10 : Suara Hujan

509 44 0
                                    

Kau tahu? Suara hujan itu memilukan bagi orang-orang yang kehilangan kasih sayang.

-Deeva Anastasia-

Kamu pernah terjebak hujan bersama seseorang yang kamu suka? Davin pernah. Sore ini Davin terjebak hujan bersama Deeva di depan sebuah ruko di pinggir jalan. Davin tersenyum sambil sesekali melirik cewek yang berada di sampingnya. Sementara si cewek, tak sekalipun ia melirik cowok di sebelahnya, ia fokus menatap jalanan yang cenderung lengang. Dalam hati davin tak henti-hentinya mengucap syukur karena usahanya memaksa Deeva untuk pulang bersama tak sia-sia. Kini Davin bisa berlama-lama bersama dengan Deeva.

Tiga puluh menit yang lalu...

Davin berdiri di samping motornya tepat di sebelah utara gerbang SMA Batavia. Cowok itu menanti harap-harap cemas, takut kalau-kalau gadis itu sudah pulang lebih dulu dijemput oleh supirnya. Tapi, Davin yakin ia sudah memeriksa dengan jelas jadwal jam tambahan kelas dua belas hari ini, kelas 12 IPS 3 mendapat mata pelajaran tambahan bahasa Indonesia sampai pukul empat sore.

Tin...tin...

Richo mengklakson Davin, "Duluan ya."

Davin hanya mengangkat jari jempolnya kemudian geleng-geleng kepala mengingat kelasnya sudah pulang satu setengah jam yang lalu tapi Richo baru pulang pukul empat setelah menunggui pacarnya jam tambahan.

Dasar bucin. Mau-maunya nungguin cewek sampe satu setengah jam.

"Ehh tunggu. Bukannya gue juga udah nungguin Deeva satu setengah jam?"

Betul. Davin sudah menunggu Deeva selama itu. Dan selama itu Davin tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya, paling-paling saat kakinya capek ia akan duduk di jok motornya dan ketika pantatnya yang capek ia akan kembali berdiri di samping motornya. Padahal hari Rabu seharusnya Davin sudah pulang cepat dan sudah menikmati secuil tidur siang sebelum nantinya ia pergi ke tempat bimbel.

Lagi-lagi demi pulang barsama seorang Deeva Anastasia.

Hidup itu lucu ya, seseorang terkadang suka mengata-ngatai tindakan bodoh orang lain, tapi dirinya sendiri pun melakukan tindakan yang serupa. Davin juga demikian, menyebut Richo bucin, padahal dirinya lebih bucin daripada Richo.

Richo masih normal, menunggui seseorang sampai lebih dari satu jam hanya demi pulang bersama, toh orang yang Richo tunggu adalah pacarnya. Sementara Davin? Bahkan beberapa waktu lalu Deeva mengatakan mereka tidak saling kenal.

Ahh.. masa bodo.

Mata Davin berbinar bahagia melihat cewek yang ditunggu akhirnya keluar dari gerbang sekolah juga. Rambut cewek itu tertiup angin sehingga membuatnya bak seorang model shampoo yang ada di iklan yang sering Davin lihat. Deeva berjalan semakin mendekat ke arah Davin.

"Selamat sore Deeva Anastasia."

Deeva melewati Davin begitu saja.

"Eitss... eitss... tunggu tunggu tunggu." Davin menarik lengan Deeva.

Yang otomatis membuat Deeva mundur beberapa langkah.

"Lepas."

"Ayo pulang bareng."

Dengan malas Deeva menatap cowok yang mencekalnya.

SBBS #1 | Lengkap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang