Lo Pin."

Davin hanya mengulas senyum simpul sambil menggelengkan kepalanya melihat aksi Nathan. Seharusnya malam minggu seperti ini ia bisa tidur lebih cepat dan lebih banyak.

Drrt..Drtt

Tangan Davin segera meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Papa Mertua :
Kamu bisa temenin Deeva? Kalau bisa segera hubungi Om.

Begitu selesai membacanya Davin cepat-cepat mendial nomor itu. Tak lama seseorang di seberang sana mengangkatnya lalu menjelaskan kejadian yang baru saja terjadi. Davin pun mengangguk, bangkit, dan bergegas menyambar jaket dan kunci mobil miliknya.

"Eh mau kemana Lo?"

"Ada urusan bentar." Seru Davin yang sudah melenggang keluar dari ruang itu.

"Lho Vin? Mau kemana kamu Nak?" Tanya Rina yang baru saja masuk ke dalam rumah, tangannya membawa dua kantong plastik belanjaan.

"Davin ada urusan bentar Ma, ohiya, di atas ada Regan sama Nathan."

Davin berlari menuju garasi.

Cowok itu kini sudah berada di dalam mobil, menuju alamat yang Bram kirimkan. Mukanya nampak gusar melihat jalanan yang cukup macet. Setelah setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya ia sampai di salah satu perumahan yang semuanya bergaya klasik.

Mata Davin mengedar mencari keberadaan rumah bernomor 29. Sesaat kemudian matanya menangkap rumah dengan pagar putih sebatas dada, di dalam halamannya yang luas terdapat satu mobil yang cukup familiar.

Usai memarkirkan mobilnya, Davin pun segera turun, ditatapnya gadis yang tengah menyender pada mobil itu lama, sebelum akhirnya ia mendekat dan ...

Grep.

Davin memeluk Deeva erat.

Deg.

Deeva mematung di tempatnya, terkejut, dan tak tahu harus melakukan apa. Sebab pelukan itu terlalu mendadak, namun membuat Deeva begitu merasa nyaman, sehingga perlahan ia mulai melupakan apa yang baru saja terjadi di ruang makan.

SBBS #1 | Lengkap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang