Hello! Bentar lagi ending, nih!
Gue up hari ini sebab emang pengen selesai cepet dan khawatirnya besok-besok lama lagi update. Kurang dari 5 hari lagi udah masuk dan belakangan ini gue sakit.
So, hope u enjoy.
***
"Ada apa ini?" Pemimpin desa itu menahan laju kuda yang ditunggangi sekitar dua puluh orang menuju ke pusat wilayah Earl Phantomhive, tepatnya kediaman sang bangsawan yang memimpin saat ini. Kurang dari lima medit lalu, ia mendapatkan laporan ada banyak orang yang memacu kuda menuju kemari dari jauh. Di pikiran sang penjaga di sana yang memantau, mereka adalah orang-orang yang berniat imigrasi dari tempat asal tanpa surat perintah.
Sebabnya penjaga luar wilayah tidak mendapat kabar dari Ciel maupun Sebastian akan datangnya mereka. Atas dasar itu sudah pasti ini ilegal.
Kedatangan mereka bahkan tidak diundang warga desa biasa. Jumlahnya terlalu banyak.
Belum sempat mau lebih jauh, sebuah pedang teracung padanya dari mereka. Pemimpin desa terkejut. Untungnya refleksnya bagus dengan segera menyingkir dari sana.
"Tahan mereka," titahnya pada orang-orang di belakang pria itu. tak lama lebih banyak lagi pria hadir menyekap penduduk desa. Beberapa orang sudah mencoba melawan dengan tangan kosong sebab tidak ada persiapan sama sekali dengan hadirnya penyusup ini, tapi tentu kalah dengan ancaman pedang yang menggores ujung leher.
Orang-orang yang sempat kabur secepat mungkin menuju kediaman tuan mereka. Nahas, belum sampai pelataran, sudah ditusuk panah dari jauh.
Mereka tidak tahu saja kalau dari atas seseorang mengawasi kehancuran yang terjadi di daerah kekuasaannya. Tidak berniat menolong, justru dirinya tampak tak acuh dengan hal tersebut, hingga berbalik menatap Ciel yang sudah terlelap di meja kerjanya.
Itu ulah Alexa yang sengaja menaruh obat tidur di gelas the lemonade tuannya. Untung saja Alexa tidak harus melakukan hal yang sama pada Rei. Anak itu dengan alami terlelap akibat kelelahan belajar. Seluruh isi rumah sepenuhnya hanya Alexa yang berada pada kesadaran level tertinggi untuk menerima tamu tak diundang.
Orang yang tidak sopannya sudah berada di depan pintu ruangan Ciel saat ini dengan gaya memuakan menurut Alexa.
"Tuan, tidakkah Anda merasa takut karena tidak memiliki pelindung di sisi Anda?" tanya Alexa tenang. Mendekati Alois supaya tidak masuk lebih jauh ke dalam ruangan yang terisi Ciel.
"Untuk apa aku takut terhadap gadis sepertimu?" angkuh Alois, mencoba memaksa masuk, tapi tidak bisa sebab ditahan Alexa.
Ia tidak mau kakaknya sampai disentuh manusia seperti Alois. Kubangan dosa pemuda ini terlalu dalam sehingga tidak bisa dibiarkan mendekati sang kakak yang sedikit lebih baik. Ciel masih agak lebih dangkal dari Alois.
"Tidakkah kau sadar," tutur Alexa menatap jenaka pada Alois yang kini sama tinggi dengannya. "Sejak awal, kau sendirian, Tuan."
Tidak mengerti, Alois mengerutkan dahi.
Belum sempat bertanya lebih lanjut, Alexa mendorong bahu Alois, membuat mundur pemuda dengan pakaian gadis dan membalikkan tubuh tersebut menghadap tepat di belakang mereka. Orang-orang yang tadi melawan untuk masuk, dengan pakaian sederhana bersama cipratan darah di sana melihat pada Alois dan Alexa.
"Hannah itu, hanya memanfaatkanmu," bisiknya membuat pandangan Alois tertuju pada satu pemuda yang wajahnya mirip maid yang lenyap beberapa waktu lalu. "Ajudan ratu itu mengincarku."
Fakta ini tentu akan mengejutkan Alois. Bisa ia rasakan di kedua bahu ringkih ini, ada sentakan kecil. Cukup kasihan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi kalau kenyataannya Alois sedari dulu adalah sasaran empuk untuk menjadi batu loncatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/101414474-288-k789989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil: Hatred (Kuroshitsuji FF) ✔️ END
Fiksi PenggemarSUDAH LENGKAP "Sesama pelayan, tidak harus saling mengintimidasi, bukan?" Alexa setuju dengan pernyataan tersebut, tapi pernyataan kedua ia tolak mentah - mentah. "Termasuk saling mencumbu." Pemikiran cabul hanya dimiliki oleh senior iblisnya, Sebas...