🐿Nineteen, Alois Trancy

384 50 2
                                    

Alois Trancy namanya. Bangsawan termuda yang menjadi kepala keluarga setelah Ciel. Kedudukannya tidak jauh berbeda dengan panutannya itu. Dengan rupanya yang menawan, tidak sedikit orang jatuh terhadap pesona seorang anak laki-laki yang menginjak usia remaja itu.

Apalagi ketika sedang ada kunjungan ke rakyat yang berada di bawah naungan nama bangsawannya.

"Aku lelah. Ambilkan tandu untukku." Suaranya cukup menggema di ruang tengah kediamannya yang luas.

Tiga pelayan kembar laki-laki mendatanginya dengan kursi tandu yang baru ia minta, mengangkut tuan mereka dan membawanya ke arah kamar lantai dua. Benar-benar seperti raja.

Rambutnya yang rapi, ia rusak dengan menggelengkan kuat kepalanya.

"Ah. Rasanya kepalaku mau pecah. Kenapa tua Bangka itu tidak menyerahkan segala urusannya pada tangan kanannya, ia bahkan menulis kepada sang ratu tentang dirinya yang memegang kendali atas wilayah Trancy. Betapa mandirinya daddy-ku," ejek Alois dengan dagu bertumpu di tangan kirinya, tengah mengawang.

Ia sampai di kamar. Di turunkan perlahan oleh pelayan kembar dan didudukkan di ranjang. Hannah datang di belakang mereka, menyusul sambil membawa wadah berisi air hangat dengan kain lembut di sana. Berlutut di depan Alois yang hanya duduk menatapnya diam.

Kaki Alois kini telanjang setelah dibukakan sepatunya oleh Hannah. Menyeka dan membasuh kaki tuannya dengan air hangat.

"Yah..., setidaknya bagus. Aku bisa terbebas dari si tua tanpa harus melayaninya yang penuh nafsu itu. Ciel membunuhnya di saat aku tengah sekarang seakan melakukannya untukku. Bukankah itu romantis, Hannah?" Ia selalu berkata hal yang sama, mengagungkan tuan dari iblis pelayan yang lain. Menganggapnya penyelamat ketika mendapatkan kabar bahwa Trancy, kepala keluarga terdahulu dikabarkan meninggal. Beberapa orang mendatanginya dan membicarakan bahwa Alois akan menjadi kepala keluarga selanjutnya sebab Trancy tidak memiliki keturunan dan istri.

Hanya Alois yang sering dibawanya berkeliling ketika kunjungan kebangsawanan. Menunjukkan sikap romantis bak ayah dan anak, padahal jika ada yang melihat dengan teliti, pria tua itu sangatlah mesum. Ia biseksual dan pedofilia. Entah berapa anak yang berakhir bunuh diri di tangannya.

Alois salah satu mainan yang dianggapnya paling indah. Fisik yang dimilikinya memang terlalu sayang untuk dilewatkan.

"Ayo! Mengeranglah, menangislah, menyatu bersamaku!" Suara leguhan dan dapas tak beraturan dari keduanya sungguh menjijikan untuk sebagian makhluk hidup termasuk Claude yang baru saja mengambil kontrak dengan Alois beberapa jam lalu.

Di langit-langit, sebagai laba-laba ia mengawasi. Alois dengan napas memburu dan tatapan kebencian pada Trancy yang memasuki satu-satunya lubang yang ia miliki sebagai laki-laki. Sialan!

Teman-temannya tidak ada yang bertahan lama bermain bersama pria ini. Alois sendiri tidak akan bertahan lama jika saja ia tadi tidak ditawari kontrak oleh Claude.

Mendadak pria itu menjauh darinya dan berhenti.

Sudah selesai ternyata. Ia bisa rasakan perihnya bagian belakang disertai tetesan cairan lengket nan hangat.

Ah! Sepertinya ia akan diobati Hannah lagi. Pelayan milik Trancy. Betapa memalukannya harus bertelanjang lagi di hadapan wanita itu.

"Aku akan kembali lagi setelah mengunjungi Earl Phantomhive. Tunggu aku," pamitnya sambil mengusap pipi Trancy yang kelelahan.

Alois tersentak kala kakinya dirasa tengah dipijat halus. Memori lama di rumah ini cukup kuat ternyata. Lalu, tidak ada jawaban dari perempuan dengan perban masih melekat di sebelah matanya. Luka itu karena Alois.

Devil: Hatred (Kuroshitsuji FF) ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang