🐿Twenty Two, Plan Realization

293 47 30
                                    

"Bagaimana dengan rencana yang Tuan bicarakan hari itu?"

"Ditunda," putusnya.

Sebastian tengah menyusun pekerjaan Ciel yang menumpuk, lagi-lagi karena gelar bangsawan dan Anjing Penjaga sang Ratu yang melekat padanya dan Sebastian.

Belakangan ini juga dirinya cukup terkejut atas beberapa perpindahan penduduk dari wilayah bangsawan lain menuju wilayah kekuasaan Earl Phantomhive. Kebanyakan beralasan tidak mampu lagi berada di sana karena pemerintah yang mereka jalani tidak cocok dan terlalu kasar.

Ciel mengurut batang hidungnya. Bukan satu-dua orang yang ingin beralih kepadanya, tapi lebih dari belasan kepala keluarga. Satu saja isinya bisa dua hingga hampir 10 orang. Bayangkan belasan keluarga.

"Jika diterima semuanya, populasi akan membludak nantinya di sini. Bagaimana menurutmu?" Ciel meminta pendapat satu-satunya ajudan yang ia miliki, siapa lagi kalau bukan butler-nya.

"Saya sependapat Tuan. Akan lebih baik jika mereka kembali pada daerah asal, jangan ada yang disetujui sebab akan menimbulkan fitnah kalau Tuan mendiskriminasi. Juga mungkin nanti akan ada sedikit masalah, atau sudah terjadi," komentar Sebastian dengan akhir kalimat berbisik.

Ciel berhenti menulis, "Kau bilang sesuatu setelah 'diskriminasi' ?"

"Tidak Tuan."

Ciel kembali fokus mencoret-coret penanya di kertas lain.

Pilihan bijak sebenarnya untuk memasukan beberapa saja dari permintaan yang ingin pindah, tapi terlalu tidak adil untuk mereka. Biarlah kawasan Earl Phantomhive dirumorkan sebagai daerah minim penduduk tapi paling sejahtera dibanding harus mencoreng sistem yang sudah Ciel dan Sebastian bangun setelah hancurnya keluarga tuannya ini akibat kemungkinan kericuhan yang akan terjadi karena tidak adil jika yang pindah sebagian.

Sebastian sudah memperhitungkan itu.

"Baiklah." Penanya ia gerakkan dengan luwes menghasilkan noda panjang bergurat. Tanda tangannya.

"Serahkan pada bawahan ratu, aku tidak mengizinkan para imigran itu kemarin kecuali hanya untuk berlibur." Ciel tidak membatasi mereka jika kemari hanya untuk mencari suasana baru selama liburan. Justru bagus banyak yang berkunjung ke kawasannya. Menambah penghasilan penduduk yang memiliki tempat penyewaan kamar, tempat wisata, dan makanan serta buah tangan khas dari kekuasaan Earl Phantomhive.

Sebastian menghela napas pelan sampai tidak Ciel sadar akan hal itu. "Baik Tuan." Kertasnya sementara ia sakui di dalam pakaiannya pelayannya. Akan ia serahkan nanti.

"Omong-omong, bagaimana keadaan Rei terakhir kali kauperiksa, Sebastian?" Ciel akan beristirahat dulu sambil mengobrol dengan pelayannya yang sigap memberikan cemilan tengah hari dengan teh.

"Saya lihat Nona masih merawat tuan Rei dengan baik. Walau bantuan untuk mengganti pakaiannya ditolak oleh tuan Rei dengan alasan malu." Secara transparan, Sebastian membeberkan apa yang ia dengar terakhir kali setelah memeriksa cepat ke mansion dengan kekuatan iblisnya untuk berteleportasi.

Tegukan Ciel terhenti. "Kenapa harus diganti pakaiannya?"

Mohon maafkan Ciel. Remaja ini mana tahu soal cara mengurus rumah dan penghuninya. Jadi yang ia tahu hanya diberi obat dan sembuh. Tidak ada acara merawat, menggantikan pakaian ketika basah oleh keringat akibat demam, dan sebagainya.

Tidak heran juga kalau Ciel bahkan tidak bisa mengikat sepatunya yang selalu kelihatan rapi. Padahal mudah. Ciel kalau diibaratkan mungkin seperti spongebob.

Oops! Kalau saja kalian paham episode mana yang dimaksud.

"Tuan Rei berkeringat. Jadi perlu diganti pakaiannya." Sebastian sih tidak heran. Di oatak kecil sulung Phantomhive hanya ada tugas, strategi untuk perusahaan, dan balas dendam.

Devil: Hatred (Kuroshitsuji FF) ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang