Rei khawatir dengan kepergian dua pelayannya yang tiba-tiba bahkan meninggalkan pelayan lain untuk dirinya dan sang kakak, Ciel. Rasa yang sekarang membuat Rei tak nyaman bukannya hadir tanpa alasan, melainkan oleh lama waktu mereka tidak ada.
Ini sudah hampir satu minggu dan belum ada tanda-tanda. Meski begitu kebutuhannya dan pelayanan yang pelayan-pelayan ini berikan sudah hampir sama dengan pelayanan yang Sebastian juga Alexa beri.
Hanya saja Rei tidak merasa sedekat itu.
Manusia memang sering membawa emosi dalam hal apapun seperti.
Perbedaan juga dirasakan oleh Ciel, tapi bukan dalam tafsiran buruk. Ia suka ketenangan yang pelayan barunya beri, mengerjakan tugas dengan tepat dan teliti, ditambah tanpa adanya sindiran yang muncul seperti ketika Sebastian melayaninya.
Ya begitulah.
Cukup baik, menurutnya.
Ciel meyakinkan dirinya.
"Sulit juga." Melelahkan untuk berpura-pura.
"Separah apa pembuangan itu?"
Pertanyaan terus terlontar dari bisikan bibirnya. Terserahlah akan selama apapun semoga mereka baik-baik saja, karena, "—tugas kalian semua belum selesai."
Ciel mendengus kemudian kembali fokus pada pekerjaanya yang ia terpaksa tetap harus dibawa ke rumah sebab mencegah adanya hal yang tidak diinginkan terjadi pada Ciel. Misalnya saja dibunuh di jalan.
Pelayannya yang saat ini tak akan mampu melawan beberapa orang.
Okhom!
Maksud saya beberapa makhluk lain. Mungkin saja iblis, atau lebih sulit lagi malaikat mautnya.
****
Rasa membakar semakin kuat di tangannya yang terluka menimbulkan ringisan. Sisi manusianya ternyata masih kuat dilihat dari bagaimana ia masih merasa kesakitan sama seperti dirinya masih kecil dulu.
Sudah berapa puluh tahun, ya?
Alexa mulai merasa dedaunan kering yang ia tiduri mulai menghilang menjadi sesuatu yang rata dan empuk. Apa ini berubah menjadi kasur empuk?
Atau, malah dirinya sudah berada di tempat yang berbeda. Suara kicauan burung, angin yang berhembus hilang dalam sekejap setelah dirinya merintih.
Apa yang sebenarnya akan terjadi?
Kenapa sunyi sekali?
Satu pertanyaan lagi. Mana sang senior?
Suaranya hilang.
"— Tuhan memberikan pilihan, dengan ini Alexa meminta untuk dijadikan seutuhnya iblis, bersedia menarik manusia ke dalam godaannya untuk menjadi salah satu penghuni neraka abadi bersama. Dengan pembayaran yang setimpal dengan menghapus nikmat yang pernah ia rasakan sebagai manusia serta menghilangkan sisi ters—"
Suara yang terdengar tiba-tiba membuat Alexa terkejut sehingga membuka matanya memperlihatkan dirinya yang terbaring dipertontonkan beberapa wujud termasuk Sebastian yang berdiri cukup jauh dari arah kiri.
Alexa ingin melihat ke arah lain sebelum sesuatu terjadi, namun terlambat. Sebastian sudah berdiri di atasnya memegang dengan satu tangan sebuah salib terbalik dengan ujung runcing.
—!
Dirinya terbelalak melihat ayunan tangan yang selama ini selalu menjahili juga merawatnya beberapa kali memgantarkan benda berkilau itu ke arah dada kirinya.
Ini—
"AKH!"
—sangat menyakitkan.
Lebih parah lagi, setelah rasa sakit itu seluruh indranya seperti ikut merasakan hal yang sama termasuk matanya yang kembali buram dan telinganya yang berdenging kuat. Saat ini ia menjerit pun tidak terdengar suaranya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/101414474-288-k789989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil: Hatred (Kuroshitsuji FF) ✔️ END
Fiksi PenggemarSUDAH LENGKAP "Sesama pelayan, tidak harus saling mengintimidasi, bukan?" Alexa setuju dengan pernyataan tersebut, tapi pernyataan kedua ia tolak mentah - mentah. "Termasuk saling mencumbu." Pemikiran cabul hanya dimiliki oleh senior iblisnya, Sebas...