𝟯𝟲.

937 141 19
                                    


Dua minggu telah berlalu. Y/n terlalu sibuk bergulat dengan buku-bukunya sampai ia melupakan segalanya. Bahkan, ia pun sampai melupakan fakta bahwa dirinya adalah seorang pelahap maut, parah sekali bukan? Jika salah satu fakta dirinya saja sudah terlupakan, maka soal Adrian pun ia sudah tidak ingat.

Y/n tidak tau kapan ia harus melaksanakan tugas dari Dark Lord, tetapi sejauh ini Dark Mark nya tidak terasa sakit. Kata father-nya jika Dark Mark nya terasa perih, itu tandanya Dark Lord sedang memanggilnya untuk rapat.

Sekarang, Y/n baru saja meminjam buku dari perpustakaan. Ia tidak terlalu memerhatikan jalan karena terlalu fokus pada buku yang baru saja dipinjamnya.

Brukkk!

"Aduh! Dimana matamu?!" teriak seorang laki-laki.

"Kau yang tidak melihat jalan!" elak Y/n.

Y/n memungut bukunya yang jatuh lalu mendongak.

"Y/n.."

"Adrian..."

"Maafkan aku telah membentakmu," ucap Adrian memalingkan mukanya.

"Ah! Tidak apa, aku yang salah karena terlalu fokus membaca bukuku," ucap Y/n.

"Baiklah, boleh aku permisi? Aku ada urusan sebentar" pinta Adrian.

"Oh, silahkan!" ucap Y/n dengan nada ceria.

"Inilah saatnya, oke tidak apa tanpa Paula." Batin Y/n.

Adrian tersenyum pada Y/n sebelum ia melangkahkan kakinya pergi. Setelah punggung Adrian mulai menjauh Y/n mengikutinya secara diam-diam.

Adrian membelokkan badannya pada tikungan didepan sana. Y/n buru-buru berlari agar tidak kehilangan jejak Adrian.

Terlihat Adrian berjalan menuju Menara Astronomi. Y/n semakin penasaran apa urusan yang dimaksud Adrian? Apakah Adrian selingkuh dari Y/n? Masalahnya kebanyakan siswa menggunakan Menara Astronomi untuk bercinta atau menemui pasangannya.

Y/n memelankan langkah kakinya ketika Adrian menaiki tangga Menara Astronomi. Setelah punggung Adrian menghilang dari pandangan Y/n, dengan lambat Y/n menaiki anak-anak tangga. Tidak ada suara apapun dari atas sana. Y/n semakin penasaran, apa yang dilakukan Adrian?

Sekarang, Y/n telah sampai di Menara Astronomi. Ia melihat Adrian sedang berdiri menghadap luar pagar Menara Astronomi, sepertinya dengan pandangan kosong.

"Tuhan, bagaimana caraku memberitahunya?" gumam Adrian tapi masih terdengar oleh Y/n.

"Memberitahu siapa?" tanya Y/n. Mulutnya terbuka dan melontarkan pertanyaan itu dengan tiba-tiba.

Adrian menoleh dengan wajah terkejut.

"Kau bilang kau ada urusan." Lanjut Y/n berjalan mendekati Adrian dengan buku yang masih dibawanya menggantung di tangan kanannya.

"Y/n..."

"Apa? Kau ingin memberitahu apa? Ke siapa?" tanya Y/n bertubi-tubi.

"Ak-aku bingung Adrian, aku bingung dengan sikapmu. Mengapa kau menjauhiku?"

"Aku tidak—"

"Ya, kau menjauhiku." Potong Y/n.

"Y/n dengarkan aku!" mohon Adrian.

"Ya! Tentu saja, aku akan mendengarkan. Kau ingin aku mendengarkan apa, hm?" tanya Y/n.

"Ak-aku... Kumohon jangan marah," pinta Adrian.

"Kau tadi ingin memberi tahu apa? Ke siapa?" tanya Y/n lagi.

"Kau, siapa lagi?" jawab Adrian.

"Okay, sekarang hal apa yang ingin kau beri tahu kepadaku?"

UR SMILE ; a. puceyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang