🐿Twenty One, Maid Fooled

316 48 11
                                    

Hal yang tidak dapat Claude sembunyikan seutuhnya hanyalah soal keadaan mansion Phantomhive. Diisi dengan dua pelayan dan dua tuan rumah. Tidak ada yang spesial seharusnya dari pernyataan yang baru saja diutarakannya pada Alois kalau saja ia merasa ada orang lain di sana?

"Adiknya itu juga memiliki iblis?" tanya Alois agak terkejut.

Ia sudah tahu perihal Rei. Dirinya cukup senang kala melihat bahwa akan semakin menyenangkan dengan dua Phantomhive ketimbang satu saja. Mengimbangi Ciel yang dingin. Rei tidak begitu hangat, tapi setidaknya ia lebih ekspresif. Begitu yang Claude deskripsikan untuknya.

"Saya melihatnya begitu. Perempuan itu-"

Alois berdiri. "PEREMPUAN?!"

Sudahkah ada yang tahu bahwa selain Hannah, Alois tidak dapat terlalu lama bergaul dengan perempuan.

Alasan itu juga yang membuatnya melakukan hal aneh seperti berpakaian layaknya perempuan. Bukankah yang seperti ini akan mudah didekati laki-laki?

Para perempuan bangsawan yang akan mendekati Alois biasanya mundur perlahan ketika beberapa laki-laki bangsawan tertarik dengan Alois versi feminis itu. Bukan hanya rupanya, bawaan yang ia bahas selalu cocok dengan topik para pria.

Tentu saja, ia 'kan aslinya laki-laki, terlebih pemimpin keluarga Trancy yang terpaksa menelan bulat-bulat berita politik dan mengeluarkan output berupa putusan untuk kesejahteraan rakyat.

Claude sendiri sudah kebal dengan suara menggelegar Alois hanya berkedip.

"Apakah ia cantik?"

Hanya saja kadang ia tidak mengerti. Jika tidak tertarik pada gadis-gadis kenapa menanyakan ini?

Dengan jujur Claude membalas dengan singkat. "Iya."

"Ia tampak menarik?"

"Cukup bisa dikatakan begitu." Claude mengakui. Iblis sepertinya juga untuk apa berbohong. Dosa adalah jati dirinya, sehingga malas juga menimbun hal yang sudah ia tabung dari awal diciptakan. Kelancangan juga sudah kebiasaannya.

"Siapa dia?"

Claude menggeleng. Mana ia tahu. Baru bertemu sekali dan Sebastian juga seperti memancing juga menutup-nutupi. Sialnya Claude juga jadi penasaran karena lebih dari dua aura yang ia lihat kemarin, eksistensi gadis itu tampak seperti seseorang yang dikabarkan baru-baru ini, diburu dan meninggal.

Claude justru tidak merasa takut kala berhadapan langsung dengan pembunuh itu yang kini tengah menjadi tuannya. Lebih dari yang diketahui, bocah yang bermain-main dan sering bertingkah bodoh ini sangatlah menyeramkan.

Alois itu kejam.

Maka Phantomhive juga seharusnya lawan yang setara.

****

Selama di dapur bersama Hannah sementara ketiga pelayan lain mengurusi Alois yang ingin dimandikan hari ini, Claude hanya berkutat dengan piring-piring basah untuk mengeringkan keramik itu dengan lap tangannya. Ia sedang malas menggunakan kekuatan.

Selain itu, Hannah tampak ingin berbicara sesuatu dengannya. Tampak penting.

Mereka belum membuka mulut bahkan ketika puluhan piring yang entah kenapa semuanya kotor itu sudah selesai ia keringkan. Tuan mereka hanya satu, tapi dengan ulahnya puluhan piring kotor.

"Alexa ...."

Claude menghentikan langkahnya dengan belasan piring di tangan.

Apa yang tengah dibicarakannya?

Nama siapa itu?

Hannah berbalik. "Gadis itu ... mungkinkah Tuan bertemu dengannya?"

Gadis? Claude menyeringai akhirnya mengetahui sedikit identitas yang Sebastian coba sembunyikan.

Devil: Hatred (Kuroshitsuji FF) ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang